Mohon tunggu...
Wilda Hikmalia
Wilda Hikmalia Mohon Tunggu... Administrasi -

Usaha, do'a, yakin dan kerja keras. Serta tulus dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melongok Taburan Buih Pesona Belitong

7 Juli 2015   09:20 Diperbarui: 7 Juli 2015   09:20 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga seroja ….

Jangan bermenung .. oh adik berhati bingung…

Ah … aku terbuai lirik lagu melayu itu. Semua kembali kabur.

Pantai Tanjung Kelayang

     07.30 Pagi kembali roda empat melaju mengantarkan penumpangnya ke pesona keindahan Tuhan yang lainnya. Sebuah pantai apik berpasir putih dan tepinya yang dihiasi oleh biduk-biduk kecil yang sedang bersandar. Inilah dia Pantai Tanjung Kelayang yang menjadi tempat mulai berlayarnya hati ini menyusuri pulau-pulau gagah yang berserakan di Belitong.

     Sembari mempersiapkan peralatan tempur snorkeling saya menyempatkan diri berkeliling pantai agak sekejab. Mendekat ke sebuah gedung besar di sebelah kanan, saya menemukan icon yang memang saya cari-cari. Apa itu? Ya pastinya tulisan besar yang bertuliskan “WELCOME TO BELITONG”. Kurang afdol rasanya kalau tidak mengabadikan satu-dua jepretan di sini. Serasa rukun traveling ada yang kurang kalau tidak sempat mengabadikan setiap moment di plang-plang objek wisata dimana pun yang saya kunjungi. Setiap traveler tentunya punya selera masing-masing untuk kenikmatan jalan-jalan mereka. Dan saya? Selalu memiliki nikmat tersendiri ketika sedang berjalan kaki di tanah pertiwi ini.

     Berjarak 27 km di utara Kota Tanjungpandan, memang pantai ini adalah titik start keberangkatan yang banyak diminati bagi para pecinta underwater terutama untuk hoping island ke pulau-pulau sekitar yang sudah tersohor. 300 meter di ujung pantai sebelah kiri terdapat kumpulan batu-batu granit besar yang saling bertumpukan. Masing-masing batu besar tersebut bahkan sudah dinamai menurut bentuk yang menyamai mereka. Seperti Batu Garuda. Batu ini memiliki ciri seperti kepala burung Garuda. Disinilah kapal kecil yang hendak membawa penumpang ke spot snorkeling utama berhenti sejenak. Walaupun tidak menepi namun masih tetap bisa diabadikan dari jarak terdekat dan tentunya air laut di sini sangat membuat saya takjub. Bening bak hijau toska dan penampakan ikan-ikan dibawahnya sungguh menggoda iman. Sayang bukan di sinilah spot snorkeling itu.

Pulau Pasir

     Berikutnya kapal kembali menepi di secuil gundukan pasir putih. Seonggokan pasir putih yang timbul-tenggelam disapu air laut. Jika tidak dilihat dengan seksama seolah hampir rata dengan kumpulan bentangan air yang mengelilinginya. Perkenalkan dia adalah Pulau Pasir.

       Sebuah pulau yang hanya bisa dijamah dan dilihat ketika air laut sedang surut. Hamparan pasir putih ini menjadi ciri khas tersendiri baginya. Tidak hanya itu di pulau mini ini juga banyak terdapat bintang laut yang berserakan dimana-mana. Mulai dari emak sampai anaknya. Maksud saya mulai dari bintang laut yang berukuran besar sampai bintang lau yang masih kecil bahkan tidak sampai seukuran telapak tangan. Mereka kerap terboyong-boyong disapu ombak laut. Tapi tetap ya, tolong sangat diperhatikan kepedulian kita terhadap ekosistem mereka. Boleh dipegang tapi jangan di bawa pulang. Boleh poto bareng tapi jangan maksa si bintang laut jadi “gandengan”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun