Sebelum naik commuterline kami menyempatkan diri untuk sarapan di sekitaran stasiun. Ada sebuah warung tenda dengan judul Kedai Bubur Tikum yang menjual aneka Bubur dan nasi lemak dengan harga mulai dari 10 hingga 22 ribuan.
Kedai ini mengusung tema semi vintage dengan tenda dan kursi tertata di pinggir jalan dan di sekitar pekarangan rumah. Kami memesan 1 mangkok bubur ayam, misoa dan nasi lemak.
Kedai Bubur Tikum ada di dekat gereja Katolik Santo Antonius Padua Kotabaru. Banyak polisi di sekitar gereja untuk pengamanan natal. Mobil-mobil terparkir panjang di area sekitaran.
Sesekali bunyi lonceng gereja terdengar hingga ke kedai tempat kami sarapan. Pagi itu kami benar-benar merasakan sensasi sarapan di tengah-tengah suasana natal di kota Gudeg.
Setelah sarapan kami berniat naik commuter dari stasiun Tugu. Jarak Kedai dengan stasiun Tugu hanya sekitar 1kman. Kami memutuskan untuk berjalan kaki sembari melihat pemandangan Jogja di pagi hari.
Kami melewati Out Ned Indie (Kerkweg Keweg) Spoorburg Kleringan atau biasa disebut jembatan Kretek Kewek. Jembatan ini dibangun oleh Belanda sejak 1872 untuk mensupport jaringan rel kereta api Lempuyangan.
Kewek sendiri berasal dari bahasa Belanda Kerk Weg yang berarti jalan menuju gereja. Karena orang jawa mungkin kesulitan mengucapkannya maka jadilak "Kewek".
Gereja yang dimaksud kala itu adalah Gereja Katolik Santo Antonius di dekat kedai yang tadi kami pakai untuk sarapan. Yah, lumayan lah ya sedikit-sedikit icip-icip jejak sejarah Jogja.
Sampai di stasiun Tugu kami mampir sebentar ke Malioboro karena jaraknya lumayan dekat. Karena mungkin hari libur, banyak turis lokal memenuhi jalanan Malioboro dan mengantri untuk berfoto ria.