Adapun dampak dari fenomena tersebut adalah diberhentikannya koran atau berita berbentuk cetak. Majalah-majalah atau koran tersebut diantaranya Jakarta Globe, Â Sinar Harapan, Majalah Bola, Majalah Hai, dan Rolling Stone Indonesia. Tutupnya majalah atau koran tersebut hanya beberapa nama saja dari banyaknya perusahaan media cetak yang kemudian memaksa diri untuk hijrah memanfaatkan teknologi daring.
Hal tersebut didasari pada perubahan zaman seperti yang disampaikan di awal. Bahwa masyarakat saat ini kemudian memiliki kecenderungan untuk bisa mengonsumsi media berita secara banyak dan dengan kecepatan yang semaksimal mungkin. Hal itu menjadi prinsip kekinian yang juga mendorong pembaca serta perusahaan media untuk mau tidak mau mengikuti perkembangan zaman tersebut.
Tantangan Jurnalisme Makna dalam Jurnalisme Multimedia
Satu hal yang menjadi alasan, mengapa tetap perlu adanya pengaplikasian prinsip dari jurnalisme makna adalah tentang kecepatan serta kuantitas yang maksimal yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini diperlukan pula secara interpretasi serta pendalaman informasi dari suatu peristiwa supaya pembaca dapat mengambil suatu makna dari setiap kejadian yang dialaporkan oleh media. Jakob Oetama dalam menyampaikan pidatonya pada tahun 2003 tersebut, juga dapat menjadi gambaran bahwa tetap diperlukannya pengaplikasian gagasan jurnalisme makna tersebut.
Beliau menyampaikan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara kerja dari media. Yang pertama, adalah revolusi dari teknologi informasi. Yang kedua, adalah perkembangan masyarakat yang semakin ke depan dapat semakin beralih ke dalam interaksi global.
Pertama adalah tentang revolusi teknologi informasi. Saat ini, atau setidaknya dimulai dari tahun 2015, media memanfaatkan perkembangan media yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Hal ini memunculkan media yang dapat kita rasakan saat ini. Membuka sebuah portal berita di website tertentu, dan kita akan disuguhi berbagai elemen media yang mendukung setiap pemberitaan yang sedang disajikan, baik secara teks, gambar, audio, maupun penggabungan dari semua komponen tersebut.
Kedua adalah tentang perkembangan masyarakat yang masuk dalam interaksi global. Hal ini yang mengakibatkan lajunya informasi yang semakin cepat serta banyaknya kuantitas yang diperlukan masyarakat melihat semakin transparannya pemberitaan di ranah global. Pertukaran informasi yang sangat cepat membuat setidaknya terdapat 200 hingga 800 berita tersebar dalam media daring yang dapat diakses oleh masyarakat (Youtube Harian Kompas, 4 juli 2020). Kecepatan penyebaran berita menjadi senjata utama bagi perusahaan media supaya tetap dapat bertahan di perkembangannya saat ini.
Dalam pelaksanaannya, beberapa poin dari pidato Jakob Oetama dan melihat fenomena yang terjadi saat ini, setidaknya penulis memiliki pemahaman tentang pengaplikasian jurnalisme makna ini. Beberapa hal yang akan disampaikan terkait topik ini adalah bahwa pencarian makna dalam berita menjadi pekerjaan rumah bagi pekerja media. Di tengah tantangan kecepatan dan kuantitas yang perlu dilakukan pekerja media, pekerja media juga memiliki pekerjaan rumah supaya terwujudnya prinsip jurnalisme makna tersebut.