Mohon tunggu...
Queenara
Queenara Mohon Tunggu... Lainnya - ⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃

Sastra😾

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerbung: Peneliti Muda (1)

6 November 2023   19:34 Diperbarui: 6 November 2023   19:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Kala itu, selepas menghadiri kelas pembelajaran IPS, namaku dipanggil oleh guruku. Aku tak tahu apapun mengenai alasan aku dipanggil oleh beliau, hanya mengangguk dan mengatakan "Siap, Bu." sebagai respon. Tak hanya aku saja yang dipanggil, beberapa teman sekelasku juga dipanggil, dan tak ada satupun yang mengetahui alasan kami dipanggil.

"Menurut kalian, kenapa kita dipanggil sama Bu Sri?" tanya salah satu temanku, Namanya Tasya.

"Aku gatau apapun, jujur," balasku.

"Kita tunggu aja deh apa yang bakal terjadi."

Semuanya mengangguk tanda setuju. Kami berjalan beriringan menuju laboratorium IPA di lantai dua. Sebenarnya hatiku sedikit meras gelisah, apakah aku membuat kesalahan hingga dipanggil oleh guru? Namun otakku berusaha membantuku untuk tetap berpikir positif.

Kami sampai di depan pintu lab IPA. Saat kubuka, sudah ada Bu Sri dan beberpa murid lain yang tidak kuketahui namanya. Di papan tulis yang tersedia, terdapat tulisan KIR (Karya Ilmiah Remaja), mata pelajaran muatan lokal di sekolahku.

Kami duduk di kursi tersisa dan Bu Sri langsung memulai acaranya.

"Jadi, alasan kalian dikumpulkan di sini adalah kalian akan mengikuti lomba karya ilmiah yakni MYRES, Madrasah Young Researcher Super Camp. Sebelum kalian mengikuti hal ini, kalian akan menjalani serangkaian tes terlebih dahulu. Apakah ada yang ingin ditanyakan?" ucap Bu Sri panjang lebar.

Tasya mengangkat tangan dan bertanya, "Mengapa saya yang dipilih, Bu? Saya merasa tidak punya keahlian di bidang karya ilmiah."

"Saya memilih kalian secara khusus, jika kalian berada di sini, maka saya bisa memastikan bahwa kalian mampu." Mendengar penjelasan dari Bu Sri membuatku sedikit merinding. Karena aku juga sama dengan Tasya, merasa bahwa tak memiliki keahlian di bidang karya ilmiah.

"Karena hari semakin sore, kalian diperbolehkan untuk kembali. Jangan lupa besok sepulang sekolah, kita akan berkumpul di sini untuk mengikuti tes karya ilmiah. Persiapkan diri kalian, terus semangat anak-anakku," ujar Bu Sri. Setelahnya kami bergegas keluar dari lab IPA dan segera pulang ke rumah masing-masing.

Sesampainya di rumah, aku menceritakan hal ini kepada ibuku. Reaksi beliau terlihat begitu senang dan bangga. Aku yang awalnya ingin mengeluh karena aku merasa tak mampu melakukannya, menjadi tak tega melihat ekspresi bahagia ibuku. Dengan senyum yang sedikit terpaksa, aku berusaha menutupi rasa gelisah menyambut esok hari.

Apakah aku bisa melaluinya? Apakah aku cukup handal dalam melakukan penelitian? Aku tak yakin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun