Tentang Gagasan Jurnalisme Makna
Harian Kompas memiliki warisan besar dari sang pendiri Kompas Gramedia, yakni Jakob Oetama. Gagasan tentang "Jurnalisme Makna" disampaikan oleh Jakob Oetama ketika beliau melakukan pidato pengukuhan Doktor Honoris Causa dalam Bidang Komunikasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dalam rangka memperingati ulang tahun Jacob Oetama yang jatuh pada 27 September, Harian Kompas kembali berbicara soal Jurnalisme Makna. Seperti yang disampaikan oleh Jakob Oetama, salah satu poin yang dibicarakan oleh beliau adalah penyajian sebuah berita tidak hanya menyampaikan informasi dan fakta, melainkan juga tentang makna serta arti dalam sebuah peristiwa.
Adapun turunan dari poin tersebut adalah perlunya kemampuan selektif dari media dalam memilah suatu informasi, sehingga segala peristiwa yang terjadi di sekitar masyarakat dapat diperas kembali menjadi sebuah interpretasi yang dapat dipahami oleh masyarakat. Hal ini merupakan salah satu pekerjaan media yang ternyata cukup penting untuk mewujudkan suatu bentuk Jurnalisme Makna.
Kemampuan interpretasi dari pekerja media ini dapat diwujudkan menjadi beragam bentuknya, seperti kata-kata, gambar, maupun komponen audiovisual. Beberapa komponen tersebut dapat menjadi tolok ukur bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tetap dapat menjadi alat bantu untuk mewujudkan arti serta makna yang mendalam.
Satu hal yang menjadi tantangan berikutnya adalah tentang penelusuran suatu peristiwa menggunakan reportase mendalam, investigatif, dan responsif. Sehingga perwujudan jurnalisme makna dapat membawakan informasi bukan sekedar menampilkan peristiwa yang terjadi namun juga dapat mencantumkan latar belakang, proses, serta riwayat suatu peristiwa tersebut.
Jurnalisme Multimedia
Menurut Widodo (2020), multimedia berarti memiliki banyak media. Sangkutpautnya multimedia dalam jurnalisme berarti bentuk atau produk jurnalisme yang memanfaatkan komponen dengan banyak media.
Konteks jurnalisme menggunakan banyak media berarti dalam sebuah produk jurnalistik terdapat beberapa media seperti teks, gambar, audio, maupun audiovisual. Sebuah ciri khusus yang menjadikan jurnalisme multimedia ini berbeda dari jurnalisme konvensional sebelumnya adalah bentuk interaktif dan video (Mindy Adams, 2014).
Bentuk interaktif dan video ini menjadikan jurnalisme multimedia memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi supaya penyebaran beritanya dapat melalui bentuk dalam jaringan (daring). Jurnalisme online memiliki ciri khusus yang berbasis online sehingga dapat memungkinkan terwujudnya penyebaran informasi secara luas dan cepat.
Akun Youtube dari Harian Kompas, sempat menerbitkan video yang berjudul Kompas dan Jurnalisme Makna, pada tanggal 4 Juli 2020. Video tersebut membicarakan tentang semangat Kompas yang masih memegang prinsip Jurnalisme Makna, sebagai warisan dari sang pendiri, untuk tetap bertahan di tengah tuntutan perubahan zaman dimana arus informasi selalu mengutamakan kecepatan dan kuantitas.