Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Biaya Listrik Hemat Isi Rekening Selamat, Begini Tipsnya

22 Januari 2025   22:57 Diperbarui: 24 Januari 2025   10:50 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lampu pijar (sumber : unsplash.com/Anthony Indraus)

Setiap ada kawan, saudara, tetangga datang ke rumah mereka selalu bertanya, "kamu bayar listrik bulanan berapa?" Beberapa kawan memang sempat mengeluh kalau listrik di rumah mereka cukup mahal dan ketika mendengar bahwa kami bayar listrik tidak sampai Rp. 200.000 sebulan mereka pun heran dan bertanya-tanya, "kok bisa?"

Padahal daya listrik di rumah kami 1300 VA dengan alat-alat elektronik di antaranya;  AC, kulkas, mesin cuci, kipas angin, TV, rice cooker, cooker hood, setrika, lampu, vacuum cleaner serta pompa air yang menaungi beberapa kontrakan. Beberapa kawan yang jumlah alat elektroniknya tak sebanyak kami mengeluh dan heran. Jangankan mereka, saya pun ikut heran, kok bisa ya?

Bahkan lucunya lagi, ada tetangga yang alat elektroniknya tak banyak tapi listrik bulanan pernah mencapai angka 800 ribu. Berkali-kali lipat besarnya dari jumlah yang kami bayar setiap bulan. Aneh sungguh aneh.

Saya sendiri pun tidak akan sadar bahwa listrik di rumah kami tergolong murah andaikata tetangga dan kawan-kawan tidak menceritakan biaya listik bulanan mereka. Maklum, setiap bulan, suamilah yang membayar listrik secara online dan saya jarang bertanya berapa total yang ia bayar.

Ternyata selama ini suami menerapkan beberapa strategi (yang sebenarnya sederhana) agar listrik di rumah kami tidak membengkak. Kali ini saya akan membocorkannya agar semua kawan, tetangga dan keluarga tidak lagi bertanya-tanya.

Menggunakan Peralatan Elektronik yang Hemat Energi

Sadar tidak ketika membeli barang elektronik kita lebih sering kemakan diskon dan harga murah tanpa memikirkan efek setelahnya? Contoh saat membeli AC orang cenderung akan memilih harga yang paling murah padahal penggunaan listriknya cukup besar.

Seharusnya kita memilih AC yang hemat listrik meski harganya sedikit lebih mahal. Kalau dihitung-hitung, pemakaian satu tahun AC inverter (misalnya), hematnya  bisa menutup selisih harga beli dengan AC yang biasa. Bonusnya, kita bayar listrik lebih hemat di tahun-tahun selanjutnya.

Cara mudah memilih AC yang hemat energi adalah dengan melihat label hemat energi yang ditunjukkan dalam gambar bintang. Semakin banyak bintangnya maka semakin hemat energi. Usahakan beli dengan label bintang 4 atau 5.

Contoh label hemat energi pada AC (sumber : nationalelektkronik.com )
Contoh label hemat energi pada AC (sumber : nationalelektkronik.com )

Lampu pun begitu, kami memilih membeli lampu LED yang terang tapi lebih hemat energi dibanding lampu neon atau lampu pijar.
Membeli balang elektronik karena faktor murah tanpa memikirkan konsumsi daya listriknya ibarat mau untung malah buntung. Sayangnya masih banyak orang tidak menjadikan ini sebagai pertimbangan. Apalagi para perempuan yang cenderung tergiur tampilan dan harga murah.

Set Temperatur Secukupnya

Ketika mengatur temperatur AC, showcase dan kulkas hindari level maksimum dingin. Semakin dingin maka semakin besar konsumsi listriknya. Penggunaan AC kami bisa dibilang cukup bar bar, karena saat musim panas akan menyala siang dan malam. Untungnya selain memilih AC hemat energi kami juga mengatur temperatur antara 27 - 28 derajat Celcius.

Mungkin bagi sebagian orang temperatur tersebut dirasa kurang dingin tapi bagi kami sudah cukup nyaman.  Tujuan kami memakai AC bukan mendinginkan akan tetapi hanya agar ruangan tidak panas. Kebiasaan itu memberikan keuntungan karena kami bisa menghemat konsumsi listrik yang cukup besar dari AC.  

Begitupun dengan kulkas yang kami atur temperaturnya kurang dari setengah. Oh iya, soal kulkas, hindari menyala dalam kondisi kosong. Ketika kulkas terisi maka temperatur di dalam kulkas cenderung stabil sehingga kompresor jarang bekerja. Berbeda hal ketika kosong, ketika kita membuka kulkas maka udara dingin akan keluar sehingga temperatur di dalam kulkas akan naik yang menyebabkan kompresor bekerja lebih ekstra.

Sama halnya dengan ketika kita menutup pintu kulkas kurang rapat, maka kompresor akan bekerja lebih ekstra. Jadi usahakan dan pastikan pintu kulkas tertutup dengan rapat. Ini juga bisa menjadi jawaban mengapa ketika pintu kulkasmu rusak, biaya listrik bulanan cenderung naik.

Memasang Meteran Listrik Digital

Suatu ketika suami pulang membawa sebuah alat dan memasangnya pada kotak MCB. Nama alatnya meteran listrik digital. Gunanya untuk mengetahui jumlah pemakaian listrik secara real time. Alat tersebut menampilkan tegangan listrik, arus listrik, frekuensi, total KWH serta daya yang digunakan (Watt).

Meteran Digital Listrik (sumber :dopri/irerosana)
Meteran Digital Listrik (sumber :dopri/irerosana)

Dari alat itu saya bisa tahu jumlah penggunaan listrik sehingga bisa menjadi pengingat untuk mematikan alat listrik yang tidak digunakan. Dari alat itu pula saya jadi tahu alat-alat apa saja yang daya listriknya besar.

Meteran listrik digital bisa dibeli di berbagai marketplace dengan keywords yang sama. Harganya cukup terjangkau yaitu sekitar Rp.100 ribuan saja.

Rubah Gaya Hidup

Jumlah konsumsi listrik tidak bisa dipisahkan dari pola dan gaya hidup. Coba jujur, seberapa sering kita menyalakan TV lalu kemudian meninggalkannya, membiarkannya menyala dalam waktu yang cukup lama? Atau seberapa sering meninggalkan ruangan atau rumah dalam kondisi lampu menyala? Masih ada lagi, bagaimana dengan kipas angin yang bekerja terus menerus selama 24 jam? Hal ini mungkin terlihat sepele namun sebenarnya memakan listrik yang lumayan besar.

Kebiasaan-kebiasaan itu seperti halnya mengumpulkan tanah yang meski terlihat sedikit namun lama-lama menjadi bukit. Bukit-bukit itulah yang nantinya mengeruk isi rekening kita.

Gaya hidup punya peran yang cukup besar dalam upaya penghematan listrik. Misalnya saja kalau kita boros menggunakan air, maka mesin air akan lebih sering menyala dan jumlah konsumsi listrik juga akan semakin besar. Membentuk kebiasaan-kebiasaan hemat listrik dan air tentu punya imbas yang cukup signifikan. Jadi mulailah mendisiplinkan diri dengan merubah gaya hidup.

Pilih Desain Hunian yang Ramah Sirkulasi Udara dan Cahaya

Bagi mereka yang baru akan membangun rumah sepertinya penting untuk mempertimbangkan jumlah sirkulasi udara dan cahaya. Mengapa ? karena semakin banyak cahaya masuk, semakin sedikit kita menyalakan lampu. Sebagaimana semakin banyak udara masuk maka semakin jarang kita menyalakan kipas angin maupun AC.

Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah terlanjur mempunyai tempat tinggal? Jika memungkinkan, lebih baik melakukan sedikit renovasi dengan menambah jumlah sirkulasi udara maupun cahaya. Beberapa tahun lalu kami juga melakukan penambahan ventilasi untuk area kamar belakang. Tidak terlalu ribet dan mahal karena hanya menambah  3 ventilasi berukuran kurang lebih 15cm x 25 cm. Hasilnya kamar jadi lebih dingin meski tanpa kipas angin.

Kurang lebih itu upaya-upaya yang kami lakukan untuk mengurangi jumlah konsumsi listrik.  Banyak hal yang bisa kita dapat dari menghemat listrik salah satunya tentu hemat biaya. Selain itu kebiasaan yang kita bangun melatih kita untuk lebih disiplin dan konsisten dalam melakukan sesuatu. Lebih jauh, dengan menghemat listrik sebetulnya kita juga tengah menerapkan sustainable living atau gaya hidup berkelanjutan yang mana baik untuk bumi yang kita tinggali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun