Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Beningnya Laut Ujung Kulon, Catatan Perjalanan Ketiga Bersama Narkopian

23 Maret 2017   12:07 Diperbarui: 23 Maret 2017   22:00 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam 23.45

Dengan menggunakan 2 unit ELF, kami berangkat dari Serang menuju rumah Pak Matang –pemilik perahu yang akan kami pakai untuk mengarungi luasnya Selat Sunda, menerjang ombak dua hari kedepan – di Sumur. Saat perjalanan baru dimulai, teman-teman yang lain sudah ada yang mengambil posisi tidur, mungkin juga ada yang menikmati perjalanan panjang ini, entahlah. Karena Rie dan Kay duduk didepan. 

Yang pasti kami berdua kalau udah ketemu ada aja yang diobrolin, mulai dari yang serius, yang bercanda, yang gak masuk akal, samapai yang romantic dan sedikit nakal…hahhaha. Satu lagi tentang Kay yang harus Bie tahu, Kay itu “nakal” Bie. Seneng banget godain Rie. Seneng banget bikin Rie tersipu, seneng banget bikin muka Rie merah, kuning, hijau antara malu, tersanjung dan kagum, kok Kay itu seneng banget menghapal kata-kata dan mimik muka Rie saat mengatakan kata-kata itu.

Bieeeee…..ternyata medannya berliku, naik-turun. Pak sopir bawanya juga lumayan nge-trek Bie. Panjang sekali rasanya perjalanan. Padahal Rie udah bobo, kebangun, bobo lagi eh kebangun lagi, masih juga belum sampe. Pantatnya pegel Bie, keram.  Akhirnya jam 3.30 dini hari kami semua sampai di tempat tujuan terakhir sebelum memulai petualangan mengarungi samudera menuju ke Pulau Peucang.

foto taken tegewae
foto taken tegewae
Taman Nasional Ujung Kulon sudah tercatat sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Berbagai macam aktivitas dapat dilakukan di sini, dari surfing, diving, snorkeling, diving, trekking, hingga mengamati satwa dan berbagai jenis tumbuhan. Taman nasional ini berada di tepi paling barat pulau Jawa. Tujuan kami kali ini adalah Pulau Peucang, yakni salah satu pulau di Ujung Kulon yang dikelilingi lautan biru kehijauan bening dan tenang.

foto taken aymara
foto taken aymara
Di Pulau Peucang ini ada beberapa penginapan yang bisa kita gunakan untuk menginap, dan jika kawan hendak kesini, bookinglah jauh jauh hari, karena penginapan ini selalu full booked.ckckckck.. Penginapan itu berbentuk rumah panggung yang akan menjadi istana kita. Mungkin buat kita yang baru pertama kali melihat babi berkeliaran akan sangat kaget tatkala kita melihatnya langsung, guedeeee kawan. mendengus dan sangat santai jalnnya, nah itu dia, kenapa babi selalu nunduk jalnnya, karena ia malu nenek moyangnya babi.

 Hahaha, intermezzo ah kawan.hahahaha,monyet liar yang nakal juga akan menjadi cerita tersendiri disana karena ia suka mencuri dan masuk kedalam penginapan kita. So tutuplah pintu penginapan kawan jika menginap disana. Sementara tidak jauh dari penginapan, tampak bibir hutan, rapat dengan pohon yang super besar membuat sejuk udara disekitar. Setelah istirahat sejenak, kita akan menuju pantai karang copong, dimana pantai itu adalah pantai berkarang. 

foto taken aymara
foto taken aymara
Karang Copong, adalah sebuah karang yang tengahnya berlubang dan terletak di tengah laut. Untuk mencapai karang ini kita harus melewati hutan tadi sekira 2 atau 3 jam perjalanan datar dan landai dan ini wajib dipandu oleh petugas setempat. aku ingin seperti karang, ia kokoh walupun hantaman badai dan ombak menamparnya. tetap ia berdiri kokoh.

foto taken aymara
foto taken aymara
foto taken aymara
foto taken aymara
Akhirnya setelah berjalan sekitar satu atau dua jam perjalanan menembus hutan, dengan pengalaman baru aku tiba di laut dan Karang Copong dari atas bukit. Air lautnya begitu biru dan bening sehingga Anda dapat melihat bawah laut dengan mata telanjang. Dan ada sebuah saung disana, dengan segera aku istorahat disana, cape kawan. Angina sepoy menerjang kulitku lembut dan mantab….

kawan yang lain hunting ke karang copong itu bernarsis ria. Karena pada saat itu siang hari, suasan terik dipantai itu membuat kawan-kawanku tidak terlalu lama disana. Segera setelah puas, kami bergegas pulang dengan perut yang keroncongan. Perjalanan pulang sepertinya lama sekali, kaki sudah lelah, perut lapar dan udara lembab, membuat tubuh sepertinya lelah sekali. Saya persingkat saja ceritanya, setelah 1,5 jam perjalan pulang kami tiba di penginapan dan langsung kita menyantap masakan itu. Ludes, tandas kawan…..

383544-3898426258392-73932337-n-58d35714747e61de177c3b2a.jpg
383544-3898426258392-73932337-n-58d35714747e61de177c3b2a.jpg
482954-3898420698253-854168137-n-58d35725747e6133187c3b2a.jpg
482954-3898420698253-854168137-n-58d35725747e6133187c3b2a.jpg
Lanjut ke pemantauan banteng. kami melihat-lihat sabana itu, hijau royo royo dan kami amati dengan seksama agar terlihat bantengnya. daaaaaan taraaaa...semua itu kami habiskan waktu bersama dengan kawan narkopian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun