Tapi bukan, bukan puncak spot utama yang dituju kali ini, melainkan sebuah batu besar untuk menyaksikan Waduk Jatiluhur di ketinggian.
[caption caption="Pos 2 "]
[caption caption="Petilasan Mbah Raden Surya Kencana"]
Di sekitaran puncak ada beberapa tenda yang berdiri. Dari lokasi ini, para pendaki turun kembali di jalur yang berbeda untuk menuju batu Lembu sekitar 10-15 menit. Turunan di sini pun tantangan tersendiri, pijakan yang harus kuat, pegangan yang mapam di pepohonan karena kontur tanah yang licin apalagi jika diguyur air hujan. Monyet-monyet pun menatap sinis ketika gerakan kaki diayunkan.
Santai saja, mereka tidak akan mengganggu. Ini alam mereka dan berdamailah dengannya. “Ga dapat mba, kabut,” jawab salah seorang pendaki yang sedang memasak air panas di tendanya yang aku tanyai menjelang turun ke batu Lembu. Benar dugaan, matahari pagi tak sedikit pun menampakkan wajahnya di pagi ini.
[caption caption="Puncak Lembu yang juga merupakan lokasi camp"]
[caption caption="Alamnya para Monyet "]
Gunung Lembu atau yang dikenal Batu lembu memang merupakan lokasi terbaik untuk menyaksikan Waduk Jatiluhur di atas ketinggian. Batu yang menyerupai punuk sapi ini persisnya terletak di Kampung Panunggal Desa Panyindangan Kecamatan Sukatani Jawa barat.
Dua setengah jam pendakian adalah waktu yang luar biasa menuju kemari. Trek dari puncak menuju batu pun juga tergolong luar biasa jika tidak hati-hati melalui turunan. Menuju batu inti pun juga harus perjuangan sedikit lagi, repling pendek dengan tali yang sudah disediakan atau menuruni batu secara hati-hati di sisi kiri.
Safety di sini adalah safety sendiri. Tidak ada pengamanan. Menikmati panorama Waduk Jatiluhur dari atas sini adalah sensasi luar biasa ditambah dengan Gunung Parang dan Bongkok di depannya. Berselfie ria tentu boleh, tapi sangat perlu diperhatikan adalah keselamatan diri. Jangan berfoto terlalu kepinggir.
Hijaunya hamparan hutan di bawah sana mempercantik suasana waduk raksasa ini. Setiap sudut menyuguhkan view yang tak boleh lepas dari lensa mata. Duduk sembari menikmati udara pagi, menatap panorama bendungan terbesar di Indonesia dengan secangkir teh hangat adalah anugerah tak terhingga di pagi ini. Meski cuaca tidak secerah seperti biasanya, namun semua sudah cukup pengobat lelah dalam mengarungi trek Lembu.