Mohon tunggu...
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial)
Aa RuslanSutisna (Mata Sosial) Mohon Tunggu... Wiraswasta - Simple

Simple dan enjoy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Odet Seekor Kucing yang Akan Jadi Saksi di Akherat Kelak

4 April 2022   09:58 Diperbarui: 4 April 2022   10:08 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi Mata Sosial Odet Panggilan Kucing

Odet Seekor Kucing Yang Akan Jadi Saksi di Akherat Kelak

Rasa benci dan pilih kasih yang lahir dari fitnah terus menyelimuti hati yang beku dan tak tersentuh Hidayah Allah Subhanhu wa ta'ala. Padahal jika Hidayah itu datang pada hati yang penuh benci dan fitnah, niscaya Allah akan memberikan pemahaman, akan memberikan pencerahan, akan menerangi yang gelap, dari tidak tahu akan menjadi tahu, dari yang tidak faham akan menjadi faham, dari yang tidak mengerti akan menjadi mengerti, Karena Allah Maha Kuasa dan Maha Segalanya, tidak ada hal yang mustahil semua bisa terjadi jika Allah berkehendak.

Lalu pertanyaannya kenapa hidayah itu tidak pernah datang?
Jawabannya cuma dua,
Pertama Allah sengaja menutup Pintu Rahmat dan Hidaya-NYA
Yang Kedua, Allah membiarkan seseorang tersesat dengan pola pikir dan nafsunya.

Namun jika sungguh-sungguh memohon ampun dan membuka diri serta hati, Niscaya Allah akan melembutkan hati kita, akan tetapi jika sudah bersungguh-sungguh memohon ampun tapi masih hati masih dikuasi fitnah dajal maka Allah menutup pintu Rahmat dan Hidayah-Nya Nauzubillah Min Zdalik.

Biadabnya hasut dan fitnah telah memutar kan cara berpikir dan nalar serta rasa menjadi sekian derajat. Sungguh bertolak belakang dengan kenyataan layaknya kehidupan yang beragama dan berbudaya.

Sekor Kucing,  sebut saja namanya Odet nama samaran dalam fiksi ini. Odet adalah disukai oleh anak perempuan yang berusia balita.

Sebelumnya Kucing tersebut sudah ada di rumah keluarga itu.

Namun karena hasut dan fitnah, anak perumahan yang tidak tahu apa-apa itu harus menanggung beban psikologis yang sangat berat, pasalnya perlakuan yang diterima oleh orang-orang dirumah tersebut sangat nyata dan nampak serta langsung menjadikan objek verbal terhadap anak perempuan itu.

Sebagi Contoh, jika kucing itu PUP dan atau kencing di sembarang tempat, atau muntah maka protes dengan sikap sinis stadium top lavel tinggi menghujani anak perempuan itu.

Situasi rumah kebencian dan sinisme itu jadi kebiasaan bagi mereka yang terhasut dan korban fitnah anaknya sendiri.

Suatu saat, kakeknya muntah-muntah karena katanya sebal, mual melihat muntahan kucing di dapur.

Entah lah itu sikap beneran atau berpura-pura hanya hatinya dan Allah yang tahu.

Anak perempuan yang masih polos itu langsung menetes air matanya, mungkin bahasa orang dewasa itu tersinggung.

Anak kecil hanya bisa menahan air mata, "Sabar Nak, nanti juga Allah tunjukan sesuatu pada kelaurga ini," kata ayah anak tersebut sambil memeluknya.

Padahal, bukan hanya masalah kotoran kucing saja, setiap hari di pel, dibersihkan rumah tersebut, Tidak hanya Allah yang melihat, tetangga sekitar rumah pun tahu keberadaan itu. Bahkan kucing Odet itu kelak akan menjadi saksi di Akherat.

Tetangga selalu memberi support pada anak kecil itu untuk bersabar dan bersabar serta tetap berprasangka baik sama siapa pun.

Tiap hari sinisme dan kebencian itu ditebar dalam rumah.
 Depan orang-orang mereka bersikap seolah tak ada kebencian. Sungguh dusta yang diperankan adalah memberi peluang pada api neraka untuk melahapnya kelak. Nauzubillah Min Zdalik.

Hari demi hari terus dilewati dengan tekanan psikologis yang luar biasa, namun anak itu sudah kebal dan punya imun tubuh yang kuat.

Suatu saat Allah buktikan, agar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman, catat ya bagi orang-orang yang beriman.

Jadi bagi yang hatinya dilumuri fitnah dan hasut mungkin tidak berlaku, kecuali hidayah itu ada untuknya.

Salah satu anak yang diagungkan dan di sultankan membawa dan memelihara kucing.
Situasi Rumah pun berubah derastis, jadi gembira dan penuh canda tawa.

Yang tadinya muntah melihat kotoran kucing, Allah Subhanhu wa ta'ala balik sekarang, dia menjadi Babu, ya babu untuk anak itu, tiap hari harus bersihkan kotoran kucing, jemur pasir tempat pup kucing, bahkan mengepel dan membersihkan serta memberikan makan kucing dari salah satunya anak yang disultankan olehnya.

Sontak saja perubahan sikap itu menjadi headline news di lingkungan, tetangga-tetangga merasa kasihan atas sikap pilih kasih dari seorang nahkoda kapal keluarga.

Bukan dapat pujian dari tetangga, melainkan cibiran atas sikapnya yang tidak profesional dan cenderung pilih kasih dengan landasan materi.

Tetanggapun hanya memaklumi dan menyangkan sikap yang tak terpuji itu.

Ini lah kuasa Allah'l Subhanhu wa ta'ala, jika hatinya bersih dari fitnah dan hasut maka mereka akan menyadari Allah Subhanhu wa ta'ala telah memberikan pelajaran berharga.

Tapi sayang Pelajaran Allah itu adalah untuk orang-orang yang beriman bukan untuk yang pendengki, dendam hasut dan fitnah.

Biadab dan sadis serta kejam memang yang menghembuskan fitnah dan hasut Hasad yang dahsyat kepada orangtuanya.

Hingga orang tua terjebak dan tertutup Hidaya-NYA. Nauzubillah Min Zdalik.

Padahal kalau mereka sadar, orang tua anak perempuan yang balita itu lah yang telah mengangkat martabat keluarga.

Namun Fitnah dan hasut dari anak-anak lainnya lebih menguasai hati orang tua yang tertutup Hidaya-NYA, maka dunia akan terbalik.

Ikuti terus kisah Fiksi selanjutnya.
Ini bagian kedua dari kisah fiksi yang pertama.

Bersambung
Nantikan kisah fiksi yang ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun