(Air Terjun Tanggedu, Sumba Timur-NTT, sumber. Google.com)
Lalu aku terhenti pada sebuah tatapan alam yang kian terlupa, sungai-sungai cantik di lereng lereng ini menggoda untuk pulang
Kemudian suara suara sepi berbisik-bisik di tepi telinga membelah pecah satu pesan tua menganga dari jerat kekang
Ajak mereka, yah! ajak mereka sedikit saja menolehe tntang cerita tiang garam yang pernah mengasinkan bumi!
Dimana semesta terlalu sabar untuk menyodorkan jari jariNya menyentuh satu persatu luka sekejap berubah sembuh!
Bukankah kita memang manusia yang kerap berlari mengejar kesendirian meski kebisingan bumi kian laju menghapus kisah kisah tua
Bukankah kita memang terlalu doyan berteman dengan tembok-tembok kota? Ah!, Lagi dan lagi penyakit lupa diri memang tak ada terapinya!
Aku masih beta digoda-goda cantikmu! Semoga abadi!Aku hanyalah anak kecil yang bernyanyi dalam rintih rindu sang alam.
Biar saja orang-orang itu pergi meninggalkan kita semaunya!Setidaknya disini ada dua jalan panjang yang tak sengaja bertemu!
Sebagaimana malam pernah terbuang sia-sia tetap saja ia punya cahaya kecil bernama bintang!
Lalu mengapa kau buta kawan? Apakah hatimu sudah tamat?