ABSTRAK
Di era digital saat ini kemajuan teknologi semakin pesat perkembangannya, salah satunya yakni teknologi informasi. Lahirnya media sosial menjadi salah satu bukti perkembangan teknologi informasi. Media sosial kini semakin mudah diakses, sehingga para pengguna media sosial semakin sering menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial. Salah satu media sosial yang paling populer adalah Instagram. Media sosial Instagram membawa pengaruh bagi pengguna media sosial tersebut, khususnya para remaja masa kini, yang sering menggunakan Instagram sebagai media untuk mengekspresikan dirinya lebih bebas agar mendapatkan eksistensi, dengan cara mengunggah foto atau video yang ditambah dengan caption di Instagram. Namun perlu diingat bahwasannya media sosial Instagram sebagai wadah ekspresi untuk menunjukkan eksistensi diri tersebut, dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap remaja, khususnya mempengaruhi mental dan perilaku remaja. Maka dari itu tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk melihat apa pengaruh Instagram pada remaja sebagai media eksistensi diri. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dramaturgi menurut Erving Goffman, yang mana terdapat panggung depan dan panggung belakang bagi manusia untuk memainkan perannya di atas panggung, yang berkaitan dengan eksistensi diri para remaja.
Kata Kunci: Instagram, Remaja, Eksistensi Diri, Dramaturgi, Erving Goffman.
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi di era sekarang ini sudah sangat berkembang, termasuk teknologi informasi, yang semakin bertambah canggih. Hal tersebut membuat manusia semakin mudah untuk berkomunikasi, mengakses, serta menyebarkan sebuah informasi. Dari perkembangan teknologi tersebut terciptalah media sosial yang berguna sebagai alat untuk mendapatkan sebuah informasi dengan begitu mudah. Serta sebagai alat komunikasi, yang membuat manusia dapat berkomunikasi tanpa dihalangi oleh jarak, ruang, dan waktu. Oleh karena itu yang membuat manusia tidak bisa lepas dari media sosial, mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain media sosial.
Dari berbagai media sosial yang ada, salah satu media sosial yang sangat diminati oleh berbagai kalangan, dari anak kecil, remaja, sampai orang tua yaitu Instagram. Instagram merupakan media sosial yang dibuat dan dikembangkan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang pertama kali diluncurkan pada Oktober 2010. Instagram yang dibuat sebagai media yang memfasilitasi penampilan konten-konten berupa foto dan video ini memegang posisi keempat setelah Youtube, Facebook, dan WhatsApp sebagai media sosial yang sering dikunjungi oleh pengguna internet terutama para pengguna usia muda (Wibisono 2020). Menurut data Business of Apps, pengguna Instagram secara global mencapai 1,96 miliar orang pada tahun 2021. Pengguna Instagram terbanyak berada di wilayah Asia Pasifik, yakni mencapai 893 juta orang pada 2021 (Rizaty 2022). Laporan Napoleon Cat menunjukkan, ada 91,01 juta pengguna Instagram di Indonesia pada tahun 2021. Jumlah ini turun 7,18% dibandingkan Agustus 2021 yang mencapai 98,06 juta pengguna. Tercatat, mayoritas pengguna Instagram di Indonesia adalah dari kelompok usia 18-24 tahun, yakni sebanyak 33,90 juta. Rinciannya, sebanyak 19,8% pengguna aplikasi tersebut adalah perempuan, sedangkan 17,5% merupakan laki-laki (Annur 2021).
Dari data di atas bisa dilihat bahwasannya mayoritas pengguna Instagram di Indonesia berusia 18-24 tahun, hal tersebut menunjukkan bahwa kalangan remaja merupakan pengguna utama dari media sosial Instagram. Remaja merupakan masa dimana seseorang sedang dalam pencarian jati dirinya. Lalu dengan adanya Instagram para remaja menggunakannya sebagai media untuk mengekspresikan diri, yakni dengan mengunggah foto atau video yang dilengkapi dengan caption. Apalagi pada masa remaja tersebut mereka dalam kondisi yang mana emosinya masih labil, sehingga mereka memiliki keinginan untuk bisa tampil eksis di publik dengan membuat sebuah citra agar mendapatkan pengakuan dan perhatian dari lingkungannya. Maka dari itu Instagram juga digunakan para remaja sebagai media eksistensi diri. Untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungannya, para remaja biasanya membagikan kegiatan atau rutinitas dengan mengunggah sebuah konten berupa video atau foto ke Instagram.
Maka dari itu remaja tidak bisa lepas dari Instagram, kebanyakan waktu mereka dihabiskan untuk bermain Instagram, dibandingkan untuk berkumpul bersama dengan keluarganya, belajar, maupun bersosialisasi dengan teman-temannya. Mencari jati diri, agar terlihat eksis dan menjadi pusat perhatian merupakan salah satu alasan bagi remaja untuk menghabiskan waktunya bermain Instagram. Hal tersebut tidak bisa lepas karena pada masa remaja, pikiran seseorang belum matang mereka cenderung mencari kepuasan dan kesenangan. Dengan mereka terlihat eksis, para remaja tersebut akan merasa puas dan senang, serta mendapatkan kebanggaan pada diri sendiri sebab menjadi pusat perhatian.
Dari fenomena tersebut bisa dikaitkan dengan salah satu teori sosiologi, yakni teori Dramaturgi dari Erving Goffman.yang mana Instagram digunakan remaja sebagai media untuk eksistensi diri, namun perlu diingat terkadang yang dilihat di Instagram tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Jadi jika dikaitkan dengan teori dramaturgi adalah segala sesuatu yang ingin remaja perlihatkan di depan publik melalui konten-konten yang mereka posting untuk membuat citra yang diinginkan merupakan bentuk dari panggung depan. Sedangkan panggung belakangnya merupakan tempat dimana para remaja tersebut menyembunyikan kenyataan atau citra asli mereka. Berdasarkan gambaran dari latar belakang diatas, maka penulis memutuskan untuk membuat tulisan ini dengan judul "Pengaruh Instagram Terhadap Eksistensi Diri Remaja di Era Digital".
PEMBAHASAN (TEMUAN DAN ANALISIS)Â
Instagram Sebagai Media Sosial