Pertama, ia bisa mendiskusikan masalah Amnon dengan Daud.
Absalom sebenarnya bisa mendiskusikan masalah yang dialami adiknya Tamar, yang telah diperkosa oleh Amnon (kakak tirinya) kepada Daud. Ia bisa meminta Daud bertindak tegas! Tapi nampaknya jalan ini tidak diambil Absalom. Mungkin karena hubungan dan komunikasi yang kurang erat menyebabkan Absalom tidak mengambil jalan ini.
Kedua, ia mengikuti kata hatinya yang lagi panas.
Jalan yang diambil Absalom justru mengikuti kata hatinya : Membalas dendam kepada Amnon dengan cara membunuhnya. Disini terlihat Absalom lebih mengikuti emosinya daripada akal sehatnya. Ini menunjukkan ia memiliki Emosional Quotient (EQ) yang rendah. Salah satu ciri orang yang EQ-nya rendah adalah ketidakmampuan mengontrol diri ketika situasi hati sedang panas.
3. Tragedi cinta yang tak terucapkan – 2 Samuel 13:39
Sebenarnya antara Daud dan Absalom saling mengasihi. Tapi sayangnya perasaan kasih atau cinta itu tidak pernah diucapkan secara lisan! Demikian juga Absalom sebenarnya mengasihi daud, tapi kasih itu tidak pernah diungkapkan – 2 Sam.14:32
Itu sebabnya banyak ahli menekankan bahwa cinta itu harus sering diucapkan dengan kata-kata (verbally) selain dengan tindakan. Sebab kalau cinta tidak diungkapkan maka ada beberapa hal negative bisa terjadi :
- Orang tidak tahu isi hati kita
Kalau tidak diucapkan, orang mana tahu apa yang ada dalam hati kita. Ada pepatah mengatakan, “Dalamnya laut bisa diduga, dalamnya hati siapa yang tahu?”
- Orang merasa kurang dicintai
Karena tidak penah diungkapkan maka orang (anak, istri) akan merasa kurang kita cintai. Ingat kata-kata itu memiliki kekuatan yang dahsyat. Misalnya, orang bisa bertobat karena mendengar kotbah yang menyentuh hati. Atau, orang biasanya percaya pada seseorang yang kata-katanya bisa dipegang.
4. Hubungan yang dingin
Hubungan Daud dan Absalom sangat dingin. Mereka pernah tinggal 2 tahun dalam kota yang sama tapi tidak berkomunikasi. Hubungan yang dingin menyebabkan kasih sulit tumbuh diantara ke duanya.