Bahkan pada gemericik air yang mengalir di sekujur pematang
Terlalu lama ia larut dalam surganya yang sederhana
Segera garis garis cahaya melentur dan bertengger
Menyentuh kedinginan dalam lembar lembar kisah
Ia yang selalu mengais ngais rekah rekah yang belum jatuh
Pada terang jalan, pada semesta doa
Pada hari dan cerita, agar mata hati menyala terbuka
Disini ia pulang menggantung nafas dan rindu untuk seseorang
Kupang, 8/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!