Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Lainnya - irero

Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tak Hanya Manusia, KRL juga Butuh Beristirahat, Berobat dan Dirawat!

1 November 2024   17:59 Diperbarui: 4 November 2024   10:57 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokpri/irerosana

Bagi saya KRL (Commuter Line ) lebih dari sekadar transportasi, tapi sesuatu yang membantu saya melihat Jabodetabek dengan lebih dekat. 

Bisa dibilang hampir setiap perjalanan yang saya tempuh selalu menggunakan KRL. Alasannya sangat simple, karena mudah, murah, menghubungkan banyak titik strategis serta tepat waktu. 

Jadwal keberangkatan dan kedatangan KRL bisa diprediksi sehingga saya bisa mengira-ira waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke suatu tempat. Dengan kata lain sangat bisa diandalkan. 

Dari banyaknya keunggulan yang dihadirkan, tak heran jika banyak masyarakat memilih KRL sebagai alat transportasi. Data KAI menunjukkan, jumlah volume pengguna KRL di semester pertama tahun 2024 mencapai 156.816.151 orang. KAI juga mencatat rekor volume tertinggi terjadi pada senin 1 juli 2024 dengan jumlah pengguna sebanyak 1.137.772 orang. Sungguh jumlah angka yang tidak sedikit, bukan? 

KAI sendiri berupaya mengakomodir dengan menyiapkan jumlah armada sesuai kebutuhan. Tercatat hingga tahun 2022 KAI Commuter telah memiliki 1196 unit. Dari jumlah tersebut sebanyak 94 rangkaian disiapkan untuk melayani pengguna serta 3 rangkaian tambahan sebagai cadangan. Rangkaian KRL beroperasi mulai dari jam 04.00 WIB hingga 24.00 WIB. 

Jika dipikir-pikir, rupanya sibuk sekali KRL kita ini, lalu kapan ya istirahatnya? Nah, tulisan ini akan membawa pembaca sekalian menelusuri tempat KRL beristirahat, berobat dan dirawat yaitu depo KRL yang berlokasi di Depok. 

Depo KRL bisa dibilang sebagai tempat atau sarana untuk perawatan KRL. Di Jabodetabek sendiri ada 4 depo yang masih beroperasi yaitu Depo Manggarai, Depo Bogor, Depo Bukit Duri dan yang terbesar di antara mereka sekaligus induknya yaitu Depo Depok.

Clickompasiana berkunjung ke Depo KRL Depok

Sebuah kesempatan baik tak datang dua kali. Mungkin begitulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan langkah yang saya ambil mengikuti walking tour Clickompasiana. Kapan lagi coba bisa mengunjungi Depo KRL dengan dipandu langsung oleh kepala Deponya?

Itulah salah satu keuntungan ikut dalam sebuah komunitas. Ada kesempatan-kesempatan langka yang mungkin tak bisa dilakukan seorang diri. Seperti halnya pada senin 28 Oktober 2024 lalu saya bersama teman-teman dari Clickompasiana dan Kreatoria bisa punya kesempatan untuk mengunjungi Depo KRL Depok. 

Kami berkumpul di Stasiun Depok Lama lalu selanjutnya bersama-sama menggunakan angkot untuk menuju ke titik lokasi yang berjarak sekitar 2,7 km. Gerbong dengan tulisan "DEPO KRL DEPOK" menandakan angkot kami sudah sampai ke lokasi yang tepat. Setelah berfoto di area depan, kami berjalan kaki menuju ke aula yang sudah disiapkan. 

Area depo terlihat luas sejauh mata memandang. Beberapa pohon dan rumput memenuhi sebelah kanan jalan yang kami lalu. Area tersebut merupakan area resapan air yang luasnya kurang lebih mencapai 500 meter persegi. Beberapa KRL juga terlihat tengah parkir di sebelah kanan dari area resapan air tadi.

Kedatangan kami disambut baik oleh kepala Depo KRL Depok, Asep Saeful Permana. Setelah memberi beberapa penjelasan di aula, beliau juga mengajak kami untuk berkeliling dan melihat secara langsung proses perawatan KRL. 

melihat perawatan KRL (dokpri/irerosana)
melihat perawatan KRL (dokpri/irerosana)

Depo KRL Depok adalah yang terbesar ke 2 se Asia Tenggara. Dulunya depo ini masih menjadi yang paling besar sebelum pada akhirnya dikalahkan oleh Depo Tegalluar. Luasnya kurang lebih 26 hektar dengan panjang mencapai 1,3 km dengan lebar 200 meter. Dari luas tersebut ada area perkantoran seluas 2200 meter persegi dan gedung pemeliharaan seluas 8600 meter persegi. 

Depo ini sudah beroperasi sejak tahun 2008 jadi usianya kurang lebih sudah 16 tahun. Di tempat inilah KRL yang sehari-hari saya gunakan beristirahat alias parkir serta dilakukan perawatan dan perbaikan. 

dokpri/irerosana
dokpri/irerosana
Depo ini mampu menampung maksimal hingga 446 kereta sementara setiap harinya ia hanya menampung kurang lebih 246 kereta untuk perjalanan pagi. Sebagai tambahan informasi agar tidak salah persepsi, istilah kereta yang dimaksud oleh KAI bagi masyarakat awam adalah gerbong kereta. 

Kereta-kereta tadi dirawat oleh 20 petugas secara bergantian. Apabila ada sedikit kerusakan yang sifatnya safety terutama terkait rangka bawah maka kereta tersebut tidak boleh dijalankan. Untuk perawatan sendiri dibagi menjadi 3 kategori ; Daily, monthly check dan overhaul. 

Perawatan daily dilakukan setiap hari yaitu ketika siang atau malam hari. Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan ini kurang lebih sekitar 60 menit. Melalui perawatan ini, juga dilakukan perbaikan-perbaikan yang sifatnya ringan. 

Monthly check dilakukan secara berkala atau periodik yaitu per 1 bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan dan 12 bulanan. Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan ini kurang lebih selama 8 jam. Dalam perawtan ini dilakukan juga perbaikan yang sifatnya ringan dan sedang. 

Terakhir adalah overhaul yaitu perawatan yang sifatnya tahunan. Biasanya dilakukan setiap 2 tahun dan 4 tahunan. Berbeda dengan 2 perawatan sebelumnya, perawatan jenis ini memerlukan waktu lebih lama yaitu 1 bulan. Dalam perawatan ini dilakukan juga perbaikan -perbaikan yang sifatnya berat. 

Hal-hal yang dilakukan pada instalasi perawatan contohnya pembersihan, pergantian pelumas, pencucian AC serta pergantian roda kereta. Untuk roda sendiri dicek setiap bulan dan akan diganti jika sudah mencapai batas limit yaitu 780 mm. 

Selain area perawatan, di depo ini juga sudah dilengkapi dengan TPS limbah B3. Limbah jenis ini berasal dari pelumas kompresor dan gearbox yang diganti setiap 6 bulan sekali. Untuk 1 kompresor sendiri membutuhkan 7 liter pelumas sementara gearbox untuk 1 kereta (gerbong) membutuhkan 14 liter pelumas. 

Sebagai informasi tambahan, instalasi perawatan di Depo KRL Depok juga sudah sudah langsung terkoneksi dengan instalasi pengolahan limbah. Depo sendiri sangat berhati-hati dan memastikan bahwa limbah yang dihasilkan tidak tercecer dan ditangani dengan baik. 

Limbah pelumas yang dihasilkan akan dikumpulkan lalu dikirim ke TPS B3 dengan disertai dokumen administrasi ke unit logistik. Oleh unit logistik, limbah tersebut nantinya akan diolah, di dikirim ke perusahaan yang mengolah limbah. Nah, kurang lebih seperti itulah serba serbi mengenai perawatan KRL yang dilakukan di Depo KRL Depok. 

Jadi setelah melayani pengguna dari 93 titik stasiun, KRL juga butuh istirahat, masuk ke depo untuk dilakukan pengecekan dan perawatan. Jadi bukan hanya manusia saja yang butuh istirahat dan perawatan, ya! 

Jika KAI menganggap keselamatan pengguna sebegitu pentingnya maka kita sebagai pengguna harusnya lebih aware dengan tidak melakukan berbagai hal yang merugikan KRL seperti vandalisme, mengotori, melempari batu dan semacamnya. Mari bersama-sama saling menjaga untuk transportasi publik yang lebih baik! 

sumber : dokumentasi Clickompasiana x Kreatorian 
sumber : dokumentasi Clickompasiana x Kreatorian 

Resource tambahan : 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun