Sebagai seorang akademisi dan doktor di bidang antropologi, Birute Galdikas juga menerima gelar profesor penuh dari Simon Fraser University di Kanada, serta gelar profesor luar biasa dari Universitas Nasional, Jakarta.
Beliau telah berjasa mengedukasi banyak orang khususnya mahasiswa tentang orangutan, konservasi alam, perlindungan hutan dan satwa liar.
Birute Galdikas adalah peneliti utama yang melakukan studi berkelanjutan dan penelitian tentang hewan liar terlama dalam sejarah sains dunia, dengan menghabiskan lebih dari 100.000 jam penelitian orangutan selama beberapa dekade. Label "Mahaguru" orangutan dunia absolut disandang beliau.
Beragam jurnal dan publikasi ilmiah telah diterbitkan hasil dari studi serta penelitian beliau, termasuk beberapa buku populer tentang orangutan dan pengalamannya di hutan Kalimantan: Reflections of Eden (1995); Orangutan Odyssey (1999); dan Great Ape Odyssey (2005).
Tahun 2021 lalu menandai tepat 50 tahun karya dan dedikasi beliau untuk orangutan, satwa liar, masyarakat, dan perlindungan hutan Kalimantan yang merupakan salah satu hutan hujan tropis tertua di dunia.
Pionir Ekowisata
Birute Galdikas adalah salah satu tokoh yang mengawali kegiatan ekowisata di Indonesia, yang proaktif meyakinkan pemerintah Indonesia untuk memberikan izin agar kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dapat dimanfaatkan secara terbatas bagi kegiatan wisata oleh warga lokal sebagai bagian mendukung upaya konservasi.
Setelah diadakannya Konferensi Kera Besar Internasional (1991) yang dihadiri banyak ilmuwan dunia termasuk Dr. Jane Goodall di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, pemerintah melalui Kementerian Kehutanan membuka akses bagi masyarakat lokal untuk berusaha lewat kegiatan wisata mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting, terbatas di area Camp Leakey. Sebelumnya hanya peneliti, ilmuwan, tamu pemerintah, dan mahasiswa yang diberikan izin ke wilayah ini.
Ini adalah langkah konkret untuk memberikan alternatif pendapatan masyarakat daripada melakukan kegiatan illegal logging, perburuan satwa, maupun penambangan liar.
Saat ini, Tanjung Puting menjadi salah satu destinasi unggulan ekowisata Indonesia dan menyandang predikat sebagai destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara di pulau Kalimantan wilayah Republik Indonesia.