Sebenarnya, ada satu jalan agar penyakit ibu bisa sembuh, yaitu dengan cara ibu harus dioperasi. Namun, ayah belum bisa membawa ibu untuk operasi, lantaran biayanya yang cukup mahal. Ayah tak putus asa, ayah setiap hari terus menabung agar dapat membawa ibu operasi.
Sudah hampir lima bulan ayah menabung dan akhirnya tabungan ayah pun sudah cukup untuk biaya operasi ibu.
"Alhamdulillah, tabungan Ayah sudah cukup untuk operasi ibu," ucap ayah kepada kami dengan senyum bahagia.
"Lalu, kapan kita mambawa ibu untuk operasi, Yah?" Tanyaku tidak sabar.
"Besok kita akan membawa ibu ke rumah sakit untuk melakukan operasi, agar ibu dapat sembuh dan kembali sehat." Â Jawab ayah.
Ibu hanya bisa terbaring lemah. Keesokan harinya, kami berangkat menuju rumah sakit dengan menaiki angkutan umum. Sesampainya di sana ayah langsung mengurus semuanya dan tiba pada saatnya ibu dioperasi, kami menunggu di luar dan tak henti-hentinya terus berdoa agar proses operasi ibu berjalan lancar dan ibu bisa selamat.
"Nak, mari kita berdoa yang terbaik untuk ibumu, janganlah kamu khawatir kita cukup berdoa saja," ucap ayah menenangkanku.
"Huh, iya, Yah. Edo akan terus berdoa." Jawabku.
Sudah hampir satu jam kami menunggu dan dokter pun keluar. Dokter menyampaikan hasil operasi ibu.
"Syukur Alhamdulillah operasi Bu Lastri berjalan dengan baik dan lancar, kondisinya saat ini belum sadar, jika ibu sudah sadar kami akan memindahkannya ke ruang rawat inap." Ucap dokter memberi tahu.
Kami pun merasa lega dan sangat senang mendengar kabar tersebut.
"Baik, Dok, terima kasih." Jawab ayah.
Setelah beberapa jam ibu sadar, kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap. Pada saat itu kondisi ibu sangat lemah dan masih belum bisa berkomunikasi. Aku dan ayah terus menjaga ibu. Keesokan harinya kondisi ibu telah membaik.
"Bagaimana kondisi Ibu sekarang? Apakah merasa lebih baik?" Tanya ayah.
"Ibu masih merasa lemas, Yah, tetapi sudah merasa lebih baik." Ujar ibu.