Mohon tunggu...
Is
Is Mohon Tunggu... Administrasi - street jurnalis

Netizen jurnalis dan hobby nakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk A

5 Mei 2016   17:34 Diperbarui: 5 Mei 2016   17:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

belai martabat kami, karena kepala adalah mahkota

Tukang cukurpun pasti permisi memegang kepala kami 

mengapa engkau yang punya pangkat begitu congkak !! 

Kota ini semrawut bukan karena kami, tapi ...

jawablah wahai kau penguasa karena kau yang paling pandai berbicara didepan kamera

tak berani kami menantang simbol negara apalagi satpol PP yang kini bak TNI

padahal mereka berasal dari sipil .. sama seperti kami yang terlahir dari Adam dan Hawa

Dari Kota kecil yang bernama Pomalaa, 5 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun