Ditakol Teas Dicabak Emoy Diambuan Bau, Yang Tahu Jawab di Kolom Komentar
Kata-kata ini sering dilontarkan anak-anak di kampung khusunya di Jawa Barat, ini sebagai simbol kehangatan dalam berteman atau persahabatan dengan khas Tatatrucingan. Tataruncingan atau- tetab-tebakan dari susunan kata-kata yang mengandung pertanyaan yang samar dan jawaban yang pasti (betul). Kebayang kan kalau pertanyaan samar tapi harus dijawab betul dan akurat.
Itulah permainan kampung yang mengasah logika dan nalar, tanpa disadari kita waktu kecil terutama di Daerah Jawa Barat yang mengalami permainan kata ini, bisa dikatakan kita telah mengenal disiplin ilmu bahasa atau kesusastraan dan simiotika.
Bagai mana tida, coba bayangkan di takol keras dicabak emoy diamuan bau (dipukul keras di sentuh lembut dicium bau) kira-kira begitu Bahasa Indonesianya. Hampir seratus persen jawabannya sama, yang tahu silahkan komentar hehe.
Dalam kehidupan yang asri dan damai serta penuh dengan kehangatan suasanya pedesaan, sepertinya kini hampir saja hilang tergerus kedalam dunia modernisasi dan digitalisasi yang begitu cepat melaju seperti ultra sonik.
Ada beberapa tatatrucingan jaman dulu seperti:
1. Hayam rintit nonggeng ka langit?
2. Tangkal tungkul lesang?
3. Indungna diusapan anaknya ditincakan?
4. Awakna ditincak behengna di cekek?
Dari mulai jenis tataruncingan sasatoan, tatangkalan, bubuahan, dan sebagainya.
Nah, apakah ada yang suka tataruncingan waktu kecil?
Yuk kita viralkan lagi permainan tradisional yang menyehatkan nalar dan logika ini.
Oh iya tadi saya katakan bahwa ini merupakan permainan yang berhubungan dengan simiotika.
Apa iya ya ada hubungannya dengan ilmu simiotika?