Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Berburu Sup Matahari dan Selat di Pinggiran Kota Solo

6 Januari 2025   21:07 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:17 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sup Matahari dan Selat Solo (Sumber: dokpri/irerosana))

Penyajian menu Belanda dengan Keraton Solo tentu sangat berbeda. Orang Belanda lebih sering menggunakan daging dengan irisan besar dan setengah matang sementara orang Solo lebih terbiasa dengan sayuran.

Untuk menjembatani kebutuhan keduanya dibuatlah menu salad lokal yang isinya olahan daging yang dipadukan dengan kuah manis berwarna cokelat. Menu ini juga dilengkapi dengan telor bumbu manis, irisan wortel, buncis, timun serta kentang goreng.

Sewaktu liburan ke Solo saya sempatkan untuk mencoba kedua menu ini. Padahal sudah 9 tahun menikah dengan orang Solo tapi belum pernah menjajal keduanya, malu rasanya. Karena kami ada di kabupaten Sukoharjo maka kami mencoba mencari penjual yang lokasinya paling dekat.

Berdasarkan rekomendasi dari saudara dan keluarga, ada sebuah warung makan yang menjual aneka menu solo seperti yang sedang kami cari. Kami pun mencoba mendatanginya.

Rupanya tidak mudah menemukannya, lokasinya tidak berada di jalan besar tapi di teras sebuah rumah tak jauh dari alun-alun Sukoharjo. Namanya "Yun Selat".

Rumah makan Yun Selat di Johosari, Sukoharjo (Sumber: dokpri/irerosana))
Rumah makan Yun Selat di Johosari, Sukoharjo (Sumber: dokpri/irerosana))

Tempatnya sederhana layaknya warung biasa hanya saja sedikit luas karena memang rumah-rumah di daerah itu punya teras atau halaman yang cukup luas. Tak ada seorangpun pelanggan ketika kami datang. Hanya ada 2 orang penjaga perempuan yang terlihat menyambut kami dengan gembira.

Mungkin karena kuliner ini bukan termasuk makanan sehari-hari sehingga masyarakat sekitar jarang mengkonsumsinya. Saudara saya yang memberi rekomendasi pun tidak tinggal di Solo hanya saja setiap pulang kampung selalu menyempatkan waktu untuk mampir ke tempat itu.

Kami memesan selat, sup matahari, semangkuk nasi, segelas es teh manis dan segelas es jeruk. Saya melihat salah satu perempuan tersebut mengambil sebuah gundukan dari dalam kulkas. Rupanya itu yang disebut-sebut mataharinya. Setelahnya ia membuka cangkang agar terlihat seperti matahari lalu menghangatkannya.

Tak selang lama, kedua hidangan itu pun tersaji di meja kami. Selat yang kami pesan sudah sedikit berantakan. Beberapa topping terlihat tenggelam ke dalam kuah. Sup mataharinya pun cangkangnya tidak begitu rapi. Tapi semua itu kami maklumi, yang penting kan rasanya.

Kuah supnya benar-benar seperti sayur sup hanya saja isi bunga mataharinya cukup bervariasi sehingga memanjakan lidah. Jamu kuping dan jamur salju membawa sensasi kenyal ketika di gigit. Aroma wortel lumayan pekat dan daging ayam giling yang letaknya paling bawah menambah kemewahan rasa dari sup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun