Tak terasa pesta sepakbola terbesar sejagat raya tinggal menyisakan satu partai pamungkas yang menjadi penentu segala luapan emosi selama satu bulan ini. Gelaran 'catur warsa' ini selalu membawa berbagai cerita menarik dari dalam dan luar lapangan, isu-isu kontoversial, rasa tidak puas bagi mereka yang harus 'angkat koper', hingga air mata bahagia dan tangisan penuh duka baik dari tim yang berlaga maupun para penggemar setia.
Sepanjang perhelatan akbar pertama kalinya di jazirah Arab ini cukup banyak drama dan momen berkesan yang tersaji dan menyedot perhatian milyaran pasang mata dari seluruh dunia. Pesta pembukaan yang spektakuler, kekalahan mengejutkan Argentina dari Arab Saudi di laga awal grup, aksi 'tutup mulut' para pemain timnas Jerman, 'attitude' para pendukung timnas Jepang menjaga kebersihan stadion, fenomena 'doa ibu' yang mengiringi sejarah pertama kalinya Maroko melaju hingga semi-final, hingga terciptanya final ideal antara Argentina vs Prancis yang merepresentasikan kekuatan sepakbola Amerika Latin melawan Eropa.
Pada turnamen edisi ke-22 ini, ada satu nama yang mendapatkan begitu banyak spotlight dari berbagai media, juga atensi khusus dari para pegila olahraga paling populer di dunia ini, Lionel Messi! Kapten Argentina ini membawa jutaan asa dari warga negaranya, dan harapan yang sangat besar dari publik global yang mencintai sepakbola untuk menyegel epos gemilang karirnya dengan "Happy ending".
The Greatest Of All Time
Nama Messi bagi para fanatiknya adalah nama yang agung dalam sejarah sepakbola, Messi dianggap sebagai 'kulminasi' yang mengakhiri perdebatan panjang tentang siapa pesepakbola terbaik yang pernah ada. Jika pada abad ke-20 lalu nama Pele dan Diego Maradona tak hentinya diperdebatkan sebagai yang terbaik, kehadiran Messi dan rivalitasnya di puncak prestasi selama belasan tahun bersama Cristiano Ronaldo sejak dasawarsa pembuka abad ini seolah mengakhiri semua argumentasi tersebut.
Sejak debutnya di tim senior Barcelona tahun 2004, Messi telah memecahkan hampir semua rekor dan catatan statistik yang bisa diraih individual dalam olahraga ini. Menjadi pemenang penghargaan Ballon d'Or terbanyak (7 kali), Sepatu Emas Eropa (6 kali), jumlah gol terbanyak dalam satu musim (91 gol), jumlah assist terbanyak (348 kali), 327 kali menjadi "Man of The Match" sepanjang karirnya (terbanyak dari pemain manapun), hingga menjadi pesepakbola pertama yang meraih Laureus Award (2020).
Di tim nasional Argentina, Messi yang menyandang ban kapten sejak 2011 telah berpartisipasi dalam lima laga piala dunia (2006, 2010, 2014, 2018, 2022) menjadi simbol dominasi. Messi melampaui hampir semua capaian Maradona sang senior dalam jumlah penampilan, maupun dalam jumlah gol & assist. Terbaru, Messi menyamai rekor penampilan terbanyak Lothar Matthus (Jerman) di piala dunia dengan 25 penampilan. Penampilannya di laga final Piala Dunia 2022 menghadapi Prancis akan menjadi laga ke-26 dan akan kembali mencetak sejarah penampilan terbanyak atas namanya.
2021 yang lalu Messi memimpin skuat Argentina menjuarai Copa America setelah penantian panjang selama 28 tahun, sekaligus menjadi pemain terbaik turnamen ini dan meraih "Ballon d'Or" ke-7 kalinya sebagai pemain terbaik di dunia.
Piala Dunia & Kepingan Teka-Teki Terakhir
Deretan pencapaian pribadi Messi bersama klub dan tim nasional, serta semua gelar yang mungkin diraih olehnya hanya menyisakan satu kepingan teka-teki. Trofi Piala Dunia FIFA adalah satu-satunya penghargaan yang belum dapat diraih Messi sekaligus trofi paling tinggi dalam kasta sepakbola dunia.
Gelar inilah yang menjadi gap semata wayang antara dirinya dengan Pele & Diego Maradona dalam perdebatan panjang siapa yang terbaik sepanjang sejarah.
Pada satu wawancara di 2016, Messi mengatakan bahwa memenangi piala dunia adalah hal yang paling diidamkannya, karena pencapaian tim jauh lebih penting daripada gelar individu. "Piala dunia adalah raihan tertinggi bagi seorang pemain, saya lebih memilih untuk dapat memenangkannya" tutur Messi.
Final Kedua, Kesempatan Kedua
Menarik mengikuti kiprah seorang Messi pada piala dunia kali ini. Sejak mengikuti turnamen ini dengan status sebagai pemain terbaik dunia di tahun 2010, Messi selalu mendapatkan 'karpet merah' dan diharapkan banyak pihak untuk dapat memenangkan turnamen ini, walaupun fakta masih berbicara sebaliknya.
Mencapai final Piala Dunia 2014 di Brazil menjadi yang terdekat selama karirnya untuk meraih trofi emas ini, namun dipaksa menyerah oleh skuat Jerman lewat gol tunggal Mario Gtze dan menjadikan Argentina hanya sebagai runner-up kejuaraan.
Dalam perjalanan menuju final keduanya yang dihelat di negeri "Petrodollar", Qatar, tahun 2022 ini, Messi telah berkiprah dengan sangat inspiratif di lapangan dan mengundang decak kagum dunia di usianya yang tidak lagi muda. Mencetak 5 gol dan 3 assist dan berada di puncak daftar pencetak skor, Messi juga telah meraih 4 kali predikat man of the match dari 6 pertandingan yang dilakoni, lagi-lagi yang terbanyak dari semua pemain peserta turnamen.
Laskar "Napoleon" Prancis dengan barisan bintangnya yang tampil impresif akan menjadi lawan terakhir Argentina, sekaligus digadang sebagai 'musuh' terberat yang akan mereka hadapi untuk dapat membawa pulang trofi Piala Dunia.
Beban seorang Messi tidak lagi berat namun sangat 'dahsyat' dalam memimpin pasukannya dan menuntaskan misi besar memenangkan trofi kali ini bagi negaranya. Laga final yang juga menjadi penebusan dan kesempatan kedua atas kekalahan di final 2014 silam.
The Finale
Dalam pemberitaan media-media terkemuka beberapa waktu terakhir, Messi telah menyatakan bahwa piala dunia kali ini menjadi partisipasi terakhirnya bersama legiun "La Albiceleste", dan berharap menutup karirnya di tim nasional dengan manis.
Dukungan penuh seluruh masyarakat negeri "Tango", supporter, official, dan para pemain skuad Argentina yang 'rela mati' demi Messi menjadi bahan bakar utamanya untuk meraih kemenangan di stadion Lusail, 18 Desember ini.
Pun bagi publik sepakbola dunia dan para pemuja Messi, duel pamungkas Argentina kontra Prancis diharapkan menjadi pembuktian sekaligus pencapaian paripurna 'La Pulga' menuliskan takdirnya dalam sejarah emas sepakbola dunia.
In G.O.A.T. We Trust!
Ditulis dengan referensi dari berbagai sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H