Penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi mie instan cenderung memiliki kualitas diet yang buruk. Mereka mengonsumsi lebih sedikit sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan protein, yang semuanya penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi tubuh.
Sebuah studi dari Universitas Harvard mengungkapkan fakta mencengangkan, wanita yang mengonsumsi mie instan setidaknya dua kali seminggu memiliki kemungkinan 68 persen lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya sesering itu.
Menariknya, studi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara konsumsi mie instan dan sindrom metabolik tidak tergantung pada pola makan lainnya. Artinya, meskipun mengonsumsi makanan yang sehat, konsumsi mie instan tetap berisiko.
4. Sakit kepala, Nyeri Dada, dan Mual
Salah satu bahan utama dalam mie instan adalah MSG (monosodium glutamate), yang sering digunakan untuk meningkatkan rasa. Meskipun MSG telah disetujui oleh FDA untuk konsumsi, banyak penelitian menunjukkan bahwa MSG dapat memicu sejumlah gejala kesehatan. Beberapa orang melaporkan mengalami:
- Sakit kepala
- Mual
- Tekanan darah tinggi
- Lemas
- Otot tegang
- Nyeri dada
- Jantung berdebar-debar
- Kulit memerah
Jika merasakan gejala-gejala ini setelah mengonsumsi mie instan, mereka mungkin mengalami kondisi yang dikenal sebagai kompleks gejala MSG. Meski hubungan ini belum sepenuhnya terbukti, penting untuk diingat bahwa sebagian kecil orang dapat bereaksi negatif terhadap MSG.
Untuk itu batasi makan mie instan, konsumsi mie instan secara berlebihan juga terkait dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, yang dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang. Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya batasi konsumsi mie instan dan kombinasikan dengan makanan bergizi lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H