Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Teluk Kiluan Via Laut Sembari Narkopian; sebuah Catatan Perjalanan

22 September 2014   23:00 Diperbarui: 24 Agustus 2016   14:03 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

...Tampak ombak kejar mengejar menuju karang

...Menampar tubuh pencari ikan

...Semilir angin berhembus bawa dendang unggas laut

...Seperti restui jala nelayan

#Iwan Fals#

[caption id="attachment_360859" align="alignnone" width="720" caption="Futu taken aa culthon"][/caption]

Kembali, Narkopian mengadakan traveling. Kali ini kami berniat mengexplore Teluk Kiluan di Lampung. namun kawan kami mencoba hal baru untuk mengunjunginya. Yup...Kami mencoba jalur laut. Ini jelas akan membawa sensasi yang luar biasa bagi kami semua. Mungkin jika lewat darat kita semua sudah sering melakukannya.

[caption id="attachment_360861" align="alignnone" width="720" caption="Futu taken Indroo"]

1411375354759356244
1411375354759356244
[/caption]

Kami Tiba di dermaga Canti pagi hari sekira jam 08.00. istirahat sejenak sembari ritual narkopian dan sarapan untuk mengisi perut kami yang sedari tadi di kapal veri sudah menahan lapar. Selesai….kami segera bergegas menaiki kapal yang akan membawa kami mengexplore beberapa pulau. Pulau Legundi. Pulau Umang, Pulau Kelapa dan endingnya di Teluk kiluan. Pagi itu cuaca sangat cerah kawan. perlahan namun jangkar sudah diangkat dan kapal siap untuk berangkat. Ternyata cerahnya cuaca di pagi itu tidak selaras dengan gelombang di lautan itu kawan, karena ternyata lidah gelombang di pagi itu begitu besar. Hempasannya begitu kuat mengombang ambing perahu yang kami tumpangi dan membuat otot perut  kita bekerja ekstra keras menahan gempuran gelombang itu. Kapal miring kapten. Di ikutioleh kibaran lusuh merah putih.

[caption id="attachment_360862" align="alignnone" width="404" caption="futu taken by tegewae"]

1411375427343721964
1411375427343721964
[/caption]

Aku berpegangan erat. Dan aku kembali teringat pada moment dimana kami (Aku dan kang Tege) juga nyaris tenggelam di hempas badai gelombang ketika kami mengexplore Pulau Sangyang. http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/03/05/pulau-sangyang-the-hidden-paradise-of-banten-534350.html (jika kawan berkenan membacanya) terus demikian kapal kami di ombang ambing oleh gelombang yang memang dahsyat di pagi itu. Laju kapal kami berjalan perlahan sekarang karena tak kuat melawan arus tersebut. Lagi dan lagi hempasan gelombang membuat kami terayun-ayun tak pasti. Sementara Pulau Legundi, pulau yang akan kami tuju pertama kali belum terlihat, samarpun tidak. Ini jelas membuat beban psikologis kami bertambah. karena belum adanya kepastian dan kejelasannya. "Wanita itu memang suka coklat, tapi ia lebih suka kejelasan dan kepastian" lhooo...intermezo dikit kawan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun