Rupanya mereka ingin mendengar komentar dari orang yang belum lama dikeluarkan dari tahanan Soekarno, setelah Orde Lama digantikan Orde Baru.
Saya ditanyai perihal kemungkinan PKI berkuasa kembali dan kemungkinan Soekarno berkuasa kembali.
Bagaimana sikap saya sendiri? Saya belum pernah memikirkannya.
Pandangan itu juga merangsangsaya untuk bertanya-tanya di dalam hati, "Bagaimana pandangan Ibu Sastrosatomo sendiri terhadap Soekarno?
Apakah ia membela Soekarno? Apakah ia seorang Indonesia suku Jawa yang mengkultuskan Soekarno? Mengapa ia berpesan agar putranya memohon pada Tuhan untuk memaafkan Soekarno?"
Menjelang akhir wawancara, ketika saya akan bangkit dari kursi, seorang wartawan yang sudah berumur, mendekati saya dan bertanya, "Meneer Roem, waarom haat U Soekarno niet?" (Bapak Roem, kenapa Anda tidak membenci Soekarno?) Saya tertegun.
"Siapa bilang saya tidak membenci Soekarno?" saya balik bertanya. "Saya ditahan empat tahun empat bulan tanpa diadili."
Wartawan itu tertawa. "Nou ja, Anda tadi menjawab pelbagai pertanyaan perihal Soekamo tanpa ada tanda-tanda Anda membencinya."
"Saya tidak mempunyai cukup waktu untuk membenci Soekarno," jawab saya.
Saya tidak bisa menjelaskan kepadanya bahwa hal ini disebabkan oleh falsafah seorang perempuan yang bijaksana.Â
Selamat Hari Ibu