Taraaaa...akhirnya jadilah si babang ini yang setia menemani saya hampir 7 jam berkelana di hari kedua di Sulawesi. Dia bak guide dadakan, sepanjang perjalanan motor dia juga tidak henti-hentinya mengenalkan daerahnya. “Ini dulu gedung kampus ... sekarang pindah.” “Ini ...dan bla-bla-bla. Sampai ditempat tujuan pun dia mendampingi saya sambil bercerita dan bersabar menunggu.
“Tahu Kak, tapi saya tidak ingat persisjalannya. Mau ke sana? Nanti kita tanya-tanya saja dan lihat GPS.”
Bisa ditebak, kami pun menuju lokasi ke dua dengan mengandalakan GPS (Gunakan Penduduk Setempat). Bertanya sana-sini dan berhenti sesuka saya ketika menemukan view ciamik untuk dijepret. Selepas dari Benteng Somba Opu pun dia masih dengan ikhlas mengantarkan saya ke pull Bus Litha di Jl. Urip Sumoharjo untuk membeli tiket keberangkatan Toraja esok hari.
Dan ... saya masih belum tahu harus membayar berapa untuk semua ini. Tidak ada deal-dealan di awal. Tapi karena keramahannya yang luar biasa dan saya bukanlah tipe orang yang tutup mata akan hal itu. Paotere-Sungguminasa-Benteng Somba Opu-Urip-Jampea adalah rute saya bersama babang gojek di hari kedua eksplorasi saya di Kota Makassar.
Kesimpulannya adalah jangan pernah ragu ketika melangkah. Luruskan niat, bulatkan tekat, dan melangkahlah dengan keyakinan. Traveling is not only about money but also about special things that only can be learnt in the way.Keep Traveling, keep going. Mari berkunjungke Makassar, Makassar tidakasar, adababangGojek yang selalu siap menangkis kegusaran.
Pelabuhan Paotere bisa dibilang Sunda Kelapanya Makassar, tempat bersandar dan berlabuhnya kapal-kapal besar maupun kapal-kapal kecil yang berlayar ke pulau penduduk sekitar. Berlokasi di Kecamatan Ujung Tanah dan menjadi bukti hidup Kerajaan Gowa-Tallo zaman dulunya.
HTM (Harga Tiket Masuk) :