Mohon tunggu...
Galih Satria H
Galih Satria H Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar menulis

ASN milineal yang sangat mendambakan proses kerja terbuka terhadap fleksibilitas,kreatifitas,dan inovasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan Bidadari

7 Maret 2016   11:51 Diperbarui: 7 Maret 2016   12:24 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Tama, aku pemuda umur 23 th.Aku sering menjadi bahan bercandaan teman-teman karena pada usia tersebut aku belum memiliki pacar.Jangankan pacar,gebetan pun tak ada.Saking baiknya teman-temanku,mereka mencoba menjodohkanku dengan beberapa cewek kenalan mereka.Tapi tak ada satu pun yang mampu membuatku merasakan cinta.Hingga akhirnya teman-temanku menyerah untuk mencarikan pacar untukku.

Sebetulnya aku bukan tipe cowok yang pemilih,tapi aku hanya lebih selektif saja.Disisi lain aku orangnya pendiam,ditambah lagi aku punya alis yang membuat cewek kadang takut untuk ku dekati.Aku kadang iri dengan teman-temanku yang masing-masing sudah memiliki pacar.Bayangin aja ketika lagi kumpul,mereka membawa pacarnya masing-masing,sedangkan aku sendirian.

Singkat cerita,ketika aku sedang mengendarai sepeda motor,aku melihat seorang gadis berjilbab sedang berjalan sendirian.Dia nampak kebingungan.Malam itu jalanan sepi,ditambah lagi lampu penerangan jalan yang remang-remang.Karena khawatir dengan keselamatan gadis tersebut,aku mencoba memberanikan diri untuk memberinya tumpangan,setidaknya sampai jalan yang ramai dilewati kendaraan.

"Mbak..mbak mau kemana malam-malam sendirian jalan kaki?ini jalan sepi mbak.."tanyaku dengan sopan.Dia kaget dan sedikit menjauh dari aku,mungkin dia takut kalau aku orang jahat.

"Tenang mbak...aku bukan orang jahat,aku alumni kampus itu yang ada diseberang jalan."kataku sambil menunjukkan KTP dan kartu tanda mahasiswa.Si mbak mengambil KTPku dan membacanya,kemudian mengembalikannya ke aku.

"Maaf dik..tadi mbak habis ke kos an temen,tapi kemaleman sehingga mbak gak ada yang jemput.Mbak jalan sendirian deh.."jawabnya.

"oalaaah...kenalin mbak,aku Tama..."kataku sambil mengulurkan tangan."Aisyah.."kata dia sambil tersenyum.

"Rumahnya mana Mbak..mari nebeng saya saja...saya antar sampai rumah."tanyaku.

"Rumahku deket kok,di selatan stadion"jawabnya.

Kemudian aku memberikan helm agar dia pakai.Kami berdua meluncur ke daerah stadion.Di perjalanan kami asyik mengobrol.Hingga akhirnya sampailah di stadion.

"Rumahnya mana mbak?ini dah sampai stadion"tanyaku.

"Masih lurus dek..nanti ada gang di kiri jalan,sebelah gang ada patung semar."jawab dia.Kembali aku pacu motorku dengan pelan sambil nengok kanan-kiri mencari gang yang dimaksud.Akhirnya ku temukan juga gang kecil.Gang tersebut hanya cukup dilalui satu mobil saja.

"Lurus dek..nanti rumah mbak catnya warna hijau."kata dia.AKu mencari rumah dengan cat warna hijau.

"Stop...ini rumah mbak"kata dia sambil menepuk bahuku.AKu memberhentikan laju motorku dan mematikan mesin motor.

"Makasih ya dek..."kata dia sambil menyerahkan helm dan beberapa lembar uang.Aku mengambil helmnya tapi tidak dengan uangnya.

"Uangnya disimpan aja mbak..untuk jajan mbak"kataku.

"Eh..pin bbm kamu berapa..??"tanya dia.Aku memberikan hpku ke dia untuk discan bar kode.

"Oke..mbak masuk dulu ya...makasih udah mau nganter mbak sampai rumah"kata dia.Aku menunggunya sampai dia membuka pintu rumahnya.Setelah dia masuk,aku langsung cabut pulang ke rumah.

Sampai di rumah,aku langsung masuk kamar dan chatting dengan Aisyah.Kami ngobrol ngalor ngidul hingga lupa waktu,Ternyata udah tengah malam.Berhubung aku besok pagi kerja,aku pamitan sama dia.

Sebulan telah berlalu begitu cepat.Aku mulai naksir Aisyah,sepertinya Aisyah juga naksir denganku(sedikit pede gakpapa kan...).Ku beranikan diri untuk mengatakan cinta ke dia.Ah....yaaaa...kami resmi menjadi pasangan kekasih.Perasaanku campur aduk,maklum ini adalah cinta pertamaku dan pertama kalinya aku pacaran.

Malam harinya ketika kumpul dengan teman-teman,aku ajak aisyah jalan dan ku kenalkan dia ke teman-temanku.

Mereka gak percaya akhirnya aku punya pacar.Bahkan ada yang mengira ini hanya settingan saja (kayak artis di infotainment itu looo..),tapi Aisyah cerita bagaimana dia dan aku bisa ketemu hingga akhirnya pacaran.

Nah..berhubung aku sudah punya pacar,teman-temanku menraktir aku malam itu.Sejak saat itu,mereka tak lagi menjadikanku bahan guyonan.

********************************************************************************

Kini,6 bulan sudah aku berpacaran dengan Aisyah.Tapi aku tidak tahu kalau sebetulnya aisyah sedang mengalami penyakit yang sangat serius.Aku baru tahu ketika kami sedang makan siang di sebuah warung steak,dia mendadak pingsan.Untungnya warung steak saat itu sedang rame,jadi ada yang membantuku untuk membawanya ke rumah sakit.Salah seorang karyawan menelepon ambulans.Dan sepuluh menit kemudidan ambulans tiba di depan warung.

Aku dan beberapa karyawan membopong tubuh aisyah ke dalam ambulans.Suster yang ada di dalam ambulans langsung sigap.

"Mas..motornya biar disini saja..nanti biar saya yang amankan"kata soerang pegawai warung steak.Aku mengangguk dan langsung masuk  ke dalam ambulans mendampingi Aisyah yang masih belum sadar.

"Yank...bangun yank.."kataku sambil mengusap tangannya.Ternyata aku menangis.Jujur saja,terakhir aku menangis ketika aku ikut donor darah (waktu jarumnya masuk ke lenganku itu loo...sakitnya badala demit..)

Suster mencoba menenangkanku."Sudah mas...nanti sadar sendiri kok...biar diperiksa sama dokter.."kata dia.

Sesampainya di rumah sakit,Aisyah langsung dibawa ke UGD untuk pemeriksaan.Aku mengambil HP nya untuk menelpon orang tuanya.

Aisyah yang selalu ceria dan tersenyum saat bersamaku,kini lunglai di atas kasur.Tubuhnya dipenuhi alat-alat kedokteran.Satu jam kemudian,orang tuanya tiba di rumah sakit.

"Gimana kondisi anak saya dok.."kata ibunya dengan menahan tangis.

"Mari saya jelaskan di ruangan kerja saya.."kata dokter.Orang tuanya mengikuti Dokter dari belakang.

Cukup lama mereka berbincang di ruangan dokter.Akhirnya mereka keluar ruangan juga.

Ibunda Aisyah langsung memelukku.Aku bingung dan kaget,karena ibunya menangis di pelukanku.

"Ais kenapa tante...dia sakit apa..apa kata dokter.."tanyaku sambil terisak.Ibunya tidak mau menjawab pertanyaanku.

"Kamu yang sabar ya Tam..doakan Aisyah semoga lekas sembuh."kata ibunya sambil mengusap air mataku.

"Aisyah terserang bakteri,dan bakteri tersebut sudah menyerang sistem imunnya."kata Ayahnya yang dari tadi diam.

Entah,yang jelas aku merasakan kesedihan yang mendalam.Aku hampiri tubuh Aisyah yang masih belum sadar.

"Ais..bangun yank..."kataku sambil menggenggam tangannya.Aku cium telapak tangannya.Aku terisak-isak.Hingga akhirnya aku merasakan sentuhan lembut dari tangannya.Aku sedikit tenang,karena akhirnya dia sudah mulai sadar.

Walaupun masih susah untuk berbicara,dia mengusap air mataku dan berkata lirih "Dasar cengeng"sambil tersenyum.Aku mencium keningnya.Fase-fase kiritis sudah terlewatkan.Jam 9 malam,aisyah dipindah ke ruangan V.I.P (maklum,asuransinya yang premium).

"Om..tante..biar Tama yang menjaga Ais..om dan tante istirahat aja di rumah,jaga kesehatan"kataku dengan lembut.Kedua orang tua Aisyah setuju,kemudian berpamitan.

"Kabari om kalau ada apa-apa"kata Ayahnya.Aku mengangguk.Malam itu,aku juga ijin kepada atasanku kalau besok pagi aku tidak masuk.Atasanku memberikan ijin.

"Tam..aku lapar.."kata Aisyah.Segera aku putar tuas di bawah kasurnya dan aku betulkan posisi tubuh Aisyah,setelah itu aku ambil makanan yang sudah disediakan pihak rumah sakit,dan menyuapinya sedikit demi sedikit.Sesekali aku bercandain dia seperti menyuapi anak kecil.Yah..aku yang terkenal garang menjadi sangat melankolis...aku yang terkenal jaim menjadi seperti anak-anak.Apakah ini efek dari cinta??

Setelah selesai makan,aku tidurkan dia ke posisi semula.Melihat kondisinya yang lemah berbaring di tempat tidur,aku kembali meneteskan air mata (cengeng..iya...)

"Tam..ada apa?"tanya dia.Aku buru-buru menyeka air mataku.

"Eh..gakpapa..cuma ngantuk aja"jawabku sambil pura-pura merenggangkan tubuh.

"Udah..kamu tidur lagi ya..."kataku dengan lembut,dia mengangguk.Aku usap dengan lembut keningnya hingga dia tertidur,dan aku pun tertidur di sisi dia.Entah berapa lama aku tertidur,yang jelas ketika aku bangun,ruangan sudah dipenuhi orang.Aku lihat udah ada orang tuanya Aisyah dan juga teman-teman gengku.

"Wah..yang semaleman begadang.."kata salah seorang temanku.

"Weh bro...udah nangkring disini aja..emang jam berapa sih?"kataku sambil mencoba membuka mataku.

"Jam 12 siang brooo..."katanya lagi.

"oohh...."aku melihat Aisyah masih tertidur,mungkin efek obatnya.

Aku berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajah.Wah...panggilan alam..seketika perutku mules,langsung saja aku copot celanaku.

Ketika baru asyik-asyiknya pup,di luar kamar mandi gaduh sekali.

"Wehh...kenapa ini..."buru-buru aku cebok dan memakai celana lagi.Aku kembali ke ruangan,ku lihat tubuh Aisyah kejang-kejang.Suster dan dokter memeriksa kondisi Aisyah.Ibunya menangis dan memeluk ayahnya,temen-temenku mencoba membantu dokter dengan memegangi tangan dan kaki Aisyah.Akhirnya,Aisyah kembali di rawat di UGD.Aku berlari mengikuti dari belakang.Sampai di UGD,aku dilarang dokter untuk masuk,begitu juga ayah dan ibunya.Temen-temenku tahu kalau aku sedang panik dan sedih.Aku duduk dipojokan ruangan.Temen-temenku mencoba menghiburku dengan memberikanku semangat dan pelukan.Cukup lama kami berada di depan pintu UGD.Dokter pun belum keluar dari UGD.Aku masih harap-harap cemas.

2 jam kemudian,dokter keluar ruangan.Wajahnya pucat.

"Maaf bu...nyawa Aisyah tidak bisa terselamatkan,kami sudah mencoba menanganinya tapi sistem imunnya yang lemah."kata dokter.Seketika ibunya menangis tersedu-sedu,begitu juga ayahnya.

Tiba-tiba aku merasa pusing,telinga berdengung,dan langsung semuanya berubah menjadi gelap.Aku tak merasakan apapun.Ya....aku pingsan untuk yang pertama kali dalam hidupku.

Teman-temanku memindahkan tubuhku ke sofa yang ada di samping ruangan UGD.10 menit kemudian,aku sadar.Langsung aku berlari menuju ruang UGD.Tangisanku meledak melihat tubuh Aisyah yang sudah terbujur kaku dan ditutupi selimut.

Aku membuka selimut yang menutupi tubuhnya.

Aku panggil namanya,aku usap pipi dan keningnya.

"Aish..bangun sayang...bangun...!!!"kataku sambil menangis.Tetapi tubuh itu tetap saja membeku.

"Sudah..sudah...lepaskan dia...ikhlaskan Tam.."kata temenku sambil menarik tanganku untuk menjauh.

"Lepasin...nggak..nggak boleh...Aisyah gak boleh pergi.."kataku sambil meraung.Bleeek...aku pingsan untuk kedua kalinya.Temen-temenku panik,dan segera membopong tubuhku keluar ruangan dan membaringanku ke sofa tadi.

Tak lama kemudian aku sadar dari pingsanku,aku duduk di sofa dengan lesu dan layu.Temen-temenku memelukku dan memberikanku nasihat yang macem-macem.Aku mencoba menata emosiku dan mencoba menenangkan diri.

Ibunya Aisyah keluar UGD dan langsung memelukku.Aku mencoba untuk tegar tapi malah ambyar.Ayahnya menghubungi orang rumah agar dipersiapkan sesuatunya.Emang,ayahnya Aisyah orangnya sangat tegar.

Satu jam kemudian,jenasah Aisyah keluar dari UGD dan dibawa menuju ambulans.Aku ikut ke dalam ambualans bersama dua orang temanku,sedangkan orang tuanya aisyah dan dua orang temanku yang lainnya mengikuti dengan mobil dan sepeda motor.

Selepas sampai di rumah duka,jenasah Aisyah langsung dimandikan dan dikafani kemudian dimasukkan ke dalam peti.Aku melihat wajahnya untuk yang terakhir kalinya.Dia masih tetap sama,senyuman yang selalu ia tunjukkan kepadaku masih berbekas di wajahnya yang sudah terbujur kaku.

Pukul 4 sore,jenasah Aisyah dimakamkan di pemakaman umum tak jauh dari rumahnya.Dengan langkah terseok-seok aku mencoba berjalan mengiringi kepergiannya sampai ke pemakaman.

Akhirnya,jenasah dimasukkan ke dalam liang kubur,perlahan-lahan tanah mulai menutup liang kuburnya.Batu nisan juga sudah tertancap di pusara nya.Aku masih tidak percaya kalau kejadian ini menimpaku.

Sampai saat ini,aku masih mencoba untuk menata lagi kehidupanku selepas ditinggal oleh Aisyah.Ya...Aisyah bidadariku,dia yang mengembalikanku menuju jalan kebenaran,dia yang mengajariku membaca Al Quran,dia yang selalu tersenyum ketika berada disampingku.

Susah memang untuk melupakannya...tapi aku masih harus menjalani kehidupan ini.

#stopplagiat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun