Jerit Payah Menjadi Seorang Guru
Pada hari Jum'at 14 Oktober lahir seorang anak bernama Lani. Ia lahir dan dibesarkan oleh keluarga yang tergolong kaya. Ia mendapat kasih sayang melimpah dari kedua orang tuanya.
Saat Lani berumur 3 tahun ia menonton TV. Dia melihat film guru mengajar anak-anak muridnya. Melihat itu ia pun tertarik menjadi guru.
Dia terus meminta kepada orang tuanya untuk mencari tayangan yang berkaitan dengan guru. Hampir setiap hari ia menonton tayangan yang berkaitan dengan guru. Hingga ia berumur 5 tahun.
Pada usia 5 tahun ia masuk Taman Kanak-Kanak (TK). Di sana  8a terkagum kagum. Karena impiannya bertemu guru terwujud.
Pada saat TK ia ingin menjadi guru TK. Melihat guru TK yang ramah tamah ia pun terinspirasi dengan itu. Semua guru di TK itu menemani anak-anak agar anak-anak tidak bosan.
Di TK ia gembira karena ia bisa bertemu guru-guru yang baik. Di TK ia senang bisa menghabiskan waktu dan bermain dengan teman temannya.
Satu tahun berlalu ia tamat TK. Setelah itu ia melanjutkan SD. Dia melanjutkan SD di SD Batu Emas.
Pada saat SD l, ia merasakan pengalaman berbeda. Yang semula dia cuma bermain main, sekarang ia sudah mulai serius belajar. "Hmm sungguh berbeda sekali di SD" ujar ia saat tiba di rumah selepas pulang sekolah di hari pertamanya sekolah.
Tahun demi tahun berlalu, bulan demi bulan terlewat, hari demi hari dijalankan. "Sungguh perjuangan yang berat menjadi seorang guru" kata lani dalam hati nya.
Tak terasa enam tahun berlalu. Setiap tahun punya kisah senang maupun kisah sedih. Enam tahun dengan guru yang berbeda.
Beda guru beda cerita. Ada yang tegas, ada pula guru yang senang membuat anak didik nya tertawa. Perjalanan di SD pun berlalu enam tahun.
Tamat ia di SD ia melanjutkan sekolah ke MTsN Sukses. Saat masuk MTsN ia merasakan hal baru. Guru-guru berbeda akan siap di hadapi.
Ketika ia berada di MTsN, ia melihat guru-guru yang lebih rajin, dan lebih berpengalaman. Saat itu ia kaget melihat daftar pelajaran yang bertambah. Tapi dia tetap kuat dan bertekad untuk bisa tamat di MTsN.
Ketika hari pertamanya di kelas 7, ia mendapat lokal dengan wali kelas guru fikih. Hari pertamanya ia masuk kelas ia kagum melihat guru fikih yang hebat. Dari situ ia termotivasi menjadi guru agama. "Wah guru nya sengat ahli dalam agama, bagaimana jika aku jadi guru agama saja".
Saat Ia pulang sekolah ia masuk ke kamarnya. Ia menulis pada mading nya bahwa ia akan jadi guru. Walaupun ia masih ragu untuk jadi guru apa.
Satu tahun, dua tahun berlalu. Ia beranjak ke kelas sembilan. Ia menghadapi guru yang lebih rajin.
Karena dia yang tak sanggup lagi mengerjakan tugas yang bertumpuk. Dia pasrah dan menyerah. Sambil mengenang masa kecilnya yang mimpi ingin jadi guru.
Paginya ia bersekolah. Lalu ia masuk ke kelas dan mulai jam pelajaran. Gurunya bertanya "Mana tugas kamu Lani" Lani menjawab "Belum buat pak" "Bagaimana kamu ini, sudah satu Minggu kenapa kamu tidak masih kamu buat" kata gurunya sambil marah.
Saat Lani pulang sekolah ia istirahat di kamarnya. Sambil merenung atas kejadian nya tadi pagi. Lalu ia bertekad akan serius dalam belajar.
Waktu demi waktu, ia habiskan waktu senggang nya mengerjakan tugasnya. Sedikit demi sedikit tugas yang tertumpuk selesai. Ia pun ikut senang karena akhirnya semua tugasnya yang menumpuk selesai.
Malam hari tiba, ia mempersiapkan dirinya dengan belajar untuk hari besok. Karena mana tau tiba tiba UH. Selesai Lani belajar ia pu langsung tidur.
Saat pagi buta jam 02.00 ia terbangun. Karena melihat jam ia tertekad untuk melakukan solat tahajud 2 rakaat, dilanjutkan sholat witir 3 rakaat. Setelah itu dia membawa sholat istikharah dan berdoa agar jalan nya dimudahkan dan cita citanya menjadi guru tercapai.
Satu setengah tahun berlalu. Tiba masanya ia untuk ujian akhir di MTsN. Dia tidak sabar ingin tamat di MTsN.
Ujian dalam kurung waktu 3 Minggu berlalu. Mendapat hasil yang memuaskan.
Tak terasa jerit payahnya belajar terbayar.
Lani tamat di MTsN, lalu melanjutkan sekolahnya di SMAN jaya. Karena SMA adalah sekolah umum, dia tidak lagi keberatan dengan pelajaran yang banyak karena sudah terbiasa sejak MTsN.
Di SMA tidak banyak tantangan yang dia hadapi. Ia terus menjalankan hari harinya dengan jurusan sementara jurusan teknik. Hingga 3 tahun berlalu ia tamat di SMA.
Karena cita cita awalnya ia ingin jadi guru agama, ia melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negri Imam Bonjol Padang. Di UIN ia menjalankan kegiatannya dengan serius.
Sampai ia di semester tujuh.
Saat di semester 7 ia akan melaksanakan Praktek Lapangan (PPL). Ia mengambil PPL nya di MTsN Padang Panjang.
Pada saat di MTsN Padang panjang dengan tugas PPL nya ia menghadapinya dengan rileks dan santai. Sehingga ia tidak tertekan. Dan anak anak yang di ajarnya pun faham apa yang dia ajarkan.
Saat PPL banyak anak anak yang senang dengan nya. Karena secara lisan dia mengajar dengan jelas dan materi yang di ajarkan nyambung. Banyak siswa yang meminta kepada nya bahwa "jadi guru tetap saja kakak di sini" Lani menjawab "Tidak bias Kakak harus melanjutkan kuliah" ujar Lani sambil tersenyum.
Sampai waktu 3 bulan berkahir. Masa PPL pun berakhir. Acara perpisahan pun dilakukan. Banyak yang sedih akan kepergian para kakak-kakak PPL.
Selesai PPL ia membuat skripsi. Setelah ia selesai membuat skripsi ia beranjak wisuda. Pada acara wisuda ia sedih karena berpisah dengan teman teman sekampus dengan nya.
Setelah ia wisuda ada penerimaan CPNS. Namun dia gagal dalam mengikuti tes. Mau tidak mau dia hanya bisa menjadi guru si sekolah swasta.
Ia menjadi guru swasta selama 5 tahun. Dan kebetulan ada penerimaan CPNS. tanpa pikir panjang ia langsung mengikuti tes itu.
Pada tes kali ini ia lulus tes, ia sangat senang dan karena itu ia melaksanakan puasa Nazar selama satu hari. Setelah itu ia menunggu penempatan sekolah yang dibutuhkan pemerintah.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya a mendapat penempatan di sebuah sekolah di Kabupaten Tanah datar. Ia senang karena mimpinya menjadi guru terwujudkan.
Dia juga tau ini tidak hanya hasil kerja kerasnya. Tapi ia sadar ini atas bantuan Allah SWT juga. Dengan berdoa, sholat tahajjud, sholat witir, dan membawa semua keinginannya ke sholat istikharah ia berhasil dan menikmati pekerjaannya sekarang
Sesungguhnya kegagalan hanya awal dari perjuangan. Jangan hanya sibuk dengan urusan dunia, tetapi mintalah pertolongan kepada Allah. Karena sebaik baik pertolongan adalah pertolongan Allah kepada hambanya yang taat, kuat dan tabah menerima ujian Allah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI