Mohon tunggu...
Galih Satria H
Galih Satria H Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar menulis

ASN milineal yang sangat mendambakan proses kerja terbuka terhadap fleksibilitas,kreatifitas,dan inovasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Pertama si Kembar Bersekolah

25 Juli 2016   10:07 Diperbarui: 25 Juli 2016   10:20 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini pengalaman pribadiku ketika membantu temanku untuk mengurusi anaknya di hari pertama sekolah.

Cuti lebaran sudah berakhir,hari Senin aku kembali melakukan aktivitas monotone di kantor,kembali berkutat dengan angka-angka dan faktur supplier yang sudah mendekati jatuh tempo.Jalan raya di kota sudah mulai lancar karena pemudik sudah pada kembali ke kota perantauannya masing-masing.

Satu hari terakhir libur,aku memutuskan untuk berkunjung ke salah satu rekan kerjaku yang bernama Herdi.Herdi ini punya anak kembar yang berumur 4 tahun.Ketika di rumahnya,aku disambut dengan anak kembarnya,mereka menyapaku dengan mencium tanganku.Bapaknya sudah mengajarinya untuk cium tangan ketika menyapa orang yang sepantaran dengan ayahnya.

"Anakmu apa gak kamu masukin aja ke TK?"tanyaku ke Herdi."Niatnya sih gitu gal...tapi bingung milih TK nya"jawab dia.

"Udah santai aja..masukin aja ke TK yang deket sama kantor,di seberang kantorkan ada TK tuh.."kataku

"Kira-kira mahal gak ya..."tanya dia bimbang.

"yaelah...gajimu kan gedhe..paling gak mahal kok..udah masukin aja kesana,daripada cari yang jauh ntar kamu sama istrimu yang ribet."jawabku.Si Herdi mengangguk.

"Anterin yuk Gal..daftarin si Kembar kesana"ajak Herdi.Aku mengangguk.Langsung kami berangkat ke TK yang dimaksud dengan menggunakan motor.Sampai disana,Herdi langsung mengambil dua formulir dan mengisi formulir tersebut.

"Besok,ketika hari pertama putranya sekolah,orang tua diharapkan melengkapi dokumen pendaftaran ya pak.."kata salah satu admin pendaftaran TK tersebut dan menyerahkan bukti pendaftarannya.Herdi mengangguk.

"Her..tuh mbak cantik banget yaaa.."bisikku.Mendengar kata tersebut Herdi langsung ngomong ke orangnya "Mbak..mbak dikatain cantik tuh sama temenku itu..namanya Galih.."Langsung seketika mukaku merah karena malu.Aku langsung ngacir meninggalkan loket pendaftaran dan menunggu Herdi di Parkiran motor.

Dari kejauhan Herdi senyum-senyum sendiri,puas melihatku malu tadi.

"Hahahaha....ciyeeee ada yang malu nih...langsung ngacir..ternyata kabur ke parkiran"ledek Herdi.

"Semprul..hahaha" aku sendiri geli kenapa aku langsung kabur begitu saja.

Aku nyalakan motor dan langsung kembali ke Rumah Herdi.Sesampainya di Rumah,si Herdi langsung menemui anak kembarnya.

"Ali..Ani..besok sekolah ya...ketemu sama teman-teman dan bu Guru.."kata dia. "Asyiiiikkkkk......besok Sekolaaah....main ayunan..."teriak keduanya dengan gembira.Aku melihat mereka berdua ikut senyum.

"Her...aku pulang yaaa....sampai ketemu senin di Kantor...."aku pamit sama Herdi dan Anak kembarnya.

Hari senin..Hari pertama si Kembar sekolah.

bipp..bippp... Handphoneku berbunyi.Ku buka handphoneku dan ku baca sms yang ternyata dari Herdi.

"Duh...hari ini bini gue keluar kota,gue bakalan ribet sendiri nih..mana si kembar sekolah pula."aku mebalasnya dengan bercanda

"Selamat yaaa...rasain lu Her...Tunjukin kalau lu jadi Bapak yang baik hahaha.."

Setelah saling ledek lewat SMS,aku langsung pergi mandi dan bersiap-siap kerja.

30 menit kemudian,aku siap dan berangkat kerja.Tak lupa aku berpamitan dengan orang tuaku.

Sampai di kantor,ruanganku masih sepi."Tumben-tumbenan si Herdi belum berangkat" kataku dalam hati.

bip..biip...Handphoneku kembali ada SMS dari Herdi lagi.

"Gal..tolongin gue dong...gue kerepotan nih ngurusi si Kembar"Aku langsung membalasnya dengan "86 gan"Aku langsung meluncur ke rumah Herdi.

Sampai di rumah Herdi,aku menghubungi manajerku untuk meminta ijin terlambat,dan menghubungi staffku untuk segera membereskan faktur supplier yang sudah jatuh tempo.

"Masuk aja Gal...pintunya tidak dikunci"teriak Herdi dari dalam rumah.

"Woooowwww....."aku kaget melihat kondisi rumahnya yang berantakan.Aku melihat si Herdi lagi main kejar-kejaran dengan Ali karena Ali tidak mau memakai sepatu,sementara si Ani blepotan di meja makan.Secara reflek aku langsung membantu Herdi untuk menyiapkan Ani.

Mula-mula ku bersihkan mulutnya yang blepotan karena makan,kemudian ku ganti bajunya yang kotor karena nasi dan sayur yang tumpah.Kemudian aku menyisiri rambutnya (aku mencoba mengucir rambutnya tapi failed..karena aku gak bisa mengucir rambut),dan memakaikannya sepatu.Aku sudah menyiapkan Ani,sementara Herdi masih sibuk mengejar si Ali yang tidak mau memakai sepatu.Aku mencegat Ali dan menangkapnya.Dia sempat memberontak,akhirnya pasrah karena tenagaku lebih besar daripada dia,Herdi langsung memakaikan sepatu di kaki Ali.Aku melihat jam sudah hampir menunjukkan pukul 8.00

Aku nyalakan motor,aku taruh Ani di depanku,dan Ali di belakang alias bonceng empat.Aku kebut motorku agar sampai TK tepat waktu.Sampai di TK pas bel berbunyi.Herdi mengantarkan anak kembarnya masuk ruang kelas,sedangkan aku menunggu di luar ruang sambil memandang mahmud (mamah-mamah muda dan imud) yang mengantarkan putra-putrinya.Aku melihat si Ani merengek-rengek ketika Herdi berpamitan untuk kerja,sementara si Ali sudah asyik bermain prosotan.

Aku menghampiri Herdi.

"Her..aku ke kantor ya...lu cuti aja...entar biar aku yang ngomong ke Bu siska manajermu.Kayaknya si Ani gak mau kamu tinggal tuh."

Herdi mengangguk.'Gal..tolong ambilin laptopku di ruangan dong,biar aku selesaikan kerjaan kantor disini aja sambil nemenin mereka"

Aku langsung menuju kantor dengan berjalan kaki,karena kantorku hanya diseberang TK.

Selepas mengantar laptopnya Herdi,aku masuk ke ruangan dan langsung duduk di meja kerjaku.

Staffnya Herdi menanyakan kenapa Herdi gak masuk,aku jawab kalau dia cuti karena mengantar dan menunggui anak kembarnya di TK

"Kalau ada sesuatu,bisa menghubungi pak Herdi lewat whatsapp dan mengirim kerjaan lewat email beliau"kataku ke salah satu Staffnya.Kemudian staffnya kembali ke ruangan.

Repotnya Herdi sebagai Ayah yang ditinggal istrinya keluar Kota,dia harus bisa multitaskill dalam mengurusi rumah tangganya.

Kejadian ini juga menjadi pelajaran dan pengalamanku ketika aku menikah kelak...Aku juga harus bisa seperti Herdi walaupun Herdi kewalahan karena memiliki anak kembar.

Ayo dukung Gerakan Mengantar Anak Sekolah di Hari Pertama Sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun