Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Imlek di Surya Kencana dan Hal-hal yang Terjadi di Dalamnya

29 Januari 2025   20:20 Diperbarui: 30 Januari 2025   17:46 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Surya Kencana Bogor (Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Hari ini saya datang ke Bogor untuk membuktikan bahwa nyala warna merah terbaik di Surya Kencana adalah ketika Imlek.

Gerbang Surya Kencana atau yang biasa disebut Lawang Surya Kencana jauh terlihat lebih megah dan menyala. Puluhan lampion berwarna merah berbaris rapi membentuk lengkungan di belakangnya.

Lawang Surken juga terlihat lebih ramai dibanding biasanya. Beberapa pengunjung tengah bergantian mengambil foto ketika angkot 02 yang saya dan suami naiki tiba di bibir gerbang. Saya pun tak mau ketinggalan. Kalau mau dapat gambar simetris memang agak riskan. Harus cepat-cepat karena banyak mobil berlalu lalang.

Di belakang gerbang ada juga beberapa penjual mainan barongsai. Mereka rata-rata berbaris di sisi kanan Gerbang tepat di seberang vihara Dhanagun. Ada juga pedagang kaki lima yang mencoba peruntungan menjual dagangan di seberang vihara.

Penjual mainan barongsai di seberang vihara Dhanagun (Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Penjual mainan barongsai di seberang vihara Dhanagun (Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Para pedagang di seberang vihara Dhanagun (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Para pedagang di seberang vihara Dhanagun (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Kira-kira pukul 11.39 kami sampai di depan vihara. Beberapa mobil terlihat masih lalu lalang ke luar masuk vihara. Rupanya tak hanya masyarakat Tionghoa, banyak juga saudara muslim juga hadir di sana. Mungkin mereka juga ingin melihat kemeriahan Imlek atau penasaran ada apa di dalam vihara. Beberapa warga juga terlihat mengabadikan kegiatan melalui kamera ponsel maupun kamera profesional.

Warga cukup tahu diri dan hanya berdiri beberapa meter dari bangunan vihara. Ada puluhan atau bahkan mungkin ratusan lilin  berwarna merah dengan ukuran raksasa dalam kondisi menyala yang terbaris rapi di depan area tersebut.

Lilin raksasa di vihara Dhanagun  (Sumber:Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Lilin raksasa di vihara Dhanagun  (Sumber:Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Anak-anak (terlihat seperti akamsi) berantusias melihat aktivitas warga Tionghoa dari halaman. Entah apa yang ingin mereka lihat mungkin perayaannya atau mungkin mereka kira akan ada atraksi barongsai?! Pasalnya puncak perayaan Imlek (Cap Go Meh) baru akan digelar nanti tanggal 12 Febuari 2025.

Antusias anak-anak menunggu di depan vihara (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Antusias anak-anak menunggu di depan vihara (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Di saat itu akan ada Bogor Street Fest CGM 2025 yang terdiri dari parade seni budaya nusantara di antaranya Liong barongsai, marching band, ogoh-ogoh, marawis hingga aneka kuliner. Kalau anak-anak tadi benar akamsi seharusnya sudah tahu tentang itu tapi namanya juga anak-anak di mana ada keramaian di situ mereka hadir.

Menjelang tengah hari jalanan sepanjang Surya Kencana cukup ramai tapi tidak padat. Kendaraan masih bisa berjalan lancar meski perlahan. Jika dibandingkan dulu  pertama kali saya ke Surken awal tahun 2024, trotoar di Surken hari ini jauh lebih ramai. Sepertinya banyak pengunjung memanfaatkan momen liburan untuk kulineran di sana.

Tak mau ketinggalan, saya dan suami pun memanfaatkan kesempatan ini untuk sekalian kulineran di Surken. Jika dulu saya datang sendirian kali ini saya bawa pasukan (suami maksudnya) untuk melancarkan acara kulineran. Maklum kalau cuma sendiri perut saya paling-paling menyerah hanya dengan satu mangkuk soto.

Oh ya, alhamdulillahnya sejauh kami berjalan hingga tengah hari cuaca sangat mendukung. Terang dan tidak panas. Kami melewati kedai unik bernama Kuppic Gelato. Kedainya terlihat usang, seperti sebuah toko di zaman-zaman tahun 80an. Bangku dan tembok terlihat usang sementara ubinnya bermotif.

Kedai Kuppic Gelato (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Kedai Kuppic Gelato (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Awalnya kami cuma mau foto-foto ee.. tapi beli juga. Kami mencoba gelato size S dengan 2 flavours. Harganya 15 ribu rupiah. Kami sengaja pesan satu saja karena saya tak terlalu suka es krim. Rasanya enak dan tidak enek.

Pengunjung asik berfoto di Kuppic Gelato (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Pengunjung asik berfoto di Kuppic Gelato (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Ada banyak pedagang kaki lima di sepanjang jalan Surken. Beberapa terlihat asing di telinga alias belum pernah saya coba  seperti contohnya cungkring, kaloci, es pala, bacang. Kami bingung mau mencoba yang mana. Akhirnya kami coba Bacang Panas Pak Hadi yang bannernya mengeklaim sebagai "satu-satunya di Bogor". Maksudnya tak ada cabangnya kali ya. Karena saya lihat cukup banyak penjual bacang di Surken.

Kami memesan Bacang Nasi plus Tetelan Jando. Harganya 15 ribu rupiah per porsi. Bacang yang dihidangkan masih panas, sesuai dengan namanya. Rasanya lumayan, cocok di lidah saya yang super rewel ini. Sembari menyantap bacang, si penjual menjelaskan isi topping jando yang dimasud. Ada lemak sapi dan bakso tapi ada juga yang ditambah telur puyuh.

Nasi bacang dengan topping jando (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Nasi bacang dengan topping jando (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Rupanya kami belum cukup dikenyangkan hanya dengan makan bacang. Kami pun lanjut menuju ke Gang Aut. Ada sebuah kedai Laksa yang cukup terkenal. Namanya Laksa Gang Aut Mang Wahyu. Lokasinya sedikit masuk ke dalam. Dari plang Gang Aut surken belok kiri lalu ke kiri lagi. Tempatnya tidak begitu besar, bahkan tempat meracik dan tempat makan pengunjung harus dipisahkan oleh jalan.

Laksa Gg Aut Mang Wahyu (Sumber: dokpri/irerosana)
Laksa Gg Aut Mang Wahyu (Sumber: dokpri/irerosana)

Jadilah hari ini kami makan Laksa Bogor di pinggiran jalan. Harga seporsi Laksa cukup murah, hanya 20 ribu rupiah dan sudah gratis teh tawar. Beruntung kami hanya memesan satu mangkok karena ternyata porsinya cukup besar. Isiannya di antaranya ada irisan ketupat, tahu putih, tauge, bihun dan telur ayam separo. Kuahnya kuning dan kental, rasanya gurih tapi bagi saya agak sedikit kemanisan.

Satu porsi Laksa Gg Aut Mang Wahyu (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Satu porsi Laksa Gg Aut Mang Wahyu (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Selesai makan gerimis pun datang, kami mengeluarkan payung yang memang sudah dipersiapkan dari rumah. Kurang tepat rasanya kalau berani keluar rumah ketika Imlek tanpa membawa payung.

Baru sebentar berjalan ternyata langit kembali terang. Rencana kami akan berjalan kaki kembali ke gerbang utama. Sebelumnya kami mampir ke sebuah toko oleh-oleh untuk membeli kue keranjang. Entah mengapa tahun ini saya ingin sekali kue keranjang. Mungkin karena sudah lama tidak memakannya. Harganya cukup murah, hanya 24 ribu rupiah saja.

Kue keranjang di toko oleh-oleh Jl. Surya Kencana Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Kue keranjang di toko oleh-oleh Jl. Surya Kencana Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Kami pun melanjutkan perjalanan dalam kondisi cukup kenyang dan tak berniat menambah kuliner tapi ternyata oh ternyata kami melihat banner bergambar pudding caramel di pinggir jalan. Namanya "Gohyong si Koko". Akhirnya kami mampir untuk mencicipinya. Baru beberapa suap mencicip pudding kami pun tertarik untuk pesan Gohyong. Hancurlah rencana kami untuk mulai mengistirahatkan perut.

Gohyong dan pudding caramel (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Gohyong dan pudding caramel (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Jelas kami kekenyangan apalagi tadi sebelum ke Surken kami sudah makan gemblong dulu di stasiun. Yasudah diterima dan disyukuri saja. Di sepanjang jalan pulang kami melihat banyak pedagang bunga segar. Setelah saya tanya Google katanya bunga-bunga itu dipakai untuk dekorasi maupun sembahyang.

Ada beberapa bungan yang memang dicari ketika Imlek di antaranya ; Aster, Sedap Malam, Anggrek, Lili, Lucky bamboo, Chrysanthemums atau serunai. Bunga-bunga tadi dinilai melambangkan kemakmuran, keberuntungan, kemuliaan, kekuatan, fleksibilitas, dan ketahanan.

Penjual bunga di jl. Surya Kencana Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Penjual bunga di jl. Surya Kencana Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Kami juga bertemu rombongan keluarga yang asik berfoto ria dengan mengenakan baju merah. Ada juga muda-mudi yang memanfaatkan momen libur untuk hunting foto. Mereka bahkan sengaja mengenakan baju model lucu-lucu dan membawa bunga untuk asesoris.

Pengunjung yang asik berfoto ria (Sumber : dokpri/irerosana)
Pengunjung yang asik berfoto ria (Sumber : dokpri/irerosana)

Memanfaatkan spot foto di Surken (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Memanfaatkan spot foto di Surken (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Rupanya semakin sore jalanan di Surya Kencana semakin padat kendaraan. Mobil-mobil dengan berbagai plat bergerak layaknya kura-kura. Saat hampir mencapai pintu gerbang, kami sempatkan kembali untuk menengok vihara. Ternyata masih ramai dan masih ada aktivitas. Kali ini tak hanya warga lokal, ada juga para fotografer yang tak mau ketinggalan ingin mengabadikan momen.

Semakin sore jalan Surya Kencana semakin macet (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)
Semakin sore jalan Surya Kencana semakin macet (Sumber: Dokumentasi Pribadi/irerosana)

Begitulah hari kami di Surya Kencana ketika Imlek. Seperti halnya tahun 2025 yang membawa simbol ular kayu yang mana melambangkan transformasi, kreativitas dan kebijaksanaan. Saya berharap tahun ini akan dipenuhi ketiganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun