Mohon tunggu...
Is
Is Mohon Tunggu... Administrasi - street jurnalis

Netizen jurnalis dan hobby nakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk A

5 Mei 2016   17:34 Diperbarui: 5 Mei 2016   17:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pemimpin Kota ini, setiap sudut rakyatnya teriak sampai serak 

penggusuran tanpa manusiawi hanya perikehewanan

alih-alih bersembunyi atas nama ruang hijau, HIJAU yang mana ?

siapa yang berdiri diatas tanah yang bernama negara!

Ataukah kau hanya ingn dipandang sebagai pahlawan kesiangan ?

Reklamasi terus berjalan, kasusnya pun mulai nyangkut entah kemana 

mereka yang seharusnya tersangka masih bebas tertawa seringai bak serigala 

kita dipertontonkan drama hukum, yang katanya tanpa pandang bulu 

bulu siapa? domba, kucing, kerbau ataukah babi ?

Kami memang salah, hidup dalam kekumuhan .. bertahun tahun terlena seolah pemilik 

tetapi tak bisakah kami diangkat tapi tidak dijatuhkan ..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun