Pancasila, memungkinkan siswa untuk memilih metode yang lebih sesuai dengan cara
belajar mereka.
5. Pembelajaran yang Lebih Interaktif dan Kolaboratif
Inovasi teknologi, seperti penggunaan media sosial, forum diskusi, dan alat kolaboratif
(Google Docs, Padlet), memungkinkan siswa untuk bekerja bersama secara daring. Pembelajaran
kolaboratif ini mendorong diskusi, pertukaran ide, dan pemecahan masalah secara tim, yang
dapat memperdalam pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila.
ï‚· Contoh: Proyek kelompok online tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
masyarakat, di mana siswa dapat berdiskusi dan menghasilkan laporan atau presentasi
bersama secara virtual.
Kekurangan Inovasi Pembelajaran Pancasila di Era Digital
1. Ketimpangan Akses Teknologi
Salah satu kendala terbesar dalam penerapan pembelajaran digital di Indonesia adalah
ketimpangan akses teknologi. Tidak semua siswa memiliki perangkat yang memadai atau akses
internet yang stabil, terutama di daerah-daerah terpencil atau di keluarga yang kurang mampu
secara ekonomi. Hal ini bisa menghambat kesetaraan dalam pembelajaran.
ï‚· Contoh: Siswa di daerah pedesaan yang tidak memiliki koneksi internet yang baik atau
perangkat komputer yang memadai bisa kesulitan mengikuti pembelajaran daring tentang
Pancasila.
2. Potensi Penyalahgunaan Teknologi
Meskipun teknologi menawarkan banyak keuntungan, ada potensi penyalahgunaan, seperti
ketergantungan berlebihan pada gadget atau internet, yang dapat mengganggu kualitas
pembelajaran. Siswa yang terpapar pada konten yang tidak relevan atau negatif di internet juga
bisa terpengaruh oleh ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
ï‚· Contoh: Siswa yang terlalu sering bermain game atau berselancar di media sosial
mungkin teralihkan dari pembelajaran yang lebih substantif, seperti memahami nilai-nilai
Pancasila.
3. Keterbatasan Keterampilan Pengajar
Tidak semua pendidik memiliki keterampilan yang cukup untuk mengajar menggunakan
teknologi atau mengelola platform digital dengan efektif. Guru yang belum terbiasa dengan alat
digital atau yang tidak mendapatkan pelatihan yang cukup akan kesulitan dalam memanfaatkan
teknologi secara optimal untuk mengajarkan Pancasila.
ï‚· Contoh: Seorang guru yang tidak familiar dengan penggunaan aplikasi pembelajaran
daring mungkin kesulitan dalam menyiapkan materi atau memonitor kegiatan siswa
secara online.
4. Keterbatasan Infrastruktur
Selain masalah akses perangkat dan internet, infrastruktur pendidikan di beberapa daerah
masih belum memadai untuk mendukung pembelajaran digital secara optimal. Beberapa sekolah
mungkin tidak memiliki fasilitas yang cukup, seperti ruang komputer atau koneksi internet yang
memadai untuk menjalankan pembelajaran berbasis teknologi.