Siapa pemimpin Kota ini, setiap sudut rakyatnya teriak sampai serakÂ
penggusuran tanpa manusiawi hanya perikehewanan
alih-alih bersembunyi atas nama ruang hijau, HIJAU yang mana ?
siapa yang berdiri diatas tanah yang bernama negara!
Ataukah kau hanya ingn dipandang sebagai pahlawan kesiangan ?
Reklamasi terus berjalan, kasusnya pun mulai nyangkut entah kemanaÂ
mereka yang seharusnya tersangka masih bebas tertawa seringai bak serigalaÂ
kita dipertontonkan drama hukum, yang katanya tanpa pandang buluÂ
bulu siapa? domba, kucing, kerbau ataukah babi ?
Kami memang salah, hidup dalam kekumuhan .. bertahun tahun terlena seolah pemilikÂ
tetapi tak bisakah kami diangkat tapi tidak dijatuhkan ..
belai martabat kami, karena kepala adalah mahkota
Tukang cukurpun pasti permisi memegang kepala kamiÂ
mengapa engkau yang punya pangkat begitu congkak !!Â
Kota ini semrawut bukan karena kami, tapi ...
jawablah wahai kau penguasa karena kau yang paling pandai berbicara didepan kamera
tak berani kami menantang simbol negara apalagi satpol PP yang kini bak TNI
padahal mereka berasal dari sipil .. sama seperti kami yang terlahir dari Adam dan Hawa
Dari Kota kecil yang bernama Pomalaa, 5 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H