Mohon tunggu...
yasmin oktaviani
yasmin oktaviani Mohon Tunggu... -

seorang penanya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Dear Mas Gebetan yang Lucuk dan Bikin Nyesek

15 Mei 2017   09:48 Diperbarui: 15 Mei 2017   10:22 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dear Mas Gebetan yang lucuk dan bikin nyesek, surat terbuka ini aku kirim padamu.

Dear mas gebetan,

Pengennya sih kamu tahu tanpa aku perlu ngomong. Tapi seperti teriakan semua cowok yang bilang, ‘EMANG KITA DUKUN’ aku tahu aku butuh bicara,

Meskipun nggak secara langsung tapi lewat sini aja.

Mas gebetan,

Emang sih kita kenal belum lama ini. Sebulan. Tapi kamu tahu nggak, untukku yang baru kemaren di-php-in orang dan memberanikan diri jatuh cinta ini, kamu terlihat kayak savior, awalnya.

Kamu nggak ganteng banget, keliatan agak tua sih, kamu tinggi banget dan kurus. Tapi sama kamu aku bisa ketawa dengan puas. Waktu kayak terbang pas kita lagi ketemuan.

Dear mas gebetan yang nggak suka dipanggil mas,

Kamu tau nggak sih. Seminggu ini aku tersiksa? Kamu nggak ngehubungin blas via messenger. Kamu raib. Tiba-tiba ilang kaya asap knalpot, dan ya. Aku belingsatan gak karuan.

Sesek rasanya nggak tahu kamu dimana lagi ngapain. Seribu pertanyaan muncul.

Kamu udah punya mainan baru kah?

Kamu hilang interest kah sama aku.

Apa aku clingy or needy kah.

Kamu illfeel kah dan sebagainya.

Yang jelas semua pemikiran negative muncul.

Dear mas gebetan, semenjak baru melek buka mata yang terpikir adalah kamu dan aku langsung cek whatsup. Dan seperti biasa, zonk.

Dan aku terus menghitung. Satu hari. Dua. Tiga, hingga tujuh.

Dulu kamu juga pernah kayak gini. Ilang. Raib. Saat itu aku akhirnya telen harga diriku dan belain beli pulsa Cuma buat telpon kamu. Padahal aku anti banget namanya beli pulsa.

Dan kamu sembari ketawa bilang, ciye ada yang khawatir. Bener, rasanya pengen nampol.

Dear mas gebetan,

Sebenernya apa sih salahku?

Aku tahu aku butuh waktu lama untuk open up sama orang, tapi saat aku hampir siap kamu pergi, udah nggak sabar?

Aku inget terakhir kita ketemu masih fine aja, masih ngobrol kayak biasa. Apa ada yang salah?
 Aku tahu kamu kaum adam benci drama, tapi aku kaum hawa butuh penjelasan. Yang blak-blakan meski menyakitkan jauh lebih melegakan ketimbang bahasa diammu.

Dari yang aku pelajari dulu,

Apa yang tidak laki-laki lakukan atau katakan adalah statement mereka. Dan aku terjemahkan bahasa diammu sebagai, “kayaknya kita nggak cocok. Aku mundur ya”.

Aku tahu mungkin aku bener. Tapi yang menyebalkan dari 99,9 % kemungkinan aku masih pegang 0,01 %kemungkinan feelingku salah.

Tapi bahkan bila itu bener nggak papa. At least please, don’t be a bitch and don’t hide behind your silence. Cause I know very well, kamu online.

Pagi ini.

Kemaren.

Kamu bisa ganti dp bbm.

Fak banget.

Dear mas gebetan, yang saya hormati dan saya banggakan.

Haruskah aku ngasih link ini ke kamu biar kamu tahu apa yang sekarang aku rasain?
 I need a word. For a better or even for a worse.

Karena digantungin gini, aku nggak tahan. Yang keinget terus adalah kebaikan kamu. Momen bareng kamu. Guyonan ngelantur dan segala pembicaraan nggak penting,

So bitch please, give me a word. Or words for God sake.

I need explanation.

So I can breathe again and continue my life.

Dari wanita yang menunggu penjelasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun