Stasiun Pasar Senen malam itu terlihat sangat berbeda, vibes natalnya sangat kental. Berbagai ornamen natal seperti pohon natal, patung santa dan gantungan natal, membuat pengunjung serasa tidak sedang di Indonesia.
Ada juga posko keamanan polisi yang didirikan tepat di depan pintu utama stasiun. Band dari kawan-kawan disabilitas juga turut hadir untuk menghibur para pemudik. Beberapa orang juga terlihat senang dengan ornamen-ornamen natal dan ingin mengabadikannya melalui handphone.
Dalam posisi seperti itu tak ada ide yang lebih baik ketimbang menunggu kereta datang sembari menikmati alunan lagu dari band yang kebetulan menyanyikan lagu-lagu populer era 2000an.
Perjalanan ke Jogja membutuhkan waktu lebih panjang dibanding ke Semarang yaitu 8 jam. Untungnya kami naik kereta ekonomi New Generation jadi lebih nyaman.
Sepertinya saya memang berjodoh dengan kereta ini, beberapa waktu belakangan saya selalu berkesempatan untuk menjajal kereta ekonomi New Generation.
Kalau sebelumnya hasil modifikasi dari Balai Yasa, kali ini kami menjajal New Generation buatan dari PT INKA. Memang ada beberapa sedikit perbedaan namun keduanya sama-sama eksotis dan elegan.
Selama perjalanan kami lebih banyak tidur. Bangun-bangun kereta yang kami naiki sudah sampai di Purworejo. Pemandangan sekitar yang tadinya gelap sudah mulai terlihat. Hamparan hijau sawah memenuhi seluruh pemandangan dari jendela yang kami lihat.
Semakin lama warna hijau semakin berkurang, pertanda kereta kami memasuki area perkotaan. Tepat pukul 7 pagi kereta menurunkan kami di stasiun Lempuyangan.
Tentu saja kami belum sampai tujuan. Dari stasiun Lempuyangan kami masih harus melanjutkan perjalanan ke Solo dengan menggunakan commuterline. Ini menjadi kali pertama saya mencoba commuterline selain di Jabodetabek. Ada rasa penasaran, apakah sama ataukah banyak perbedaan?