Mohon tunggu...
Hendarto Adhi
Hendarto Adhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penulis adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan Singkat di Samarinda, Kota Penuh Sungai dan Bukit

18 Maret 2021   15:54 Diperbarui: 18 Maret 2021   16:44 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang terletak di pulau Kalimantan. Kalimantan Timur mempunyai ibukota bernama Samarinda. Kota ini memiliki destinasi wisata yang sangat populer yaitu Tepi Sungai Mahakam dan Puncak Suryanata. Pada penulisan essai feature ini, saya akan menceritakan pengalaman saya mengunjungi Tepi Sungai Mahakam dan Puncak Suryanata. 

Kedua tempat tersebut merupakan tempat terbaik untuk melihat matahari terbenam dengan jelas. Topik ini sangat relevan dengan kehidupan pembaca, karena zaman sekarang, banyak anak muda yang setiap sore pergi melihat matahari terbenam dengan tujuan menyegarkan pikiran. Anak-anak muda biasanya menikmati matahari terbenam di pantai atau di gunung. Essai ini dibuat dengan tujuan mengenalkan kepada remaja saat ini kepada destinasi wisata atau titik untuk melihat matahari terbenam yang bisa dikatakan berbeda dengan yang lain, yaitu melihat matahari terbenam di pinggir sungai dan menengenalkan bukit yang cocok untuk pendaki pemula. Esai ini berisi kronologi peristiswa, yaitu kronologi atau kisah bagaimana cara saya bisa mencapai Tepi Sungai Mahakam dan Puncak Suryanata,  lalu deskripsi obyek yang mengungkapkan bagaimana keadaan kedua destinasi wisata tersebut, serta argumentasi yang berisi kesan dan pesan kedua destinasi wisata tersebut. 

Menelusuri Tepi Sungai Mahakam

Dokpri
Dokpri
Di masa pandemi saat ini, banyak orang yang ragu untuk pergi ke tempat wisata yang sempit dan tertutup. Hal ini dikarenakan banyak yang beraggapan bahwa tempat yang sempit dan tertutup itu termasuk salah satu tempat yang rawan sekali terjadi penularan Covid-19. Oleh karena itu, orang-orang cenderung pergi berwisata ke tempat yang sepi dan terbuka. Salah satu tempat yang menurut saya sepi dan terbuka adalah Tepian Sungai Mahakam. Tepian Sungai Mahakam merupakan salah satu tempat wisata populer di kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Perjalanan dimulai dari rumah saya yang ada Kulon Progo, Yogyakarta. Perjalanan saya ini dilakukan pada bulan Agustus 2020. Saya berangkat dari Bandara International Yogyakarta menggunakan pesawat terbang. Saya pergi ke Samarinda waktu itu hanya seorang diri. Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya saya tiba di bandara APT Pranoto Samarinda. 

Saya dijemput oleh kakak saya yang tinggal di Samarinda. Waktu tempuh antara bandara dengan Tepian Sungai Mahakam kurang 50 menit menggunakan sepeda motor. Dalam perjalanan, banyak pemandangan yang cukup menarik perhatian mata. Beberapa di antaranya adalah hutan-hutan yang masih lebat, namun ada pula yang sudah terbakar. Setelah sekitar 15 kilometer, akhirnya saya dan kakak saya mulai masuk ke kawasan Kota Samarinda. Jalanan dari bandara menuju tempat wisata itupun keadaannya beragam. Ada yang mulus, ada pula yang banyak lubang. Mulai masuk kawasan perkotaan, jalanan mulai ramai dan macet. Keadaan tersebut mematahkan mindset saya yang mengatakan bahwa di pulau Kalimantan itu tidak pernah ada kemacetan. Akhirnya, setelah 50 menit, sampailah di Tepian Sungai Mahakam. 

Tepian Sungai Mahkam merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di jantung kota Samarinda. Sesuai dengan namanya pula, tempat wisata ini berada di tepi Sungai Mahakam, salah satu sungai utama di Kalimantan Timur. Kita tidak perlu membeli tiket masuk atau gratis. Cukup dengan membayar parkir kendaraan sebesar Rp 3.000,00 saja. Tempat wisata ini berdekatan dengan pelabuhan utama kapal laut yang mehubungkan kota Samarinda dengan beberapa kota di Indonesia lainnya, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Makassar. 

Pelabuhan tesebut juga masih satu kawasan dengan Tepian Sungai Mahakam. Di tempat wisata ini, kita bisa melihat berbagai pemandangan, berupa aktivitas pelabuhan, masyarakat yang mencari ikan, gedung-gedung atau bangunan-bangunan besar yang menjadi landmark Kota Samarinda berupa Samarinda Big Mall dan Samarinda Islamic Center. Selain itu, kita juga dapat melihat gedung-gedung berupa kantor-kantor pemerintahan Kota Samarinda karena tempat wisata ini berdekatan dengan pusat pemerintahan. Tentunya jika kita berkunjung di sore hari, kita akan disuguhi pemandangan berupa matahari terbenam. Selain itu, jika kita ingin mengisi perut, di tempat wisata ini banyak sekali pedagang yang menjajakan makanan dan minuman.

Tempat wisata ini menurut saya tarifnya sangatlah terjangkau. Cukup dengan membayar parkir saja, kita bisa menikmati berbagai pemandangan yang indah. Pada waktu itu, keadaan tempat wisatanya sangatlah sepi dan tidak banyak pengunjung. Bagi saya, tempat wisata ini sangatlah unik apabila dikunjungi di sore hari karena kita bisa melihat pemandangan matahari terbenam dari tepi sungai. Walaupun kita melihat dari tepi sungai, namun kita seolah melihat matahari terbenam dari tepi laut, karena sungai Mahakam memang cukup lebar dan tempatnya sangat terbuka. Menurut saya, keadaan tempat wisatanya tidak terlalu buruk. 

Jalan menuju ke tempat wisatanya sangatlah mulus, namun sedikit padat dan macet lalu lintasnya. Ketika sampai di sana, kesan pertama saya adalah penataan kendaraan di tempat parkir yang rapi serta lapak pedagang yang teratur. Namun ada beberapa hal yang saya  sayangkan, antara lain masih ada sedikit sampah yang berserakan. Selain itu, minimnya tempat cuci tangan atau wastafel. 

Padahal, di masa pandemi sekarang, fasilitas tersebut sangatlah penting. Pesan yang dapat saya sampaikan untuk pemerintah adalah, sebaiknya beberapa bagian di kawasan wisata Tepian Sungai Mahakam perlu diperbaiki dengan beberapa cara, salah satunya penambahan fasilitas tempat cuci tangan di beberapa titik. Pesan lainnya adalah, untuk para pengunjung atau masyarakat yang ingin berwisata di Tepian Sungai Mahakam, sebaiknya saling menjaga kenyamanan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Dengan begitu, Tepian Sungai Mahakam dapat kita nikmati dengan nyaman dan aman.

Menaiki Puncak Suryanata

Dokpri
Dokpri
Di Samarinda, selain terkenal dengan sungainya, di sana juga terkenal dengan wisata bukitnya. Ya, Samarinda menurut saya merupakan kota yang unik. Kota Samarinda dikelilingi oleh perbukitan yang sebenarnya tidak terlalu tinggi namun juga cukup melelahkan jika harus didaki. Bukit-bukit tersebut juga memiliki beberapa puncak. Puncak-puncak tersebut juga memiliki nama. Salah satu puncaknya bernama Suryanata. Nama yang sangat indah bukan? Belum puas dengan Tepian Sungai Mahakam, keesokan harinya, saya pun mengajak kakak saya untuk mengunjungi puncak tersebut.

Perjalanan ditempuh dari rumah menuju Puncak Suryanata sekitar 30 menit. Untuk menuju ke sana, kami harus sedikit keluar Kota Samarinda. Awalnya, perjalanan sangat lancar karena melewati jalan aspal. Namun, semakin lama, perjalanan agak tersendat. 

Hal itu karena jalanan yang tadinya aspal berubah menjadi bebatuan dan tanah. Motor yang kami naiki sempat kesulitan melewati jalanan yang menuju puncak. Ditambah lagi dengan jalanan yang semakin menanjak. Bahkan dengan terpaksa harus saya dorong. Setelah melalui perjalanan yang sedikit menantang, akhirnya kami sampai di Puncak Suryanata. 

Puncak Suryanata juga memiliki nama lain, yaitu Puncak Batu Putih Atau Bukit Batu Putih. Puncak ini berada di Samarinda Ulu, sedikit jauh dari jantung kota. Ketika pertama kali tiba, keadaan masih sangat sepi. 

Untuk masuk tempat wisata ini tidak dipungut biaya sepeser pun atau gratis. Cuaca siang menjelang sore sangat panas namun sejuk karena angin bertiup sepoi-sepoi. Saya dan kakak saya mencari tempat untuk istirahat. Agak sulit mencari tempat istirahat karena di sana masih banyak bebatuan. Yang saya amati, Puncak Suryanata merupakan tempat wisata yang dulunya digunakan untuk pertambangan. Hal itu dapat diketahui karena dilihat dari beberapa bagian masih terdapat bekas cekungan yang tampak seperti bekas galian. 

Dari Puncak Suryanata, kita dapat melihat cakrawala Kota Samarinda hampir 360 derajat. Dari atas puncak pula, kita dapat melihat berbagai icon Kota Samarinda, antara lain Sungai Mahakam yang meliuk-liuk membelah Kota Samarinda serta kita dapat melihat megahnya Jembatan Mahakam yang membentang di atas Sungai Mahakam. Selain itu, kita juga dapat melihat jalan utama Samarinda-Tenggarong yang letaknya sangat jauh dari puncak. Di sana kami saling mengobrol sambil melihat aktivitas kota Samarinda.

Semakin sore, Puncak Suryanata semakin ramai. Masyarakat pun juga mulai berdatangan. Anak-anak muda juga mulai datang bergerombol. Semakin sore pula, matahari semakin terbenam. Itulah yang kami tunggu-tunggu. 

Di sana kami tak henti-hentinya mengabadikan momen dengan kamera ponsel. Setelah melihat matahari terbenam kami pun turun dan kembali ke kota. Sampai di kota Samarinda hari sudah gelap. Kesan pertama ketika tiba di sana adalah Puncak Suryanata adalah tempat wisata yang indah. 

Tempat wisata ini memang sangat cocok untuk mereka yang ingin mendaki namun tidak pandai dalam mendaki, karena puncak ini tergolong rendah dan dapat dijangkau dengan sepeda motor. Selain itu, Puncak Suryanata termasuk tempat yang tergolong alami berdasarkan keadaan tempat yang masih banyak bebatuan serta tumbuhan ilalang yang lebat. 

Tempat wisata ini menurut saya ada sedikit ada kekurangan yaitu minimnya petunjuk jalan untuk menuju tempat wisata tersebut, sehingga orang-orang yang belum pernah mengunjungi tempat wisata tersebut pasti akan kebingungan. 

Kelebihan tempat wisata tersebut menurut saya adalah kebersihan yang masih terjaga. Hal itu dilihat dari tidak adanya sampah yang berserakan. Pesan yang dapat saya sampaikan kepada pemerintah yaitu semoga tempat wisata ini dapat dikelola dan dikembangkan dengan maksimal, karena menurut saya, tempat wisata ini mempunyai potensi untuk mengenalkan Kota Samarinda ke masyarakat Indonesia. 

Selain kepada pemerintah, saya juga menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dan kealamian tempat wisata tersebut dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merusak tumbuhan yang ada di sana.

Akhir Perjalanan

Tiba saatnya di penghujung perjalanan. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan. Setelah mengunjungi tempat wisata populer di Samarinda, yaitu Tepian Sungai Mahakam dan Puncak Suryanata, saya mendapat banyak pengalaman. 

Pengalaman tersebut saya rasakan mulai dari setelah tiba di Bandara APT Pranoto. Ketika di perjalanan saya merasa takjub dengan pemandangan Kalimantan yang masih asri. Saya sempat berpikir bahwa di Kalimantan yang ada hanyalah bekas hutan yang terbakar, tapi ternyata tidak. Setelah sampai di destinasi wisata, yaitu Tepian Sungai Mahakam pun saya juga terkesan dengan keramahan masyarakat serta pengelolaan tata ruang kota yang baik. 

Ketika menuju Puncak Suryanata, saya juga mendapat berbagai pengalaman. Mulai dari proses menuju puncak yang menantang hingga ketika tiba di sana kami sulit mendapat tempat yang nyaman untuk menikmati pemandangan. Namun, hal itu sudah terbayar dengan keindahan alam pemberian Tuhan, dan saya pun mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun