Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wujud Kebhinnekaan Itu Ada di Jakarta Pusat

25 Februari 2024   01:12 Diperbarui: 27 Februari 2024   20:02 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interior Masjid Istiqlal (dok.pri/irerosana)

Di sudut berlawanan dengan mimbar terdapat orgel, alat musik langka yang berusia 178 tahun dan dibuat oleh Jonathan Batz di Utrecht, Belanda. Kabarnya hingga hari ini orgel itu masih berfungsi dan bisa difungsikan dengan baik. Sayangnya kami tidak berkesempatan untuk mendengarkannya secara langsung.

Di depan orgel itulah para hakim yang mengadili Fahri dalam film Ayat-Ayat Cinta duduk. Yah, siapa sangka adegan di salah satu film religius paling laris di negeri ini, dibuat di sebuah gereja. Aroma toleransi lamat-lamat mulai tercium dari sini.

Interior Gereja Immanuel (dok.pri/irerosana)
Interior Gereja Immanuel (dok.pri/irerosana)

Dari gereja Immanuel kita bergeser 950 meter ke arah utara. Di sana ada gereja Katolik pertama Jakarta, Katedral. Kami menjangkaunya dengan berjalan kaki. Berbeda dengan gereja Immanuel, gereja ini bergaya Neo -Ghotic. Sudut-sudutnya mengerucut dengan 2 menara tinggi menjulang dan 1 menara yang lebih pendek di tengah-tengahnya.

Menara-menara itu menambah kesan megah dan klasik dari si gereja. Usianya sekitar 214 tahun, lebih tua 29 tahun dibanding gereja Immanuel. Sayang kami gagal melihat ke dalam karena sedang digunakan untuk acara pernikahan.

gereja Katedral (dok.pri/irerosana)
gereja Katedral (dok.pri/irerosana)

Mengobati kecewa, kami pun beranjak ke museum Katedral yang terletak di belakang sebelah kanan gereja.

Di museum itu kami kembali diajak ke masa lalu, masa ketika Pastor Peter Bonnike berlayar ke Hindia Belanda tahun 1881 dan wafat karena tenggelam di Selat Lewotobi tahun 1889.

Museum Katedral juga merekam jejak-jejak para pastor beserta benda-benda peninggalannya. Ada jubah, koper, sepeda bahkan kasur pun ada.

Bagaimana gereja Katedral dibangun dari tahun ke tahun serta riwayat para uskup dari masa ke masa juga tak lupa diabadikan.

Di tempat ini pula terdapat patung Bunda Maria berbaju kebaya dengan garuda di dada. Menurut tour guide kami Mbak Maesa, patung Bunda Maria selalu disesuaikan dengan budaya setempat. Sehingga di masing-masing negara bisa jadi berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun