Kemudian pada lahan rawa lebak didominasi oleh lahan masam (pH <5,5) dengan persentase sebesar 97,94% dari total lahan rawa lebak. Luas lahan rawa sendiri di Indonesia adalah sebesar 34,12 juta, 56,04% atau 19,19 di antaranya berpotensi sebagai lahan pertanian, sedangkan sisanya tidak. Selanjutnya, lahan basah masam non rawa memiliki luas sebesar 5,71 juta ha tergolong tanah masam (pH <5,5). Adanya padi yang toleran cekaman lahan masam dan memiliki hasil produksi yang tinggi akan membantu menjaga ketersediaan pangan di tengah kondisi semakin berkurangnya lahan sawah baik secara kuantitas maupun kualitas. Â
Hasil penelitian Budi Waluyo dan Tim yang beranggotakan Dhia Salma Alaudi Hafied, Fatahillah Salsa Nur Rizqi, Muhammad Fachri Hibatullah, Sutarni Setyaningsih , dan Syifa' Nur Hani'ah menunjukkan bahwa padi tetraploid yang memiliki toleran tinggi terhadap lahan masam berasal dari padi lokal Jombang, Gundil Wesi lokal Malang, Genjah Rawe lokal Malang, Inpari 32, dan Inpago 12. Ditunjukkan dengan respon perkecambahan, serta pertumbuhan padi fase vegetatif dan generatif yang baik.
"Perlu adanya riset lanjutan untuk mengembangkan padi tetraploid dari varietas lokal lain maupun varietas nasional. Selain itu, proses pengenalan padi tipe baru yang diperoleh melalui genetic engineering ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Agar tidak terjadi miss conception atau pemahaman yang keliru dari masyakarat, seperti yang terjadi pada tanaman-tanaman GMO atau genetic modified organism lain," pesan Budi Waluyo.Â
Riset pada komoditas padi harus terus didukung dan dilakukan, utamanya pada pembentukan varietas unggul baru yang toleran terhadap cekaman abiotik. Mengingat saat ini dunia sedang mengalami dampak dari pemanasan global yang menyebabkan berkurangnya lahan-lahan pertanian akibat penurunan kualitas lahan. Selain itu, alih fungsi lahan juga turut menyebabkan penurunan luasan areal budidaya padi. Â
Data Badan Pusat Statistik mencatat, luas areal budidaya padi terus mengalami penurunan sejak lima tahun terakhir dan pada tahun 2023 tersisa 10,21 juta ha. Di sisi lain, jumlah sebaran lahan masam di Indonesia cukup besar dan potensial untuk dimanfaatkan dalam rangka memperluas area lahan pertanian dan hasil panen. Penurunan yang terjadi tidak hanya dari segi kuantitas, namun kualitas lahan-lahan produksi padi juga mengalami penurunan karena penggunaan pupuk anorganik berlebih serta adaya hujan asam. Seiring berjalannya waktu, penggunaan pupuk kimia secara berlebih dapat menurunkan kesuburan tanah dan menyebabkan degradasi tanah yang parah.Â
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan masalah pengasaman tanah dan pengerasan tanah sehingga mengurangi kandungan bahan organik tanah, aktivitas mikroorganisme tanah, bahkan berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Dampak dari pemanasan global juga telah menyebabkan hujan asam di berbagai wilayah Indonesia yang menyebabkan penurunan pH tanah, sehingga menyebabkan kandungan unsur hara tidak tersedia bagi tanaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H