Satu jam kemudian,jenasah Aisyah keluar dari UGD dan dibawa menuju ambulans.Aku ikut ke dalam ambualans bersama dua orang temanku,sedangkan orang tuanya aisyah dan dua orang temanku yang lainnya mengikuti dengan mobil dan sepeda motor.
Selepas sampai di rumah duka,jenasah Aisyah langsung dimandikan dan dikafani kemudian dimasukkan ke dalam peti.Aku melihat wajahnya untuk yang terakhir kalinya.Dia masih tetap sama,senyuman yang selalu ia tunjukkan kepadaku masih berbekas di wajahnya yang sudah terbujur kaku.
Pukul 4 sore,jenasah Aisyah dimakamkan di pemakaman umum tak jauh dari rumahnya.Dengan langkah terseok-seok aku mencoba berjalan mengiringi kepergiannya sampai ke pemakaman.
Akhirnya,jenasah dimasukkan ke dalam liang kubur,perlahan-lahan tanah mulai menutup liang kuburnya.Batu nisan juga sudah tertancap di pusara nya.Aku masih tidak percaya kalau kejadian ini menimpaku.
Sampai saat ini,aku masih mencoba untuk menata lagi kehidupanku selepas ditinggal oleh Aisyah.Ya...Aisyah bidadariku,dia yang mengembalikanku menuju jalan kebenaran,dia yang mengajariku membaca Al Quran,dia yang selalu tersenyum ketika berada disampingku.
Susah memang untuk melupakannya...tapi aku masih harus menjalani kehidupan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H