Mohon tunggu...
AA Diah Indrayani
AA Diah Indrayani Mohon Tunggu... Dosen - write with love

beginner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Surga dalam Neraka

29 Januari 2022   16:18 Diperbarui: 29 Januari 2022   16:25 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kelahiran sorga artinya dalam hidup ini kita menjadi orang yang beruntung dan bahagia. Kelahiran neraka artinya dalam hidup ini kita akan menderita dan mendapatkan banyak kesulitan. Penderitaan itu sangat banyak jenisnya, misalnya : karena sakit yang tidak dapat disembuhkan, penghiyanatan, kebencian, dendam, iri hati, sakit hati, dan kemarahan yang tak terkendali adalah bentuk neraka dunia ini.

Gambaran neraka yang begitu kejam tampaknya muncul ketika peradaban masih rendah dan kesadaran moral juga baru tumbuh, ketika itu manusia dipaksa untuk berbuat baik karena perbuatan buruk akan mendatangkan pembalasa yang sangat kejam. Dasarnya adalah rasa takut akan hukuman yang berlipat ganda. Ketika paradadaban sudah lebih maju dan kesadarn moral sudah lebih tinggi, manusia berbuat baik karena menyadari sepenuhnya perbuatan buruk atau perbuatan jahat, akan membawa penderitaan bagi orang lain. Dasarnya adalah cinta dan hormat terhadap hidup orang lain.

Menurut Dr. Franz Dhahler seorang rohaniawan katolik mengatakan istilah tradisional dan sedikit usang itu membawa gambaran yang tidak memuaskan sama sekali, karena berdasar kepada ajaran agama yang tidak dewasa, seakan-akan ditujukan kepada anak-anak kecil. Terbayang dalam benak kita semacam bangsal surgawi diatas langit, dimana kita bernyanyi dan terus memandang Tuhan yang berpakian cemerlang.

Neraka adalah tempat dimana manusia tidak bisa mencintai lagi, perang adalah neraka. Untuk menuju neraka amatlah mudah, bahkan kita ditawarkan dan dihadapkan kepada suatu kemewahan, keindahan, kesenagan, dan kepuasan pribadi dalam pencapaianya, namun sudah apasti biau yang pahit dan berdurilah nanti yang akankita peroleh. Demikianlah beberapa difinisi tentang hakiakat neraka menurut beberapa sumber.

2.3 Baik dan Buruk 

Baik dan buruk pada hakekatnya merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, kita mengetahui hal itu baik apabila kita mengetahui unsur yang buruk terlebih dahulu, suatu hal dikatakan baik apabila ada hal yang disebut buruk. Baik atau kebaikan dan buruk atau keburukan pada hakekatnya merupakan suatu unsur yang membuat dunia ini menjadi hidup dan seimbang.

Dunia tidak akan dapat berjalan atau dunia tidak akan dapat seimbang apabila hanya kebaikan saja yang ada didunia ini. Maka mungkin saja kebaikan itu tidak akan pernah dianggap ada tanpa adanya hal yang disebut keburukan. Begitu juga sebaliknya dunia akan hancur apabila keburukan yang mengusai dunia ini tanpa adanya hal yang disebut dengan kebaikan. Oleh karena itulah antara kebaikan dan keburukan kerap kali dikatakan sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan suatu kesatuan.

Kalau ditanyakan secara mengkhusus tentang difinisi kebaikan banyak orang yang mengatakan kebaikan merupakan suatu yang berasal dari pikira, perkataan, ataupun perbuatan yang menyenangkan dan tidak merugikan orang lain itulah kebaikan, sedangkan keburukan merupakan segala sesuatu yang dapat membuat diri sendiri dan orang lain merasa tidak senang bahkansedih akan hal yang kita lakukan.

Bahkan didalam sarasamuscaya disebutkan bahwa dharma atau kebaikan merupakan jalan untuk mencapai ke sorga, seumpama perahu laju yang merupakan alat bagi saudagar- saudagar untuk melintasi samudra. Begitu juga sebaliknya keburukan merupakan jalan untuk mencapai neraka.(Sudartha,1983:9)

Dalam menentukan perbuatan yang baik dan buruk tidak selalu mudah dilakukan. Banyak perbuatan yang dirasa baik, menyenagkan dan menarik berakibat buruk pada akhirnya. Seorang penipu dapat saja berpura-pura baik dihadapan orang yang hendak ditipunya. Namun dibalik itu hatinya sangat buruk. Untuk itu hendaknya kita berhati-hati dalam menilai baik buruknya perbuatan seseorang. Baik buruknya perbuatan itu banyak dipengaruhi oleh magsud dan tujuanya. Namun demikian, magsud dan tujuan tidak cukup untuk mengarahkan perbuatan itu menjadi baik. Masih perlu dilengkapi dengan cara melaksanakan yang baik pula.

Magsud dan tujuan yang baik bila cara menampikan yang tidak baik, bisa jadi akan menjadi tidak baik pula. Seorang ibu yang bermagsud menyayangi anaknya adalah meerupakan suatu hal yang baik. Tetapi bila magsud baik tadi dilaksnakan dengan memanjakan si anak.maka cara yang demikian adalah tidak baik. Karena akibatnya si anak dapat menjadi anak yang tidak baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun