Mohon tunggu...
A_Eka Widya Ningsih
A_Eka Widya Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Makasar

Gemar OLahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengatasi Tantangan Kesehatan Mental di Era Digital

13 Oktober 2024   21:46 Diperbarui: 13 Oktober 2024   23:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan mental telah menjadi topik yang semakin penting untuk dibicarakan, terutama dengan adanya lonjakan penggunaan teknologi dan media sosial. 

Meskipun teknologi telah mempermudah akses informasi dan interaksi sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut juga berkontribusi terhadap peningkatan masalah kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda.

                 

Media sosial, meskipun menyediakan platform untuk berkomunikasi dan berbagi, juga sering kali menjadi sumber tekanan sosial. Banyak individu, terutama remaja, merasa harus memenuhi standar yang ditampilkan oleh orang lain di dunia maya. 

Ketidakpuasan terhadap citra diri, perasaan kurang berharga, hingga perbandingan sosial yang tak sehat, sering muncul sebagai hasil dari paparan media sosial yang berlebihan.

                               

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan perasaan kesepian. 

Selain itu, budaya "selalu terhubung" di era digital dapat mengakibatkan gangguan tidur, penurunan produktivitas, dan kesulitan dalam menjaga keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Mengingat tantangan ini, sangat penting untuk mempromosikan literasi digital dan kesehatan mental yang lebih baik. Masyarakat perlu didorong untuk memahami dampak dari penggunaan teknologi yang berlebihan terhadap kesehatan mental mereka. 

Langkah-langkah seperti menetapkan batasan waktu layar, memprioritaskan interaksi sosial di dunia nyata, dan mengambil waktu istirahat dari perangkat digital adalah cara-cara praktis yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan mental.

Selain itu, penting bagi pemerintah dan institusi pendidikan untuk mengembangkan program-program yang fokus pada kesejahteraan mental, terutama bagi generasi muda yang lebih rentan terhadap pengaruh negatif dari teknologi. 

Layanan kesehatan mental yang lebih mudah diakses dan kampanye kesadaran kesehatan mental harus ditingkatkan untuk mengurangi stigma yang masih ada di masyarakat.

Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Kita harus memahami bahwa di balik layar smartphone atau komputer, ada jiwa yang membutuhkan perhatian dan dukungan. 

Dengan menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan mendukung, kita dapat membantu mengurangi tekanan yang dialami banyak orang di era digital ini.

Sumber Inspirasi:

Pew Research Center. (2021). "Social Media Use in 2021."

World Health Organization (WHO). (2022). "Mental Health and Substance Use."

Twenge, J. M., et al. (2018). "Increases in Depressive Symptoms, Suicide-Related Outcomes, and Suicide Rates Among U.S. Adolescents After 2010 and Links to Increased New Media Screen Time." Clinical Psychological Science.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun