Lebih dari satu dasawarsa ini, demam budaya Korea telah melanda dunia. Ya! Mulai dari K-Pop, K-Drama, K-Beauty, hingga bermacam hal berbau Korea laris manis dikonsumsi para penggemarnya.
Ekspansi global "Korean waves" menjadi fenomena menarik, mengingat kentalnya dominasi budaya Jepang dan Tiongkok di kawasan Asia Timur selama ini. Korea Selatan dengan caranya sendiri telah berhasil keluar dari bayang-bayang dua negara tersebut, dan mampu merajai pasar pop kontemporer dunia.
BTS (Bangtan Sonyeondan atau Bangtan Boys) adalah salah satu supergroup asal Negeri Ginseng yang popularitasnya meroket sejak debutnya di tahun 2013. Boyband beranggotakan 7 orang pemuda ini (RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V dan Jungkook) memiliki basis penggemar loyal yang sangat besar di seluruh dunia, dikenal dengan nama BTS Army.
Di Indonesia sendiri, para BTS Army ini dianggap sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Mereka memiliki wadah bernaungnya masing-masing sebagai komunitas, sporadis dibentuk berdasarkan zona domisili ataupun lingkungan pergaulan sosial.
Salah satunya yang sangat aktif dalam banyak kegiatan khususnya amal, peduli lingkungan, dan sosial adalah Bintang Ungu.
BTS Army dan Kepedulian Lingkungan
Sebagai kelompok musik pop yang dianggap memiliki kemampuan inspiratif dengan skala internasional, tahun 2021 lalu BTS didaulat memberikan pidato di depan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait dengan concern mereka terhadap perubahan iklim dunia, sekaligus menjadi utusan khusus dari Presiden Korea Selatan.
"Cerita dari generasi masa depan" adalah judul pidato mereka yang menekankan pentingnya solusi dalam menyikapi perubahan iklim yang menjadi salah satu dari masalah-masalah dunia paling mendesak saat ini. Pidato penuh makna dari 7 orang global popstar ini kemudian menjadi inspirasi bagi banyak penggemarnya dan generasi muda dunia untuk memulai gerakan "Welcome generation" dalam merangkul perubahan.
Di Indonesia, langkah ini disambut baik oleh komunitas penggemar BTS, Bintang Ungu, salah satunya dengan menginisiasi penanaman pohon secara masal dan menciptakan kawasan hijau yang dikenal dengan nama "Epiphany Forest".
Epiphany Forest
Nama Epiphany Forest sendiri diambil dari judul lagu "Epiphany" yang diciptakan oleh salah satu personil BTS, yaitu Kim Seok-jin (Jin BTS), yang dikenal sangat peduli lingkungan. Nama ini kemudian dijadikan identitas gerakan penanaman pohon secara simbolik oleh komunitas Bintang Ungu dengan menggandeng pihak-pihak yang memiliki kepedulian sama dalam masalah lingkungan.Â
Epiphany Forest juga merupakan 'kado' yang didedikasikan dalam rangka ulang tahun Jin sang idola, yang diperingati setiap tanggal 4 Desember.
Pada edisi perdana tahun 2021, Epiphany Forest 1Â dilaksanakan di Taman Wisata Hutan Jurung Tiga, Desa Pasir Panjang, yang ada di kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Dalam kegiatan ini, Bintang Ungu mengajak Orangutan Journey, salah satu tour operator wisata alam di Kalimantan Tengah, dan komunitas penggemar BTS Army lokal sebagai mitra dalam melaksanakan kegiatan.
124 pohon endemik hutan Kalimantan ditanam kawasan ini, bersamaan dengan momentum Hari Menanam Pohon Nasional Indonesia tahun 2021. Area penanaman inilah yang kemudian diberi nama "Epiphany Forest", dan mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung Taman Wisata Hutan tersebut.
Di akhir tahun 2022 yang lalu, gerakan inspiratif ini dilanjutkan oleh komunitas Bintang Ungu yang bermitra dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Solo, Provinsi Jawa Tengah. Adapun lokasi yang dipilih adalah Desa Catur, di Kabupaten Boyolali, yang dilewati aliran sungai Bengawan Solo.
Aksi Epiphany Forest 2 yang menjadi sekuel kegiatan tahun sebelumnya ini dilaksanakan dengan titik berat pada rehabilitasi lahan dan peningkatan ekonomi masyarakat, dengan dilakukannya penanaman ratusan pohon alpukat oleh para anggota komunitas Bintang Ungu dan para warga lokal di sekitar kawasan.
Gerakan Perubahan dan Inspirasi
Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan yang juga pengusaha dan ekonom top Indonesia dalam salah satu siniarnya bersama tokoh media kondang Helmy Yahya, pernah membahas bagaimana fenomena Korean Waves yang dikenal dengan istilah "Hallyu"telah berhasil menginspirasi dunia.
Korea Selatan dengan gerakan hallyu telah berhasil menarasikan berbagai hal terkait negaranya lewat ekspansi budaya pop kontemporer, keberhasilan industri teknologi, dan membuat banyak perhatian internasional tertuju kepada mereka. Gelombang Korea ini menjadi strategi nasional untuk kebangkitan ekonomi setelah krisis finansial yang melanda Asia dan dunia tahun 1998.
Narasi di atas tepat untuk menjelaskan bagaimana para icon industri pop dunia dari Korea Selatan 'dikondisikan' memiliki kemampuan memengaruhi para penggemarnya tidak hanya dari sisi gaya hidup, gaya berbusana, kecintaan pada dunia hiburan, namun hingga melakukan aksi-aksi yang bersifat sosial dan menggerakkan kepedulian pada lingkungan. Semuanya bermuara pada "National pride" Korea Selatan.
Kegiatan Epiphany Forest yang dilaksanakan di Indonesia ini juga telah mendapatkan cukup banyak atensi dari media-media hiburan di Korea Selatan dan beberapa negara lain, lewat jaringan para anggota komunitas penggemar BTS. Ini menjadi sinyalemen positif bahwa gerakan-gerakan seperti ini yang meningkatkan pengaruh baik pada masyarakat dapat terus digalakkan.
Tentunya kita semua juga menunggu aksi nyata para musisi dan selebritas nasional untuk dapat membangkitkan kepedulian serupa lewat para penggemarnya, sehingga akan tercipta makin banyak kebaikan kepada alam maupun sesama dari negeri tercinta.
Didedikasikan memperingati Hari Gerakan Sejuta Pohon Internasional (10 Januari 2023).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H