Festival Babukung
Pemerintah Kabupaten Lamandau sejak 2014 telah menetapkan Babukung menjadi festival budaya daerah, sebagai langkah konkret mendukung pelestarian budaya serta nilai-nilai seni maupun historis yang terkandung di dalamnya. Tahun 2022 ini festival Babukung diadakan selama 11 hari berturut-turut dengan berbagai macam agenda, workshop, dan perlombaan.
Dalam pelaksanaannya, festival Babukung menampilkan parade berbagai macam karakter topeng tradisional (luha) dan kostum dengan beragam desain hasil kreatifitas masyarakat yang dilombakan. Luha biasanya dibentuk dengan wajah manusia atau wajah binatang, kadang-kadang dibentuk juga dalam potongan yang sangat abstrak dan berwarna-warni.Â
Luha barun (topeng naga), luha kudu (topeng anjing), luha bahayo (topeng buaya), luha tangkung (topeng burung rangkong), luha hantu (topeng hantu), luha pangua (topeng owa-owa), luha balanda (topeng orang Belanda), hingga luha kupu-kupu dan kelelawar, adalah bentuk-bentuk topeng yang umum digunakan dalam festival ini.
Festival Babukung juga menampilkan kesenian-kesenian dari daerah lain baik di Kalimantan Tengah maupun di Indonesia, sebagai media apresiasi keberagaman budaya yang ada di nusantara. Banyak atraksi budaya ditampilkan pada pawai yang menjadi simbol keharmonisan hidup di bumi Kalimantan, diantaranya Pencak Silat (seni bela diri tradisional masyarakat Melayu), Reyog Ponorogo, Tarung Mandau (tarian perang suku Dayak Ngaju), hingga Wadian Dadas (tari ritual pengobatan tradisional khas suku Dayak Ma'anyan).
Tahun 2015, festival Babukung berhasil mengukir rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai "Penampilan Tari Topeng Tradisional Terbanyak di Indonesia". Pada Festival Babukung tahun 2022 ini, Kabupaten Lamandau kembali mendapatkan penghargaan dari MURI dengan kategori "Melukis Warna Luha/Topeng Kayu Terbanyak oleh Pelajar".
Konservasi Budaya Tradisional
Kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya pelestarian budaya tradisional dewasa ini terus meningkat, seiring dengan maraknya diadakan kegiatan-kegiatan festival maupun pementasan budaya berskala daerah, regional, hingga nasional untuk mendukung sektor pariwisata yang menjadi prioritas negara. Hal ini menjadi sinyalemen positif karena keberagaman budaya adalah salah satu kekayaan terbesar yang dimiliki Indonesia.