Mi instan adalah makanan yang praktis dan mudah disajikan. Rasanya yang enak dan mudah dikreasikan membuat mi instan menjadi makanan yang sering dikonsumsi masyarakat. Namun ternyata makan mi instan bisa berbahaya bagi tubuh.
Mi instan terbuat dari tepung terigu yang dibentuk sedemikian rupa kemudian diawetkan. Cara mengawetkan mi yang paling umum adalah dengan cara digoreng menggunakan minyak palm. Cara ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam mi agar mi lebih tahan lama. Namun,di balik penyajiannya yang praktis serta kelezatan dan kemudahan penyajiannya, mie instan menyimpan risiko kesehatan. Simak apa saja daftar penyakit akibat doyan mie instan  setiap hari:
1.Stroke hingga Kanker Perut
Mie instan tinggi kandungan natrium. Natrium memang merupakan mineral yang penting untuk fungsi tubuh. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, dampaknya bisa sangat berbahaya.
Menurut artikel di Healthline yang ditulis ahli gizi, Rachael Ajmera MS RD, mie instan mengandung jumlah natrium yang sangat tinggi. Satu kemasan mie instan mengandung sekitar 1.760 mg natrium, atau 88 persen dari batas harian yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 2 gram per hari.
Menyantap mie instan secara rutin, apalagi beberapa kali dalam sehari, bisa meningkatkan asupan natrium dalam tubuh secara signifikan. Apa yang terjadi jika kita mengonsumsi natrium terlalu banyak? Jawabannya cukup menyeramkan, risiko penyakit seperti kanker perut, penyakit jantung, dan stroke bisa meningkat tajam.
2. Penyakit Jantung dan Ginjal
Khusus bagi mereka yang sensitif terhadap garam, kandungan natrium yang tinggi dalam mie instan dapat meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini berdampak langsung pada kesehatan jantung dan ginjal, yang tentunya harus diwaspadai sejak dini.
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung, yang bisa berujung pada serangan jantung atau gagal jantung.
3. Risiko Sindrom Metabolik
Selain penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, konsumsi mie instan yang berlebihan juga dapat menyebabkan sindrom metabolik, sebuah kondisi yang ditandai dengan beberapa gejala berbahaya seperti lemak perut yang berlebihan, gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol yang tidak normal.
Penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi mie instan cenderung memiliki kualitas diet yang buruk. Mereka mengonsumsi lebih sedikit sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan protein, yang semuanya penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi tubuh.
Sebuah studi dari Universitas Harvard mengungkapkan fakta mencengangkan, wanita yang mengonsumsi mie instan setidaknya dua kali seminggu memiliki kemungkinan 68 persen lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya sesering itu.
Menariknya, studi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara konsumsi mie instan dan sindrom metabolik tidak tergantung pada pola makan lainnya. Artinya, meskipun mengonsumsi makanan yang sehat, konsumsi mie instan tetap berisiko.
4. Sakit kepala, Nyeri Dada, dan Mual
Salah satu bahan utama dalam mie instan adalah MSG (monosodium glutamate), yang sering digunakan untuk meningkatkan rasa. Meskipun MSG telah disetujui oleh FDA untuk konsumsi, banyak penelitian menunjukkan bahwa MSG dapat memicu sejumlah gejala kesehatan. Beberapa orang melaporkan mengalami:
- Sakit kepala
- Mual
- Tekanan darah tinggi
- Lemas
- Otot tegang
- Nyeri dada
- Jantung berdebar-debar
- Kulit memerah
Jika merasakan gejala-gejala ini setelah mengonsumsi mie instan, mereka mungkin mengalami kondisi yang dikenal sebagai kompleks gejala MSG. Meski hubungan ini belum sepenuhnya terbukti, penting untuk diingat bahwa sebagian kecil orang dapat bereaksi negatif terhadap MSG.
Untuk itu batasi makan mie instan, konsumsi mie instan secara berlebihan juga terkait dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, yang dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang. Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya batasi konsumsi mie instan dan kombinasikan dengan makanan bergizi lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H