Mungkin kita sudah banyak mendengar atau membaca bahwa ada sejuta cara untuk menjadi kaya bukan? Bahkan hari-hari ini kalau kita dengan sungguh-sungguh mau belajar maka kita akan dengan mudah dapat mengakses secara gratis di internet informasi soal bagaimana langkah-langkah untuk bisa cepat menjadi kaya.
Sayangnya, berbeda dengan cara untuk menjadi kaya yang caranya ada jutaan itu, Rupanya cara agar tetap menjadi kaya ternyata justru hanya ada sedikit. Dan lebih ironinya lagi cara untuk mempertahankan kekayaan justru jarang dibahas.
Dalam tulisan kali ini kita akan mulai dengan kisah hidup dari seseorang yang bernama Jess Livermore. Jess Livermore adalah seorang pedagang saham terkenal yang lahir pada tanggal 26 Juli 1877 di South Acton, Massachusetts, Amerika Serikat.
Jess Livermore tumbuh dalam keadaan ekonomi yang sulit. Ayahnya adalah seorang petani yang menghadapi kesulitan keuangan, dan Jess harus bekerja sejak usia muda untuk membantu mendukung keluarganya. Pada usia 14 tahun, ia meninggalkan sekolah untuk bekerja sebagai pelayan di sebuah hotel lokal. Meskipun pekerjaannya sulit, Jess tidak pernah kehilangan minatnya pada dunia keuangan.
Dalam pekerjaannya sebagai pelayan di hotel itulah, Jess sering mendengar obrolan dari para tamu hotel tentang bagaimana mereka bermain di pasar perdagangan saham. Cerita orang-orang itu membuat ketertarikan Jess tumbuh. Jess kemudian mulai belajar dari membaca buku-buku tentang pasar saham dan analisis teknis dunia saham. Dengan ketekunan dan tekad yang kuat, Jess mempelajari strategi perdagangan dan mulai berlatih dengan uang sungguhan. Ia akhirnya berhasil masuk ke dunia trading yang kala itu belum terlalu banyak orang yang mengetahuinya. Singkat cerita diumur 30 tahun saja Jess sudah menjadi salah trader bursa saham dengan jumlah kekayaan setara 100juta US Dollar. Jess berhasil menjadi salah satu trader sukses di awal abad ke 20 kala itu.
Pada tahun 1929 tepatnya di bulan Oktober sebuah kejadian besar menimpa Amerika, bursa saham jatuh, memicu depresi besar hampir di seluruh daratan Amerika. Lebih dari sepertiga nilai bursa saham hilang hanya dalam satu minggu saja. Kejadian ini kemudian dikenang dengan nama Black Monday, black Tuesday dan Black Thursday. Banyak trader besar jatuh bangkrut hanya dalam hitungan jam saja! Saking parahnya pada tanggal 29 Oktober koran-koran dan radio memberitakan banyak trader di kota New York yang nekat mengakhiri hidupnya karena depresi! Sungguh tragis.
Sementara hari itu, Dorothy istri Jess livermore sangat kuatir dengan keadaan suaminya. Ia bersama anak-anak mereka gusar dan mondar-mandir di ruang tamu dengan begitu gusar menunggu kabar dari suaminya sebab, berita soal bunuh diri para trader begitu menghantuinya di hari itu. Bahkan ibu Dorothy telah bersembunyi dengan isak tangis dan mulai berteriak-teriak di kamar lainnya karena belum mengetahui apa yang terjadi dengan Jess livermore menantunya.
Jam 7 malam, Jess tiba di rumah. Ia masuk dan berhenti sejenak dengan kepala tertunduk. Ia terkejut melihat betapa wajah istri dan anak-anaknya begitu tegang. Ia tidak mengetahui apa yang terjadi dengan keluarganya sepanjang hari itu.
Ia kemudian memberitahukan kepada keluarganya bahwa ia mengambil posisi short melawan bursa saham. Ia bertaruh bahwa saham akan turun.
"Jadi, kita tidak akan hancur dan bangkrut seperti para trader yang bunuh diri itu?" Tanya Dorothy. Jess menjawab "Tidak sayang. Justru ini adalah kemenangan terbesar sepanjang saya menjadi trader bursa saham" katanya. Dorothy berlinang air mata dan segera berlari ke kamar lainnya untuk memberitahu ibunya bahwa keluarga mereka baik-baik saja bahkan semakin kaya.
Sejarah mencatat hari itu Jess livermore mendapat keuntungan saham lebih dari 3miliar us dollar! Wow amazing story bukan? Hari itu adalah hari terburuk sepanjang sejarah bursa saham di Amerika, tetapi disaat orang-orang jatuh, Jess liver more malah berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Sementara, disaat Jess livermore dan keluarganya sedang merayakan keberhasilan yang tak terbayangkan itu, seorang laki-laki paruh baya lainnya sedang berkeliaran di jalan-jalan kota New York dalam keputusasan.
Dia adalah Abraham Germansky seorang multi jutawan pengembang bisnis properti yang mendapat keuntungan besar selama era 1920-an. Disaat Abraham berjaya dan ekonomi Amerika bertumbuh pesat, Abraham juga melakukan apa yang dilakukan kebanyakan orang kaya di New York lakukan, yakni bermain saham. Hari kemarin, tanggal 28 Oktober dia baru saja bertaruh kenaikan bursa saham. Ternyata Abraham salah. Bursa saham justru anjlok dan ia kehilangan segalanya, ia bangkrut!
Istri Abraham telah seharian menghubungi pengacara juga polisi untuk mencari Abraham yang hilang sejak pagi. Menurut orang-orang yang terakhir kali melihat Abraham, Dia terlihat sedang berdiri melongo di dekat gedung Wall street bursa saham sambil mencaci maki dan merobek-robek pita kertas harga saham ditangannya. 3 hari kemudian Abraham ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa dipinggiran kota NY.
Kejatuhan bursa saham pada tanggal 29 Oktober itu, telah berhasil membuat Jess Livermore menjadi salah satu orang terkaya di dunia, tapi menghancurkan Abraham Germansky bahkan melenyapkan.
Empat tahu berlalu cerita ironi antara Jess Livermore dan Abraham Germansky terjalin kembali. Sesudah untung besar ditahun 1929 rupanya Livermore berubah menjadi seorang yang sangat percaya diri. Ia sering membuat taruhan yang makin lama makin besar. Hingga akhirnya ia kebablasan. Berutang makin besar dan akhirnya kolaps lalu kehilangan segalanya mirip Abrahama Germansky.
Dilaporkan pada suatu hari di tahun 1933, Dalam keadaan bangkrut dan malu Jess livermore menghilang selama dua hari. Ketika ditemukan Jess sudah berakhir seperti Abraham Germansky. Ia telah mengakhiri hidupnya.
Meski waktunya berbeda, pada akhirnya Jess dan Abraham punya ciri yang sama, mereka punya benang merah yang sama yang sering dilewatkan oleh banyak orang. Yakni, mereka sama-sama hebat dalam usaha untuk menjadi orang kaya. Tapi sama payahnya dalam usaha tetap menjadi kaya. Ada banyak kisah nyata yang serupa dengan kisah hidup Jess dan Abraham ini. Kalian bisa mencari tahu sendiri.
Tapi dari kisah Jess dan Abraham ini, seharusnya dapat membuka pikiran kita bahwa ternyata mendapat uang itu adalah sebuah cerita yang berbeda dengan bagaimana cara kita tetap menjadi kaya atau mempertahankan kekayaan itu bukan?
Jadi sebenarnya apa rahasia untuk menjaga atau mempertahankan kekayaan? Jawabannya sederhana, yaitu kamu harus membangun mental untuk bisa konsisten untuk tidak SERAKAH! Jangan pernah berspekulasi atas sesuatu hal yang tak pernah ada rumusnya alias berjudi dengan sebuah ketidakpastian.
Thats it, jika ingin mempertahankan kekayaan maka hanya itu rahasianya. Kamu harus terus menerus belajar agar pintar dalam mengelola mentalmu sehingga punya rasa cukup yang bijaksana alias mengenal batasan diri. Menabunglah dengan bijak, berinvestasilah dengan bijak. Dan lihatlah segala peluang dengan bijak. Sekali lagi, Jangan pernah berspekulasi dengan mempertaruhkan segalanya.
Ingatlah Warren buffet berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia hari ini, bukanlah dengan cara berspekulasi! Buffet telah belajar berinvestasi sejak usia 10 tahun dan baru menikmati kesuksesannya di usia 50an tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H