Mohon tunggu...
Michael Juanda
Michael Juanda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orangutan Journey

Indonesian Ecotour Guide, Founder of Orangutan Journey!

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Satu Dekade NOAH, Bukan Lagi Mimpi Yang Sempurna!

26 November 2022   08:45 Diperbarui: 28 November 2022   01:21 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meriahnya Konser DekadExperience NOAH 2022. (foto: Hypeabis.id)

Dari sekian banyak kelompok musik yang pernah "merajai" musik Indonesia hingga saat ini, NOAH bak ada di level yang berbeda. Konsisten selalu berada di puncak popularitas karena terus relevan beradaptasi dengan perkembangan.

Medio September lalu, supergroup musik Indonesia NOAH baru saja merayakan satu dekade perjalanan musikalnya di blantika industri nada Indonesia dengan mengadakan konser DekadExperience yang sangat meriah. Konser yang diadakan kali ini membawa penonton dalam dua konsep & pengalaman berbeda dalam menikmati gelaran pertunjukan musik.  Pada show pertama NOAH tampil dengan format Exclusive Set Indoor di JIexpo Convention Center & Theatre, dan secara estafet show kedua NOAH tampil outdoor dengan format festival experience di Plaza Parkir Barat JIEXPo, Jakarta.

Konser NOAH DekadExperience
Konser NOAH DekadExperience

Total 35 lagu hits mereka dibawakan dalam konser tesebut dengan berbagai aransemen spesial, sound, lighting, dan stage set yang spektakuler, dan membuat puluhan ribu penonton hanyut dalam suasana megah sekaligus meriah. Konser ini seakan menjadi panggung legitimasi NOAH sebagai kelompok musik terbesar di nusantara saat ini.

Suasana Festival DekadExperience NOAH
Suasana Festival DekadExperience NOAH

Peterpan & Mimpi yang sempurna

Lahir di Bandung dan memilih nama Peterpan sebagai identitas pada tahun 2000 silam dengan formasi Ariel (vokal), Lukman (gitar), Uki (gitar), Andika (kibor, piano), Indra (gitar bas), dan Reza (drum, perkusi), band yang mengusung genre musik pop rock & rok alternatif ini menembus arus utama pasar musik Indonesia di tahun 2002 dengan singelnya "Mimpi Yang Sempurna" yang masuk dalam album kompilasi "Kisah 2002 Malam" dari Musica Studio's. 

Lagu yang berkarakter easy listening ini sukses menjadi karpet merah bagi Peterpan memasuki industri musik dalam negeri, menjadi primadona banyak pendengar musik, dan favorit para musisi jalanan di Kota Kembang untuk dibawakan hampir di semua sudut jalan pada masa itu.

Peterpan formasi awal tahun 2002. (foto: hai.grid.id)
Peterpan formasi awal tahun 2002. (foto: hai.grid.id)

Kesuksesan singel perdana di atas membawa Peterpan mendapatkan kontrak rekaman dan merilis album musik debutnya, Taman Langit (2003). Album ini langsung meraih kesuksesan di pasaran dan mencatatkan penjualan di angka lebih dari 650.000 kopi, serta mencetak beberapa penghargaan platinum. Petualangan Peterpan dan mimpinya terus berlanjut dengan dirilisnya album kedua mereka "Bintang Di Surga" tahun 2004, album yang juga menjadi karya tersukses mereka secara penjualan, dan hingga saat ini memuncaki daftar album musik Indonesia terlaris sepanjang masa dari sebuah kelompok musik, dengan estimasi penjualan di atas 3,2 juta kopi.

Hari Yang Cerah (2007) menjadi album studio ketiga dari Peterpan dan cukup sukses di pasar musik domestik, setelah sebelumnya di tahun 2006 mereka juga merilis album "OST Alexandria" yang menjadi lagu tema untuk sebuah film Indonesia populer dengan judul yang sama. Terlepas statusnya yang berada di level papan atas musik Indonesia serta telah diraihnya berbagai prestasi, penghargaan, hingga catatan rekor di dunia musik, terjadi konflik internal dalam tubuh Peterpan di penghujung tahun 2006 yang menyebabkan keluarnya 2 anggota, yaitu Andika dan Indra. 

Prahara terus berlanjut dengan tuntutan salah satu mantan personilnya untuk tidak lagi menggunakan nama Peterpan sebagai identitas grup. "Sebuah Nama, Sebuah Cerita" yang dirilis bulan Agustus 2008 menjadi album penutup sekaligus kompilasi karya Best of The Best perjalanan Peterpan di industri musik tanah air. 19 Oktober tahun 2008 menjadi konser tunggal terakhir dengan nama Peterpan.

Satu Dekade NOAH

Setelah sempat berjalan tanpa nama, kemudian vakum dari dunia musik selama beberapa tahun akibat kasus hukum yang menimpa Ariel sang frontman, kelompok musik ini terlahir kembali dengan nama NOAH yang diresmikan tahun 2012. Beranggotakan empat orang personil lawasnya (Ariel, Lukman, Uki, dan Reza) NOAH menambah personil baru yaitu David yang mengisi posisi kibor. 

Tembang "Separuh Aku" adalah rilisan perdana mereka dengan nama yang baru dan sukses menjadi penanda kembalinya supergroup ini ke dunia musik. Tak perlu waktu lama, NOAH berhasil kembali ke kasta utama tangga musik Indonesia dan meraih sukses lewat penjualan album pertamanya "Seperti Seharusnya" (2012). Album ini dipasarkan dengan menggandeng salah satu gerai makanan cepat saji di Indonesia, dan mencetak angka penjualan fantastis, di atas 2 juta kopi.

NOAH formasi saat ini. (foto: hai.grid.id)
NOAH formasi saat ini. (foto: hai.grid.id)

Hadirnya NOAH seperti membawa kembali asa baru yang memotivasi para musisi pengusung aliran pop rock & alternative lainnya di Indonesia saat itu, setelah dibombardir dengan fenomena maraknya boyband & girlband yang mendominasi pasar mainstream musik nasional selama beberapa tahun. Bahkan 'pengkultusan' bagi sosok Ariel yang baru saja selesai menjalani masa tahanannya sebagai icon perlawanan atas dominasi fenomena tersebut digaungkan banyak penggemarnya dengan memviralkan jargon dan tagar "Ariel Bebas Boyband Tewas" via salah satu media sosial.

Proyek "Second Chance" menjadi salah satu rangkaian karya paling penting yang menandai perjalanan NOAH sejak 2014 hingga sekarang, proyek ini adalah tetralogi rilisan ulang dengan nuansa serta aransemen baru bagi lagu-lagu dan album yang pernah dirilis NOAH dengan nama kelompok yang lama, dengan tambahan beberapa karya baru. Strategi ini secara pemasaran sangat berhasil, karena mampu menggandeng kembali para penggemar fanatik mereka dari era sebelum NOAH, juga memikat generasi baru menjadi penggemar dengan aransemen serta visualisasi yang up to date dengan perkembangan industri hiburan & musik yang relevan.

Dalam tempo sepuluh tahun sejak kembalinya, NOAH telah merilis total 7 album musik yaitu: Seperti Seharusnya (2012), Sings Legends (2016), Keterkaitan Keterikatan (2019), dan tetra album dari proyek "Second Chance" yang dirilis pada tahun berbeda, Second Chance (2014), Taman Langit (2021), Bintang Di Surga (2022), dan terakhir Hari Yang Cerah (2022).

Pentingnya Menjadi Relevan

Menarik ketika mengikuti perkembangan NOAH sebagai sebuah kelompok musik dan fenomena tersendiri dalam dunia entertainment di Indonesia. Konsistensi berkarya dan berada di level atas, turbulensi yang pernah dialami hingga sempat vakum dan berganti nama, serta comeback gemilangnya dalam satu dekade terakhir secara pencapaian dan popularitas sulit untuk disamai musisi manapun di tanah air.

Dalam sebuah wawancara dengan tiga orang personil NOAH yang tersisa dan menjadi formasi saat ini, Ariel, Lukman, dan David di tahun 2020, rasa lapar untuk terus belajar dan menciptakan karya yang relevan menjadi kunci kesuksesan mereka. "Dari segi teknis banyak belajar. Secara panggung juga kita harus mengukur sama industri luar. Itu yang harus kita kejar ke sana (industri musik luar negeri). Kenapa orang rela bayar mahal buat nonton konser mereka itu berarti pertunjukannya sangat menarik. Kami belum bisa sampai ke situ," tutur Ariel saat itu.

Stage set konser DekadExperience NOAH
Stage set konser DekadExperience NOAH

Menjadi relevan adalah poin signifikan yang dapat kita tarik dari perjalanan NOAH sejak awal berdirinya hingga sekarang. Industri musik dan hiburan di seluruh dunia berkembang dengan sangat pesat, banyaknya karya yang terus lahir tiap harinya, dinamika trend yang silih berganti, dan disrupsi yang terjadi pada industri musik yang ditandai dengan transformasi musik analog menjadi digital, haruslah disikapi dengan terus mau belajar dan beradaptasi dengan keadaan relevan.

Satu perspektif penting juga yang saya catat dari eksistensi NOAH lewat berbagai karyanya, yaitu untuk selalu bisa hadir dengan versi terbaik mereka "Di saat ini". Alih - alih terbuai dengan sukses masa lalu pada era lama, mereka kembali belajar untuk mentransformasikan gaya musik dan beragam aransemen masa kini ke dalam lagu-lagu yang pernah mereka tulis dan mencetak berbagai kesuksesan sebelumnya. Eksperimen dan strategi yang terbilang sangat berani untuk melahirkan kembali seluruh album Peterpan lewat proyek "Second Chance", agar dapat tetap hidup dan sesuai dengan selera kekinian, bukan sekedar menjadi nostalgia.

Mimpi yang sempurna itu telah berubah menjadi pencapaian yang paripurna!

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Noah_(grup_musik)

https://www.medcom.id/hiburan/indis/eN40p7wN-8-tahun-noah-masih-lapar-dan-terus-belajar?p=all

https://www.kompas.com/hype/read/2022/09/12/185354866/rayakan-1-dekade-bersama-noah-gelar-konser-dengan-dua-konsep-berbeda 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun