Mohon tunggu...
Wilda Hikmalia
Wilda Hikmalia Mohon Tunggu... Administrasi -

Usaha, do'a, yakin dan kerja keras. Serta tulus dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Semangat Pagi Negeri Laskar Pelangi

26 Juni 2015   11:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangunan baru ini–karena bangunan aslinya sudah punah dimakan waktu, terletak di kecamatan Gantung yang bertepikan sebuah danau elok nan masih alami. Replika sekolah yang bertengger di atas bukit bertanah putih ini dibangun untuk terus dapat mengenang kisah buku terlaris sepanjang masa tentang 10 orang anak miskin yang terus mempertahankan pendidikan

Mengitari bangunan sekitar, baik tampak dari luar maupun dalam, membuat memory flash back kepada alur cerita Laskar Pelangi yang juga pernah dipentaskan di TIM. Ruangan kelas nyaris melompong, meskipun terisi oleh 7-9 meja-meja khas sekolah negri. Melangkah ke sebelah kanan akan didapati sebuah sumur yang juga merupakan replika pendamping sekolah ini.

Siang yang cukup terik ini saya menjumpai beberapa orang bocah kecil yang sedang bermain dilingkungan replika sekolah yang diresmikan pada tanggal 27 November 2010. Keceriaan dan keriangan mereka cukuplah sedikit mewakili wajah-wajah penduduk lokal yang dulunya pernah menjadi lokasi pertambangan timah pada masa kolonial Belanda.

Museum Kata Andrea Hirata

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu

-Andrea Hirata-

Pertama menginjakkan kaki di tempat ini, banyak sekali kata-kata semangat yang melecut diri saya. Tidak hanya disuguhkan dalam bentuk tulisan, namun juga dipadu-padan dalam potretan yang diiringi berbagai macam inspirasi. Cuplikan-cuplikan setiap halaman dan kisah baik dalam novel maupun film terjabar dengan elok di museum yang berlokasi di Jl. Raya Laskar Pelangi No. 7 Gantong, Belitung Timur. Dikelilingi ilalang dan berseberangan dengan sebuah masjid, menjadikan tempat bersemedinya karya terbesar Andrea ini sebagai tempat singgah kedua bagi saya.

 

Berbagai karya sastra inspiratif terpampang elok dan bisa memainkan hati setiap pengunjungnya untuk menggenjot semangat lebih jauh. Disetiap ruangan di dalam museum dipenuhi oleh berbagai kisah perjalanan para laskar dari negri pelangi ini. Seolah pengunjung diajak melalui setiap episode-episode dari kisah Laskar Pelangi melalui gambar, tulisan yang membuat pecinta museum jadi terbuai.

Dari luar bangunan ini tampak hanya seperti sebuah rumah petak. Tetapi jangan kaget ketika sudah memasukinya. Bak kata pepatah inggris, “Don’t judge a book by its cover” ternyata bangunan ini sungguh luas. Satu ruangan, dua ruang bahkan melebihi dan uniknya tiap ruang ini dinamai berdasarkan tokoh para lakon Laskar Pelangi seperti ruang Ikal, ruang Lintang, ruang Mahar dan ruang dapur tentunya.

Ruang dapur ?

Oh tentu …. Jika sudah terasa lelah mengitari museum yang diresmikan langsung oleh penulis novelnya pada bulan November 2012, pengunjung dapat beristirahat sejenak di ruang dapur belakang yang memang sengaja disediakan untuk menjamu para tamu dengan secangkir kopi khas “Kupi Kuli”. Meskipun tidak ditarif biaya masuk museum, namun untuk dapat merasakan seduhan nikmat warkop ini pengunjung tetap membayar kenikmatan tersebut. Merasakan sensasi aroma kopi yang langsung dimasak ditungku dapat menemani gelak-tawa sembari menikmati suasana museum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun