Sebagai seorang kurir, ia mengungkapkan bahwa tidak jarang penghasilan yang didapatkan harus dibagi dengan berbagai kebutuhan rumah tangga. "Penghasilan dari nganter paket itu per dua minggu, misalnya 500 ribu, dan itu sudah harus untuk bayar listrik, gas, air, semuanya. Jadi per bulan bisa kurang dari 2 juta," jelasnya.
Dalam satu minggu, Angga hanya mendapatkan jatah libur selama sehari. Ketika memperingati hari-hari besarpun, ia tetap harus mengantarkan paket. Setiap pukul 7 pagi, Angga berangkat ke gudang untuk mapping alamat pengantaran paket dan baru mengantarkannya pada pukul 9 pagi. Biasanya, pukul 6 sore kurir selesai mengantarkan paket, tapi jika sedang ada event tanggal kembar atau hari-hari besar, pengantaran paket bisa sampai pukul 9 malam.Â
Selama menjadi kurir, Angga pernah mendapatkan pengalaman kurang mengenakkan terkait paket hilang. "Pernah ada kejadian di mana paket hilang. Saya sudah mengantarkan dan meletakkan paket di pagar, tapi pelanggan mengatakan paketnya tidak ada. Kalau sudah begitu, biasanya kurir bertanggung jawab untuk mengganti paket yang hilang sesuai dengan harga paketnya. Namun, untuk kurir kontrak, kalau paket hilang, yang menanggung adalah pihak Shopee, bukan kurir. Hal ini karena kurir kontrak sudah mengikuti SOP yang ditetapkan oleh Shopee."
Selain itu, Angga mengeluhkan bahwa tidak ada perbedaan upah terkait pemberian upah berdasarkan berat barang yang diantar. Angga pernah mengirimkan lemari susun plastik di atas motornya, dan upah yang diterima sama seperti ia mengantarkan paket seperti biasa. Padahal, di ekspedisi lain, upah barang juga disesuaikan dengan berat barang.
Dari keluhan-keluhan ini, Angga masih merasa bisa untuk terus bekerja sebagai kurir Shopee Express. Mengingat susahnya mendapat pekerjaan di jaman sekarang. Tidak ada juga waktu untuk memikirkan hak-hak yang sepatutnya didapatkan, "yang penting perut terisi."
Serikat Pekerja Sebagai Alat Perjuangan
Biasanya pekerja buruh seperti Shopee Express ini memiliki serikat pekerja sebagai wadah mereka bisa beraspirasi. Akan tetapi, sampai sekarang, serikat tersebut belum terbentuk. Hanya ada beberapa grup Facebook yang menjadi wadah para kurir bisa berkeluh kesah. Sampai saat inipun, Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) mengatakan pihak mereka belum pernah mendapatkan aduan apapun.Â
"Sudah lama mendengar permasalahan ini, tetapi sampai sekarang belum ada aduan apapun. Kalau ada aduan, pasti akan direspon oleh KASBI. Karena yang dialami oleh kurir mitra ini sungguh miris. Apalagi tentang beban kerja dan status kerja yang tidak jelas. Nantinya akan diarahkan untuk kurir bisa berserikat sebagai alat perjuangan." jelas Slamet, perwakilan KASBI Jawa Barat bagian advokasi.Â
Kurir mitra, menurut Slamet, menghadapi berbagai masalah terkait dengan pengaturan jam kerja, beban pekerjaan yang tidak sebanding dengan penghasilan, dan ketidakjelasan status sebagai pekerja tetap atau pekerja lepas. Masalah-masalah ini sering kali tidak mendapat perhatian yang cukup dari perusahaan, dan tanpa adanya wadah yang tepat, para kurir merasa sulit untuk menyuarakan keluhannya.
Untuk itu, KASBI menawarkan solusi melalui pendirian serikat pekerja. Langkah pertama dalam membentuk serikat pekerja adalah mengumpulkan berbagai keluhan dan masalah yang dialami oleh para kurir Shopee Express. Setelah itu, kurir akan diarahkan untuk mengikuti Musyawarah Kerja Bersama (MKB), sebuah forum untuk mendiskusikan langkah-langkah penyelesaian masalah dan merumuskan strategi perjuangan.Â
Slamet menjelaskan, bagi kurir yang tertarik untuk berserikat, ada dua pendekatan yang bisa diambil. Pertama, kurir bisa mengikuti pendidikan terlebih dahulu untuk memahami hak normatif, hak politik, dan sejarah pergerakan buruh di Indonesia. Pendidikan ini bertujuan untuk memberi kurir pemahaman yang lebih baik tentang hak-hak mereka dan pentingnya berserikat. Namun, jika situasinya mendesak, serikat bisa dibentuk secara instan tanpa melalui proses pendidikan terlebih dahulu.