Suatu saat, kakeknya muntah-muntah karena katanya sebal, mual melihat muntahan kucing di dapur.
Entah lah itu sikap beneran atau berpura-pura hanya hatinya dan Allah yang tahu.
Anak perempuan yang masih polos itu langsung menetes air matanya, mungkin bahasa orang dewasa itu tersinggung.
Anak kecil hanya bisa menahan air mata, "Sabar Nak, nanti juga Allah tunjukan sesuatu pada kelaurga ini," kata ayah anak tersebut sambil memeluknya.
Padahal, bukan hanya masalah kotoran kucing saja, setiap hari di pel, dibersihkan rumah tersebut, Tidak hanya Allah yang melihat, tetangga sekitar rumah pun tahu keberadaan itu. Bahkan kucing Odet itu kelak akan menjadi saksi di Akherat.
Tetangga selalu memberi support pada anak kecil itu untuk bersabar dan bersabar serta tetap berprasangka baik sama siapa pun.
Tiap hari sinisme dan kebencian itu ditebar dalam rumah.
 Depan orang-orang mereka bersikap seolah tak ada kebencian. Sungguh dusta yang diperankan adalah memberi peluang pada api neraka untuk melahapnya kelak. Nauzubillah Min Zdalik.
Hari demi hari terus dilewati dengan tekanan psikologis yang luar biasa, namun anak itu sudah kebal dan punya imun tubuh yang kuat.
Suatu saat Allah buktikan, agar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman, catat ya bagi orang-orang yang beriman.
Jadi bagi yang hatinya dilumuri fitnah dan hasut mungkin tidak berlaku, kecuali hidayah itu ada untuknya.
Salah satu anak yang diagungkan dan di sultankan membawa dan memelihara kucing.
Situasi Rumah pun berubah derastis, jadi gembira dan penuh canda tawa.