Secara bahasa toxic berarti racun. Orang Toxic adalah orang yang beracun atau memberikan dampak buruk kepada orang lain, terutama terhadap psikis.
Orang Toxic ini kehadirannya di suatu tempat membuat resah, kesal dan marah orang-orang sekitarnya karena energi negatifnya begitu menonjol.
Cak Nun membagi manusia itu seperti 5 hukum dalam ilmu fikih yaitu:
Manusia Wajib: Keberadaannya sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi orang lain, sehingga dia wajib ada.
Manusia Sunat: Keberadaannya bermanfaat bagi orang lain, namun jika dia tidak ada tidak apa-apa.
Manusia Mubah: Ada atau tidak adanya dia sama saja, tidak bermanfaat tetapi juga tidak merusak.
Manusia Makruh: Lebih baik dia tidak ada, tetapi jika dia ada masih bisa ditolerir.
Manusia Haram: Keberadaannya merusak dan meresahkan.
Semakin tinggi kedudukan atau jabatan orang toxic dalam suatu komunitas maka daya rusaknya makin hebat.Â
Karena dunia ini bukan surga maka segala jenis manusia bisa berkumpul di suatu tempat. Orang Toxic bisa ada di mana-mana. Bisa dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan masyarakat bahkan di dunia maya, cuma levelnya saja yang berbeda-beda.
Dulu, saya pernah ikut membantu orang toxic pindah kerja. Dia sudah cukup lama minta pindah tugas supaya dekat dengan keluarga.Â
Kehadirannya memang cukup meresahkan, sering ribut dengan pegawai lain, bahkan saya pun dimusuhi padahal masalahnya dengan orang lain.
Setelah dia berhasil pindah, keluarganya menemui saya untuk menyampaikan terima kasih. Padahal tujuan utama saya ikut membantu  mengurus kepindahannya supaya suasana kerja di kantor menjadi kondusif jika dia sudah tidak ada.Â
Pernah juga dulu seorang toxic diusulkan oleh pimpinan saya untuk dipindahkan ke tempat lain karena kehadirannya yang meresahkan dan bikin stres banyak orang bahkan sudah mengganggu pelayanan.Â
Tetapi jawaban pihak berwenang begini: "Mau dipindahkan kemana lagi dia, karena di manapun dia bertugas selalu bikin masalah, jadi kalian bersabar saja".Â
Endingnya, pimpinan saya itu lebih duluan mutasi sedangkan si toxic masih bertahan.
Kalau si toxic sering bikin onar lewat kontak HP atau di medsos, itu lebih gampang mengatasinya. Caranya dengan diblokir saja kontaknya atau dihapus dari daftar pertemanan.Â
Jangan menjadi orang yang suka "tidak enakan", atau dihantui perasaan berdosa jika memutuskan "silaturahmi" dengan si toxic. Meskipun si toxic masih punya hubungan keluarga, teman lama atau tergolong orang tidak mampu tetapi pembohong dan suka ingkar janji terutama urusan uang.
Saya sudah melakukan itu, memutuskan kontak atau pertemanan dengan orang-orang toxic. SetelahÂ
itu hidup terasa lebih tenang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI