Mohon tunggu...
satya hermawan
satya hermawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

satya. 28 tahun. pria. itu ajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anak dan Ombak

10 Juni 2012   06:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang anak berlari mengejar ombak. Adakalanya ia berlari dikejar ombak. Bergulung-gulung putih bau asin. Kurus merah kecoklatan  bau matahari. Dua hal berbeda menyatu. Bahagia pekikan riang mengalun. Berdebur dan gemuruh pun mengalun. Dua bunyi berbeda menyatu.

Siang hari terik, matahari menyengat, di tepi pantai, seorang anak kelelahan. Menatap ombak yang tak henti-hentinya mengajaknya untuk terus bermain. Aku lelah katanya, ombak hanya bergulung dan mendebur. Sungguh aku lelah tekannya sekali lagi, kali ini ombak mengerti tidak ada debur dan gulungan hanya putih berbuih yang merayap kaki anak laki-laki itu. Ia tertidur di atas pasir, hitam basah hangat dan asin. Ombak pun menjadi buih putih tenang, menemani tidur siangnya.

547ya.tumblr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun