Aku mengenakan kemeja biru, wajah manusia, dan sedikit aroma pinus. Amora banyak membantu kali ini. Melihat gadis itu, sedang membaca novel di Starbuck, wellington road. Aku masih menatapnya, lalu menunggunya keluar. Dua jam empat puluh tiga menit waktu manusia, akhirnya ia keluar. Aku tidak tahu harus memulai darimana, kemudian aku memberanikan diri memanggil namanya.
“Ross Carpenter?”
Ia berhenti dan menatapku, seolah bertanya apa?
“Boleh minta waktu, sedikit saja.”
Ia terlihat ragu-ragu kemudian menganggukkan kepalanya perlahan. Duduk di bangku taman di dekat situ. Aku dengan yakin menceritakan segalanya siapa aku, apa yang kuperbuat kepadanya, lalu perasaanku padanya. Tapi ada satu hal yang kurahasiakan, yaitu waktu kematiannya. Ia tampat terkejut, sedikit takut, mungkin aku dianggapnya manusia gila.
“Kamu setan?”
Aku mengangguk.
“Buktikan!”
Aku melihat ke kanan dan ke kiri, terlihat sepi. Lalu aku merubah wajahku menjadi wajah asliku, merubahnya kembali menjadi kepala babi yang menyeramkan, kemudian menyeringai mengeluarkan taringku. Akhirnya aku mengembalikannya ke wajah manusiaku kembali.
“Bagaimana, kamu percaya sekarang, apakah kamu takut?”
Dia tertawa, tidak ada wajah ketakutan, “aku percaya, sekarang, siapa nama-mu tadi, Ork ya. Ork terimakasih.”